Jokowi Minta Tak Ada Ego Sektoral Dalam Pengelolaan Transportasi Jabodetabek
"Paling penting dalam pengintegrasian antara sistem transportasi perkotaan dengan tata ruang itu. Kemudian kesinambungan, terkesambungan antar moda baik nantinya MRT, LRT, Transjakarta, kemudian moda-moda yang lainnya KRL, angkutan umum lainnya," sebut Jokowi.
Presiden Joko Widodo meminta kementerian, lembaga maupun pemerintah daerah menghilangkan ego sektoral dalam pengelolaan transportasi Jabodetabek. Jokowi ingin kepentingan transportasi nasional diletakkan di atas kepentingan institusi.
Ini disampaikan Jokowi dalam rapat terbatas (Ratas) Lanjutan Pembahasan Kebijakan Pengelolaan Transportasi Jabodetabek di Kantor Presiden Jakarta, Selasa (19/3). Ratas Pengelolaan Transportasi Jabodetabek sebelumnya dilaksanakan pada 8 Januari 2019.
-
Siapa yang mencobai kereta cepat Jakarta Bandung bersama Presiden Jokowi? Rabu (13/9) hari ini Raffi Ahmad berkesempatan mencobanya bersama Presiden Jokowi.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Di mana Jokowi meninjau jalan rusak? Ruas jalan pertama yang ditinjau Jokowi adalah Jalan Terusan Ryacudu Kabupaten Lampung Selatan.
-
Bagaimana kondisi jalan yang dilalui Jokowi? Mobil dinas RI 1 jenis Mercedes Benz S 600 Guard itu harus berjalan lambat dan dikabarkan sempat 'nyangkut'. Saking rusak parah, Jokowi sampai harus berganti mobil. Dari kendaraan dinas mercy ke mobil jenis jip.
-
Mengapa Presiden Jokowi hadir di acara serah terima pesawat? Acara serah terima Pesawat C-130J-30 Super Hercules untuk TNI AU.
"Tidak ada lagi yang namanya ego sektoral, ego kementerian, ego daerah. Saya kira semuanya yang ada adalah kepentingan nasional," tegas Jokowi.
Jokowi kembali mengingatkan, berdasarkan temuan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), negara mengalami kerugian sebesar Rp 65 triliun akibat kemacetan di Jabodetabek. Sementara angka kerugian yang ditemukan Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lebih besar, yakni mencapai Rp 100 triliun.
Jokowi menyebut, temuan kerugian tersebut sangat besar sehingga memerlukan penanganan pengelolaan transportasi yang cepat dan terintegrasi.
"Paling penting dalam pengintegrasian antara sistem transportasi perkotaan dengan tata ruang itu. Kemudian kesinambungan, terkesambungan antar moda baik nantinya MRT, LRT, Transjakarta, kemudian moda-moda yang lainnya KRL, angkutan umum lainnya," sebut Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo ini menegaskan, pada ratas sebelumnya dia sudah menugaskan Jusuf Kalla untuk mengoordinasikan dengan seluruh menteri dan gubernur terkait untuk melakukan percepatan, pengintegrasian sistem dan pengelolaan jaringan transportasi perkotaan maupun antar wilayah. Percepatan dan pengintegrasian sistem transportasi ini tak bisa ditunda lagi.
Baca juga:
Presiden Jokowi dan Menteri Kabinet Kerja Berdiri di Dalam MRT
Presiden & PM Singapura Surati Jokowi, Sampaikan Rasa Duka bagi Korban Banjir Sentani
FKUB Minta Peningkatan Status Hukum ke Jokowi Agar Dapat Dana dari APBN
Berdoa Jokowi Lanjutkan Pembangunan, FKUB Siap Kawal Pilpres 2019
Presiden Jokowi Dijadwalkan Resmikan MRT 24 Maret
Pimpinan FBR Berterimakasih Jokowi Masukkan Ikon Betawi di Mata Uang RI