Kadin: Ketahanan Ekonomi Nasional Kita Rapuh
Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia, Didik Rachbini mengakui bahwa ketahanan ekonomi nasional saat ini tengah dalam keadaan rapuh. Hal ini ditandai dari beberapa indikator yang belum menunjukkan signifikan.
Ketua Lembaga Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Ekonomi (LP3E) Kadin Indonesia, Didik Rachbini mengakui bahwa ketahanan ekonomi nasional saat ini tengah dalam keadaan rapuh. Hal ini ditandai dari beberapa indikator yang belum menunjukkan signifikan.
Misalnya saja, transaksi berjalan RI saat ini dipandangnya masih di bawah. Di mana defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal-I 2019 tercatat sebesar USD 7 miliar dollar atau 2,6 persen dari produk domestik bruto (PDB). Dengan, posisi CAD yang defisit secara otomatis berdampak pada nilai tukar Rupiah.
-
Kenapa seni rupa penting? Seni rupa, sebagai salah satu cabang seni yang sangat beragam dan kaya akan ekspresi kreatif, telah memberikan sumbangan berharga dalam menggambarkan kompleksitas dunia visual.
-
Kapan Naira Mano beranjak remaja? Naomi, yang telah memasuki masa remaja pada usia 14 tahun, tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat cantik dan menawan.
-
Kapan uang koin Rp 1000 gambar kelapa sawit mulai beredar? Pada tahun 1993, Bank Indonesia mengeluarkan uang logam pecahan Rp1.000 yang menampilkan gambar kelapa sawit, mencerminkan salah satu aset pertanian utama Indonesia.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Apa yang digambarkan di koin Rp 100? Uang koin Rp100 menjadi salah satu artefak berharga bagi para kolektor dengan desainnya yang menampilkan rumah gadang, disertai dengan tulisan “Bank Indonesia” dan “Seratus Rupiah”.
"Ketahanan kita itu rapuh. Transaksi berjalan, selama di sini (bawah) jangan harap kita Rupiah baik," katanya saat ditemui di Menara Kadin, Jakarta, Rabu (7/8).
Didik mengatakan rendahnya neraca berjalan tersebut juga dikarenakan transaksi ekspor dan impor tidak seimbang. Di tambah lagi, transaksi jasa yang ada di Indonesia belum cukup menunjukkan peranan yang optimal.
"Kita tidak belajar, padahal zaman Pak Harto itu tidak ada (seperti ini) (transaksi) jasa besar tapi itu dikompensasi oleh barang eskpor dan jasa," katanya.
Kondisi ini kemudian berbalik, di mana untuk mengejar transaksi jasa pemerintah baru mulai gencar dengan menggandeng beberapa start up seperti Traveloka. Dengan dilibatkannya Traveloka pemerintah berharap dapat mendongkrak sektor jasa di bidang pariwisata.
"Tapi pemerintah sudah telat antisipasi. Misal Traveloka, diberi tugas masukkan neraca jasa, sekarang (kita) mati-matian di pariwisata," pungkasnya.
Baca juga:
Indef: Momentum Lebaran Tak Mampu Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan Melambat, Bahana Nilai Perbankan Hingga Infrastruktur Masih Menjanjikan
Listrik Padam Berpotensi Memperparah Pertumbuhan Ekonomi Kuartal III
Menteri Sri Mulyani Yakin Investasi Lebih Bertenaga di Kuartal III
Presiden Jokowi Ingin Peran Swasta Dorong Pertumbuhan Ekonomi Digenjot pada 2020