Jonan tantang Bandara Luwuk punya layanan setara Angkasa Pura
Renovasi Bandara Luwuk diperkirakan menelan biaya mencapai Rp 20 miliar.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan menantang Bandara Syukuran Aminuddin Amir Luwuk di Sulawesi Tengah untuk meningkatkan layanan. Dia meminta bandara tersebut setara dengan bandara-bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura.
"Bandara (Luwuk) terminalnya harus diperbaiki. Kalau bisa nanti dilengkapi conveyor seperti Bandara Kalimanau," ujar Menteri Jonan kepada Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara Luwuk Yuyus Yudana saat kunjungannya, Minggu (13/9).
Selain itu, Menteri Jonan juga menyarankan terminal penumpang bandara tersebut diperluas menjadi 6.000 meter persegi dari saat ini yang hanya seluas 1.212 meter persegi. Namun, Yuyus mengaku saat ini terminal bandara tersebut hanya bisa diperluas hingga 3.500 meter persegi.
"Kita di sini terhalang bukit. Memang nanti bukit itu kita akan pangkas, tapi butuh waktu," ujar Yuyus menampik usulan Menteri Jonan untuk mengubah terminal menjadi dua lantai.
Namun, akhirnya Menteri Jonan setuju dengan rencana Yuyus yang mengusulkan untuk merenovasi lahan yang ada terlebih dahulu sambil menunggu pengerukan bukit yang berada persis di samping landasan pacu. "Ini kalau bisa selesai dalam dua tahun," tantang Jonan.
Bandara Syukuran Aminuddin Amir di Luwung, Sulawesi Tengah ini telah melayani beberapa penerbangan dari dan menuju beberapa kota di Sulawesi, seperti Makassar, Manado, Gorontalo, Palu dan bandara kecil di pulau Togean. Setiap harinya, rata-rata terdapat enam fruekensi penerbangan dan 12 movement.
Maskapai yang menggunakan layanan bandara ini antara lain Garuda Indonesia, Wings Air, Sriwijaya Air, Aviastar, dan Express Air. Lokasi bandara ini yang diapit oleh pantai dan bukit membuat perluasan bandara menjadi penghalang.
Menurut Yuyus, saat ini terminal penumpang hanya sanggup menampung 180 penumpang di ruang tunggu dan 366 penumpang di ruang keberangkatan. "Kalau nanti bisa sampai 6.000 meter persegi, bisa menampung hingga 500 penumpang di di ruang tunggu," ujar dia.
Selain renovasi terminal, Yuyus juga berencana untuk memperlebar dan memperpanjang landasan pacu bandara tersebut. Yaitu dari saat ini yang hanya sepanjang 1850 meter menjadi 2250 meter dan lebar 30 meter menjadi 45 meter. "Kami targetkan semuanya jadi dalam setahun," ujar dia memasang target lebih cepat dari yang diminta Jonan.
Rencananya, bandara tersebut akan dikondisikan agar bisa menerima pesawat besar sekelas Airbus. Saat ini bandara tersebut maksimal hanya bisa menerima pesawat Boeing 737-300. "Ini untuk mengimbangi demand penumpang yang tinggi semenjak proyek Donggi Senoro dimulai," kata dia.
Untuk biayanya, Yuyus memperkirakan akan bisa mencapai Rp 20 miliar. "Semoga saja bisa lancar pencairannya agar kita bisa cepat renovasi," kata dia.
Seperti yang diketahui, Menteri Jonan telah melakukan kunjungan untuk melihat fasilitas pelabuhan dan bandara di bawah pengelolaan Kementerian Perhubungan sejak Juli lalu. Salah satu bandara yang dipuji oleh Jonan adalah Bandara Kalimanau di Berau, Kalimantan Timur. Jonan mengatakan bahwa bandara tersebut patut menjadi contoh bandara Kelas II lain.