Aksi Jokowi dan AHY Tangkap Ikan Bersama saat Resmikan Bendungan Lolak
Pembangunan Bendungan Lolak memakan anggaran mencapai Rp 2,02 triliun.
Pembangunan Bendungan Lolak memakan anggaran mencapai Rp 2,02 triliun.
Aksi Jokowi dan AHY Tangkap Ikan Bersama saat Resmikan Bendungan Lolak
Menteri Agraria Tata Ruang (ATR) Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY melakukan tangkap ikan bersama Presiden Jokowi saat meresmikan Bendungan Lolak di Sulawesi Utara, Jumat (23/2). Momen akrab itu terekam melalui kanal youtube Sekretatiat Presiden.
Jokowi mengatakan, peresmian Bendungan Lolak memakan anggaran mencapai Rp 2,02 triliun. Kepala Negara berharap, bendungan dapat bermanfaat bagi masyarakat di provinsi tersebut.
“Bendungan Lolak ini akan sangat bermanfaat bagi Provinsi Sulawesi Utara. Baik untuk pengairan sawah tadi sudah saya sampaikan seluas 2.200 hektare bisa terairi,” kata Jokowi di lokasi, seperti dikutip dari siaran youtube Sekretariat Presiden, Jumat (23/2).
Kepala Negara menjelakan, kapasitas daya tampung Bendungan Lolak mencapai 16 juta meter kubik. Jokowi meyakini, angka tersebut merupakan jumlah yang sangat besar.
“Untuk air baku nanti penduduk di Bolaang Mongondow dan juga bisa ditarik juga ke Manado apabila ada kekurangan [air baku] di sana,” tutur presiden.
Jokowi berharap, dengan hadirnya Bendungan Lolak maka diharapkan produksi padi di pulau Bolaang Mongondow bisa meningkat.
“Sehingga jangan hanya berfikir untuk Sulawesi Utara. Di sini mungkin sudah surplus tetapi bisa di bawa ke provinsi lain yang masih defisit produksi beras karena kita harus melihat secara makro Indonesia,” saran presiden.
Mantan gubernur DKI Jakarta ini bertekad, ke depan Indonesia harus bisa menambah jumlah bendungan seperti di negara-negara maju lainnya. Sebab menurutnya, jumlah bendungan saat di Indonesia saat ini masih kurang cukup.
“Sebagai perbandingan Korea Selatan memiliki kurang lebih 20.000 (bendungan), RRT China memiliki 98.000 bendungan. Kita memiliki 292 bendungan saja. Sehingga, pemerintahan yang akan datang untuk proses pengelolaan air, energi, harus menjadi betul-betul konsentrasi karena pangan dan energi akan menjadi rebutan semua negara,” Jokowi menandasi.