Kemendag: Cabe merah jadi penyumbang tertinggi inflasi Oktober
Angka inflasi terhitung sejak Januari hingga Oktober 2013 mencapai 7,66 persen.
Kementerian Perdagangan mencatat komoditas cabe merah sebagai penyumbang inflasi atau kenaikan harga terbesar bulan Oktober. Cabe berkontribusi sebesar 0,18 persen terhadap inflasi.
Wakil Menteri Perdagangan, Bayu Krishnamurti, menyatakan angka inflasi terhitung sejak Januari hingga Oktober 2013 mencapai 7,66 persen. Sementara, perhitungan inflasi month of month (mom) dari bulan lalu sebesar 0,09 persen dan untuk year of year (yoy) dari tahun lalu sebesar 8,32 persen.
-
Apa itu inflasi? Sekadar informasi, inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa, yang berdampak pada biaya hidup.
-
Kapan inflasi terjadi? Inflasi terjadi ketika harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan yang terus-menerus dalam suatu periode waktu tertentu hingga mengurangi daya beli uang.
-
Apa yang Kemendagri minta kepada kepala daerah yang memiliki inflasi tinggi? Pelaksana Tugas (Plt.) Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Tomsi Tohir meminta kepala daerah dengan inflasi tinggi agar mengevaluasi sejumlah upaya pengendalian yang telah dilakukan. Upaya pengendalian harus berdampak dan tak hanya bersifat seremonial.
-
Bagaimana cara Kemendagri membantu daerah dalam mengendalikan inflasi? Tomsi menjelaskan, salah satu upaya pengendalian inflasi yang dapat dilakukan adalah berkoordinasi dengan daerah penghasil komoditas untuk memenuhi kebutuhan pasokan. Koordinasi ini merupakan bagian dari agenda perencanaan pemenuhan. Ini berbeda dengan upaya inspeksi mendadak ke pasar yang bertujuan untuk mengumpulkan data dan memahami permasalahan lokal.
-
Apa saja penyebab utama inflasi? Salah satu penyebab utama inflasi adalah ketika permintaan barang dan jasa melebihi penawarannya. Jika banyak orang berusaha membeli produk atau menggunakan jasa yang terbatas, hal ini dapat menyebabkan kenaikan harga.
-
Di mana rapat koordinasi pengendalian inflasi daerah Kemendagri diselenggarakan? Dia menyebutkan sejumlah daerah yang inflasinya masih terbilang tinggi. Di tingkat provinsi, daerah itu yakni Gorontalo, Papua Tengah, Sulawesi Utara, Bali, Riau, Sumatera Utara, Jambi, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Papua Barat. Di tingkat kabupaten, yakni Minahasa Selatan, Minahasa Utara, Tolitoli, Nabire, Kerinci, Kampar, Gorontalo, Labuhanbatu, Pasaman Barat, dan Lampung Timur. Sementara di tingkat kota, yaitu Padangsidimpuan, Kotamobagu, Sibolga, Denpasar, Gunungsitoli, Pematangsiantar, Medan, Bukttinggi, Dumai, dan Bengkulu.
"Angka ini relatif seperti yang diharapkan karena dapat mengurangi tekanan inflasi selama 1 tahun," ujarnya dalam konferensi pers laporan perkembangan neraca perdagangan dan ekspor impor kuartal III di kantornya, Jakarta, Rabu (6/11).
Selain itu, beberapa komoditas lain yang turut menyumbang angka inflasi adalah makanan jadi, rokok dan tembakau. "Sumbangsihnya mencapai 0,10 persen," ungkap Bayu.
Bayu mengungkapkan faktor penghambat inflasi bulan lalu ialah komoditas bahan makanan dan minuman yang mengalami deflasi. "Yang justru menggembirakan, bahan pangan justru deflasi sebesar 0,5 persen," terang Bayu.
Deflasi terjadi lantaran industri makanan menggunakan bahan pangan yang beberapa bulan sebelumnya sudah naik. "Selain itu, ada strategi dari pedagang pada bulan Ramadan dan Lebaran ada yang mencoba menjaga kenaikan harga," pungkas dia.