Ekonomi Makin Sulit, Warga AS Ogah Beli Udang karena Mahal
Kondisi ini pun membuat masyarakat di Negeri Paman Sam tersebut semakin selektif dalam memilih produk pangan. Termasuk membeli udang yang dianggap mahal.
Kementerian Kelautan dan Perikanan mengungkapkan ekspor produk perikanan ke Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan. Penurunan impor yang dilakukan AS tidak hanya pembelian produk dari Indonesia, melainkan hampir semua negara.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Budi Sulistiyo menjelaskan salah satu penyebab utamanya karena suku bunga yang tinggi di AS. Kondisi ini pun membuat masyarakat di Negeri Paman Sam tersebut semakin selektif dalam memilih produk pangan. Termasuk membeli udang yang dianggap memiliki harga relatif tinggi.
"Salah satunya disebabkan suku bunga di AS dan masyarakat semakin selektif memilih produk pangan termasuk udang yang memiliki harga relatif tinggi," kata Budi dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (2/9).
Budi menerangkan pengenaan bea masuk anti dumping (AD) sebesar 6,3 persen terhadap udang beku Indonesia berdampak signifikan pada eksportir Tanah Air. Menurutnya pengenaan tarif ini memberikan efek psikologis dan ekonomi yang cukup besar. Terutama karena AS masih merupakan pasar utama bagi ekspor udang Indonesia.
"Jadi pemerintah AS juga melakukan satu kebetulan terjadi pada saat ini juga berbarengan bahwa dalam laporan sementara 6,3 persen (bea masuk AD) itu kebijakan mereka langsung diterapkan untuk dibayarkan terlebih dahulu dibebankan pada eskportir sebesar 6,3 persen tadi," terang Budi.
Eksportir Udang Babak Belur
Selain itu, kebijakan bea masuk anti dumping sementara ini mengakibatkan perubahan sistem pengiriman barang dari Cost, Insurance, and Freight (CIF) menjadi Delivered Duty Paid (DDP). Perubahan ini memaksa eksportir Indonesia untuk menanggung seluruh biaya pengiriman barang, termasuk biaya anti dumping, hingga barang tiba di tujuan.
"Sehingga menjadi beban eskportir Indonesia karena eksportir menanggung seluruh biasa pengiriman barang sampai ke tempat tujuan termasuk biaya anti dumping," papar Budi.
Perlu diketahui, ekspor produk perikanan Indonesia ke AS menyumbang 8,2 persen dari total nilai ekspor non-migas, dengan udang menyumbang 4,8 persen dari angka tersebut.
Pada tahun 2023, ekspor udang Indonesia ke AS mencapai USD1,1 miliar, yang merupakan 58,1 persen dari total ekspor Indonesia ke AS dan 64,3 persen dari total ekspor udang Indonesia ke seluruh dunia.
"Artinya, hubungan dagang udang ini sangat besar dengan AS," pungkasnya.