Kejar posisi 5 besar, BTN matangkan ekspansi anorganik
Langkah ekspansi anorganik menjadi strategi Bank BTN terus mengembangkan bisnisnya dalam mengejar posisi ke-5 sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia.
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk terus mematangkan rencana ekspansi anorganik perseroan. Langkah ekspansi anorganik tersebut digelar selain untuk menambah produk dan layanan, juga untuk mendukung pertumbuhan bisnis organik perseroan yang terus mencatatkan kinerja positif. Aksi ini juga menjadi upaya Bank BTN untuk mengejar posisi 5 teratas sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia.
Managing Director Finance & Treasury Bank BTN Iman Nugroho Soeko mengatakan selain menargetkan masuk menjadi bank dengan posisi aset terbesar ke-5 di Indonesia, dalam rancangan jangka panjang atau hingga 2025, perseroan membidik posisi Global Playership. Di posisi tersebut, Bank BTN ditargetkan menjadi entitas dengan bisnis yang menggarap hingga ke lingkup global, seiring dengan peningkatan permodalan sesuai persyaratan Bank Indonesia (BI).
Untuk mencapai posisi tersebut, lanjut Iman, Bank BTN terus melakukan peningkatan serta pengembangan produk dan layanan. "Adanya ekspansi anorganik ini juga akan meningkatkan bisnis kami terutama dari segi produk dan layanan. Sehingga dalam jangka panjang, Bank BTN dapat melayani nasabah tidak hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara tetangga," jelas Iman dalam Public Expose Bank BTN di Jakarta, Selasa (8/8).
Adapun, pada tahun ini, emiten bersandi saham BBTN tersebut memiliki beberapa rancangan ekspansi anorganik. Sebelum menutup 2017, BBTN berencana akan membentuk perusahaan patungan di bidang asuransi.
Managing Director Strategic, Compliance, & Risk Bank BTN Mahelan Prabantarikso menjelaskan pembentukan perusahaan manajemen investasi dan multifinance pun masih terus digodok perseroan. Begitu pula, tambahnya, terkait rencana pembentukan anak usaha di bidang asuransi umum masuk dalam daftar rancangan ekspansi BBTN. “Rencana ekspansi ini juga menjadi strategi kami untuk meningkatkan aset dan menjadi bank dengan aset terbesar kelima di Indonesia,” papar Mahelan.
Sementara itu, dari sisi bisnis organik, tahun ini Bank BTN juga menetapkan beberapa strategi. Di antaranya yakni penguatan bisnis inti di bidang perumahan, peningkatan low cost dan sustainable funding dengan membidik segmen emerging affluent. Pada 2017, Bank BTN pun terus meningkatkan fee based income, serta membangun dan memperkuat infrastruktur digital banking, sentralisasi operasi, dan otomatisasi proses. Mahelan menyebut perseroan juga berfokus memperkuat Good Corporate Governance dan manajemen risiko yang komprehensif.
Adapun, sepanjang paruh pertama tahun ini, Bank BTN terus mencatatkan kinerja positif. Pada semester I/2017, Bank BTN telah menyalurkan kredit dan pembiayaan senilai Rp177,4 triliun atau naik 18,81 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp 149,31 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Managing Director Commercial Lending Bank BTN Oni Febriarto R. memaparkan pada paruh pertama tahun ini, pertumbuhan kredit dan pembiayaan Bank BTN masih ditopang peningkatan kredit perumahan. Jenis kredit yang menempati 90,04 persen dari total pinjaman perseroan tersebut naik 17,68 persen yoy dari Rp135,74 triliun pada Juni 2016 menjadi Rp159,73 triliun di bulan yang sama tahun ini. Di sisi lain, pada kuartal II/2017, Bank BTN pun telah menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp159,12 triliun atau naik 18,26 persen yoy dari posisi Rp134,55 triliun.
Unit Usaha Syariah (UUS) Bank BTN juga mencatatkan kinerja positif sejalan dengan Bank BTN konvensional. Per kuartal II/2017, UUS Bank BTN telah menyalurkan pembiayaan senilai Rp15,82 triliun atau tumbuh 27,15 persen yoy dari Rp12,44 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Penghimpunan DPK BTN Syariah pun tercatat naik 20,34 persen yoy dari Rp12,99 triliun menjadi Rp15,63 triliun pada Juni 2017.
Dengan catatan positif tersebut, aset UUS Bank BTN tumbuh 22,33 persen yoy menjadi Rp19,33 triliun pada Juni 2017 dari Rp15,8 triliun di bulan yang sama tahun lalu. Laba bersih unit syariah ini juga melesat 30,03 persen yoy dari Rp151,3 miliar pada Juni 2016 menjadi Rp196,72 miliar di bulan yang sama tahun ini.
Oni menjelaskan kinerja penyaluran kredit dan penghimpunan simpanan tersebut pun menyumbang pertumbuhan pendapatan bunga bersih BBTN yang naik 14,13 persen yoy menjadi Rp4,2 triliun per Juni 2017. Kenaikan pendapatan bunga bersih juga turut menopang peningkatan laba bersih BBTN. Laba bersih bank yang berfokus di sektor perumahan ini melaju sesuai target di level 21,95 persen yoy menjadi Rp1,27 triliun per Juni 2017 atau naik dari Rp1,04 triliun di bulan yang sama tahun lalu. Catatan pertumbuhan kredit juga mengerek naik posisi aset Bank BTN menjadi senilai Rp224,06 triliun pada Juni 2017 atau tumbuh 18,23 persen yoy dari Rp189,51 triliun.
Terus dukung Program Sejuta Rumah
Oni melanjutkan, sejak pertama kali Program Satu Juta Rumah diluncurkan hingga saat ini, Bank BTN juga terus berkomitmen menjadi integrator utama program nasional tersebut. Pada tahun ini, Bank BTN membidik akan memberikan dukungan pembiayaan perumahan untuk 666.000 unit rumah dalam rangka menyukseskan Program Satu Juta Rumah. Hingga Juni 2017, kata Oni, Bank BTN telah memberikan dukungan pembiayaan perumahan untuk 370.173 unit rumah atau senilai Rp39,01 triliun. Realisasi tersebut, ucapnya, telah mencapai 50 persen lebih dari target yang ditetapkan Bank BTN.
Adapun, Bank BTN juga telah menggelar berbagai langkah sebagai wujud dukungan atas kesuksesan implementasi Program Satu Juta Rumah. Dukungan yang diberikan tidak hanya berupa penyaluran KPR tapi juga memperkuat sumber pembiayaan, mendorong keterjangkauan, mendorong sisi ketersediaan rumah, serta bersinergi dengan stakeholder perumahan.