Jokowi diminta pertahankan wakil menteri
"Kementerian dengan tugas super berat tetap butuh wakil menteri, ini kementerian yang menjadi pokok negara."
Democratic and Justice Government (DJG) menyarankan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) untuk tak menghilangkan jabatan wakil menteri. Di sejumlah kementerian utama, keberadaan orang nomor dua itu dibutuhkan untuk membantu menteri.
"Kementerian dengan tugas super berat tetap butuh wakil menteri, ini kementerian yang menjadi pokok negara," ujar Program Director DJG Agung Djojosoekarto, Jakarta, Jumat (5/9)
-
Apa yang terjadi di Bukber Kabinet Jokowi? Bukber Kabinet Jokowi Tak Dihadiri Semua Menteri 01 & 03, Sri Mulyani: Sangat Terbatas
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang mungkin diberikan Jokowi untuk Kabinet Prabowo? Tak hanya memberikan pendapat, mantan Wali Kota Solo tersebut juga bisa memberikan usulan nama untuk kabinet mendatang.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa yang dilakukan Presiden Jokowi pada hari Jumat, 8 Desember? Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima surat kepercayaan dari 10 duta besar luar biasa dan berkuasa penuh (LBBP) negara-negara sahabat.
Adapun kementerian dimaksud adalah Kementerian Keuangan, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas. Kemudian, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
"Kalau untuk kementerian-kementerian teknis, itu tergantung kebutuhan. Mereka perlu atau tidak. Jadi tidak bisa disamaratakan," ucap dia.
Menurutnya, peran wakil menteri di kementerian tertentu tidak hanya seremonial alias mewakil menteri menghadiri sebuah acara. Tetapi juga menjadi jembatan antara menteri yang merupakan jabatan politik dengan birokrat murni.
"Wakil menteri ini menjadi buffer menteri dengan jajaran birokrasinya yang merupakan staf ahli dalam di bidang. Itu yang berinteraksi dengan lembaga politik dari tingkat DPR sampai tingkat DPRD misalnya," kata dia.
Jika pemerintahan mendatang masih melihat wakil menteri sebagai jabatan semu. Maka, wakil menteri bias diberikan tugas khusus sehingga kinerjanya bisa terukur.
"Misalnya wakil menteri ESDM diberikan tugas khusus mengawal program konversi gas, dia bertugas memastikan itu program itu berjalan hingga selesai. Jadi ada tugas yang spesifiknya. Kalau itu tidak selesai, berarti dia gagal," jelas dia.
(mdk/yud)