Jokowi: Hilirisasi untuk Tingkatkan Nilai Tambah Harus Diperkuat
Reformasi struktural juga jadi salah satu respons menghadapi berbagai tantangan global yang dihadapi berbagai negara di dunia. Jokowi ingin ada nilai tambah yang didapatkan Indonesia.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut bahwa pemerintah akan mempercepat transformasi struktural di Indonesia. Tujuannya untuk membangun mesin pertumbuhan ekonomi yang lebih solid.
Selain itu, reformasi struktural juga jadi salah satu respons menghadapi berbagai tantangan global yang dihadapi berbagai negara di dunia. Jokowi ingin ada nilai tambah yang didapatkan Indonesia.
-
Bagaimana hilirisasi mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah? Contoh tiga wilayah yang menjadi pusat industri hilirisasi SDA khususnya mineral dan logam, yaitu Sulawesi, Maluku dan Papua, serta Kalimantan, mengalami pertumbuhan ekonomi positif. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai wilayah Sulawesi yakni 6,64% (yoy), disusul Maluku dan Papua yakni 6,35% (yoy), dan Kalimantan yaitu 5,56% (yoy).
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
"Transformasi struktural terus kita pacu untuk membangun mesin pertumbuhan ekonomi yang lebih solid dan berkelanjutan. Hilirisasi industri untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi harus diperkuat," kata dia dalam Pidato Kenegaraan atas RUU APBN 2023, Selasa (16/8).
Jokowi menyebut banyak tantangan yang harus dihadapi Indonesia. Baik datang dari global maupun internal. Namun, tantangan ini tak boleh membuat Indonesia jadi bangsa pesimistis. Bahkan, Jokowi mengkaim dalam 8 tahun terakhir telah dipupuk modal penting untuk menciptakan ekosistem pembangunan yang kondusif.
"Pembangunan infrastruktur secara masif, perbaikan kualitas sumber daya manusia, serta penyederhanaan aturan berusaha dan berinvestasi merupakan upaya-upaya kunci untuk memperkuat fondasi perekonomian nasional menghadapi tantangan masa depan," paparnya.
Di samping itu, Jokowi kembali menegaskan ekonomi hijau terus didorong oleh pemerintah. Penggunaan produk dalam negeri juga harus diprioritaskan, guna mengurangi ketergantungan impor.
"Ekonomi digital juga difasilitasi agar UMKM naik kelas dan melahirkan decacorn baru kelas dunia di masa depan," ujarnya.
Keseimbangan Makro-Fiskal
Di lain, Jokowi menekankan bahwa hal lain yang perlu diperhatikan soal keseimbangan antara kebijakan makro dan kebijakan fiskal pemerintah. "Keseimbangan kebijakan makro-fiskal juga terus dijaga. Konsolidasi fiskal menjadi sangat krusial," ujar dia.
"Kesehatan APBN ditingkatkan agar adaptif dan responsif dalam jangka menengah dan panjang," tambah Jokowi.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi mewanti-wanti terhadap adanya ancaman krisis global. Namun, dia juga menegaskan soal agenda prioritas nasional skala besar tak boleh berhenti.
Ada tiga krisis yang kerap disebut Jokowi. Yakni, krisis pangan, krisis geopolitik, dan krisis keuangan. Ketiganya, dinilai perlu diwaspadai.
"Saya tegaskan kembali bahwa kita harus selalu waspada, hati-hati, dan siaga. Krisis demi krisis masih menghantui dunia. Geopolitik dunia mengancam keamanan kawasan," kata dia dalam sidang Tahunan MPR-RI, Selasa (16/8).
Reporter: Arief Rahman Hakim
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)