Jepang berambisi kuasai industri komponen otomotif di Indonesia
50 perusahaan otomotif Jepang siap masuk,total investasi pengembangan sektor komponen itu mencapai USD 700 juta.
Perusahaan Jepang di Indonesia yang tergabung dalam The Jakarta Japan Club bertamu ke Kementerian Perindustrian. Delegasi industri Jepang yang mendatangi Kemenperin diwakili Honda, Mitsubishi, Toyota, dan JFE Steel Corporation. Pemimpin delegasi adalah Duta Besar Jepang untuk Indonesia Yoshinori Katori.
Pertemuan itu membahas kemungkinan bagi masuknya industri komponen otomotif asal Negeri Matahari Terbit itu ke Tanah Air.
-
Bagaimana cara Jepang mengelola keuangan di Indonesia? Gedung Departement of Finance dijadikan tempat untuk melakukan aktivitas keuangan sehari-hari. Gedung ini juga menjadi tempat pengelolaan keuangan dan pemutusan kebijakan ekonomi oleh Jepang.
-
Apa saja peluang investasi di Sulut yang dibeberkan Wagub Kandouw ke investor Jepang? Peluang investasi tersebut diantaranya ekspor komoditi Sulut, investasi geothermal sebagai energi terbarukan, transformasi digital pariwisata, industri perikanan serta pengembangan kapasitas SMK dalam menyiapkan tenaga kerja profesional untuk siap bekerja di sektor industri di Jepang.
-
Bagaimana perubahan di industri otomotif Indonesia pada era Jokowi? Terjadi perubahan besar dalam kepemilikan usaha di industri otomotif Indonesia. Variabelnya banyak.Menariknya, merek otomotif China mulai masuk pada 2017 lewat Wuling dan DFSK. Disusul Hyundai (Korea) pada 2021.Yang terbaru, merek China kembali masuk pada 2022-2023: Chery, Neta, Great Wall Motor (GWM), dan lain-lain. Varialebel utama antara lain krisis moneter 1998, krisis industri keuangan 2008, dan sebagainya. Variabel ini cukup mengubah potret raja otomotif Indonesia di era Jokowi:Dari pengusaha ke kelompok usaha (konglomerasi).
-
Mengapa Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi? Jokowi berharap JAPINDA dapat terus mendukung peningkatan investasi dan alih teknologi di sektor ekonomi masa depan seperti transisi energi dan juga ekonomi digital.
-
Apa yang berhasil dicapai oleh tim peneliti di Jepang? Tim peneliti di Jepang disebut telah memecahkan rekor koneksi internet tercepat di dunia. Tim yang berasal dari Institut Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (NICT) Jepang ini berhasil meningkatkan kecepatan internet serat optik sebesar 402 terabyte per detik.
-
Kapan sektor otomotif di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat? Pada tahun 2000-an, sektor otomotif di Indonesia mengalami pertumbuhan yang pesat.
Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi Budi Darmadi menyatakan, delegasi Jepang tengah melobi pemerintah untuk mengizinkan tambahan 50 perusahaan komponen membuka pabriknya di Indonesia.
"Tadi Jakarta Club yang datang dari otomotif, mereka akan bawa teman-temannya dari industri komponen, tahun lalu itu 50-an (perusahaan komponen Jepang) ke sini. Tahun ini segitu lagi kayaknya," ujar Budi di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa (22/1).
Toyota dan Daihatsu melalui Astra Internasional ingin menambah industri komponen lebih dari 35 perusahaan. Sementara Nissan memasukkan 10 mitra. Honda juga akan melakukan langkah serupa, meski jumlahnya belum ditentukan.
Total nilai investasi untuk pengembangan sektor komponen itu diperkirakan mencapai USD 700 juta. Perusahaan Jepang itu kebanyakan bekerjasama dengan industri perakitan lokal dengan fokus usaha berbeda-beda.
"Kebanyakan joint venture dengan lokal. Satu mobil itu kan ada 10.000 komponen, misalnya bikin sekrup, bumper, pegangan pintu, ada juga yang buat laker," cetusnya.
Budi mengaku tidak khawatir ambisi Jepang bakal mengganggu industri komponen lokal. Sebab, pertumbuhan sektor otomotif amat cepat. Bila tidak dibantu investasi asing seperti yang dilakukan Jepang, justru di masa mendatang komponen harus diimpor.
"Tahun lalu produksi mobil kita mencapai 1,1 juta unit, 2018 berapa coba, 2 juta. Sementara usaha yang mengisi kebutuhan komponen masih sedikit, kalau tidak kita isi nanti bisa-bisa kita harus impor, jadi kalau seperti ini produksi bernilai tambah adanya di Indonesia," paparnya.
(mdk/noe)