Januari 2016, BKPM catat komitmen investasi senilai Rp 206 triliun
Naik 119 persen ketimbang periode sama tahun lalu sebesar Rp 94 triliun.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menngklaim nilai komitmen investasi mencapai Rp 206 triliun pada Januari 2016. Naik 119 persen ketimbang periode sama tahun lalu sebesar Rp 94 triliun.
"Jadi cukup baik atau sangat baik karena awal tahun, bisa melihat naik cukup signifikan," kata Kepala BKPM Franky Sibarani di kantornya, Jakarta, Rabu (3/1).
-
Kapan Bahlil memaparkan tentang investasi dan ekonomi? Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memaparkan realisasi investasi dan pertumbuhan ekonomi dalam acara 'Trinegah Political and Economic Outlook 2024', Jakarta, Rabu (31/1).
-
Bagaimana BRImo membantu nasabah berinvestasi? Nasabah juga kini semakin mudah berinvestasi melalui BRImo. Kini Anda dapat melakukan pembelian emas, surat berharga, dana pensiun, hingga pembukaan deposito hanya dari smartphone.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana Cak Imin membandingkan pelayanan investasi di Indonesia dengan Cina? Menurut Cak Imin, pelayanan terhadap investasi di Indonesia masih jauh dari Cina. Kata ketua umum PKB ini, di Cina telah memberikan pelayanan yang memadai."Pelayanan yang diberikan kepada investasi jauh dari Tiongkok misalnya. Mereka betul-betul pelayanan yang memadai," ujarnya.
Komitmen sebesar itu terdiri dari investasi domestik atau PMDN sebesar Rp 38 triliun, naik 261 persen. Lalu investasi asing (PMA) sebesar Rp 168 triliun, naik 101 persen.
Menurut Franky, komitmen itu menunjukkan Indonesia masih memiliki daya tarik investasi tinggi. Meskipun Indonesia mengalami perlambatan ekonomi dan dunia usaha tengah mengalami kesulitan.
"Namun investor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia terus meningkat," jelas dia.
Franky menambahkan, pendorong utama penaikan komitmen investasi adalah layanan perizinan 3 jam. Tercatat, pada Januari, sebanyak tujuh perusahaan memanfaatkan kesempatan itu untuk memproses izin investasi senilai Rp 31,8 triliun, setara 15 persen dari total komitmen investasi.
"Layanan izin 3 jam, bisa berjalan dengan lancar," katanya. "Dan kami sebetulnya mengubah kebiasaan para investor bermitra dengan siapapun. Selama ini investor ini umumnya memakai pihak ketiga kecuali perusahaan yang menggunakan di Indonesian, menggunakan SDM internalnya tapi tidak sedikit menggunakan pihak ketiga."
(mdk/yud)