Jual Premium Rp 7.600/liter, pemerintah bantah cari untung
"Enggak lah, enggak kemahalan dan pemerintah tidak ambil untung," ucap Dirjen Migas ESDM Naryanto.
Pemerintahan Jokowi-Jusuf Kalla (JK) baru saja mengambil beberapa kebijakan terkait keberadaan bahan bakar minyak (BBM) subsidi di Indonesia. Paling baru, Jokowi mencabut subsidi untuk Premium dan hanya memberikan Rp 1.000/liter untuk Solar.
Meski subsidi dicabut, pemerintahan Jokowi menetapkan harga jual Premium sebesar Rp 7.600/liter. Penerapan harga ini menuai tudingan dari berbagai pihak. Indonesian Corruption Watch bahkan menuding pemerintah Jokowi-JK curang dalam menjual Premium.
Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Naryanto Wagimin membantah pernyataan ICW tersebut. Menurut Naryanto, harga Premium sebesar Rp 7.600/liter tidak kemahalan dan pemerintah tidak mengambil untung sepeserpun.
"Enggak lah, enggak kemahalan dan pemerintah tidak ambil untung," ucap Naryanto ketika ditemui di Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu (7/1).
Namun demikian, ketika ditanya mengenai rincian perhitungan pemerintah, Naryanto tidak menjawab dengan tegas. "Itu kita persentasi nanti," katanya singkat.