Kemenhub: Angkutan logistik Indonesia masih tertinggal dari Malaysia
Indonesia menduduki posisi 53 versi Logistic Performance Index (LPI).
Kementerian Perhubungan menyatakan angkutan logistik dalam negeri masih tertinggal dibandingkan negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Indonesia menduduki posisi 53 versi Logistic Performance Index (LPI).
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kemenhub, Elly Sinaga mengatakan angkutan logistik Indonesia tertinggal dari Malaysia, Vietnam dan Thailand. Sehingga, biaya logistik dalam negeri masih tinggi dan belum efisien.
-
Apa yang di ekspor oleh Kementan? Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin melepas ekspor komoditas pertanian ke 176 negara dengan nilai transaksi sebesar 12,45 triliun.
-
Bagaimana cara jalan tol membantu menekan biaya logistik? Jokowi menilai, pembangunan jalan tol dapat menciptakan titik-titik pertumbuhan ekonomi baru selain di Jakarta atau pulau Jawa. Sehingga, biaya logistik dapat lebih murah.
-
Apa yang dikampanyekan Kementerian Perhubungan? Kemenhub kampanyekan keselamatan pelayaran kepada masyarakat. Indonesia selain negara maritim, juga merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki lalu lintas pelayaran yang sangat padat dan ramai dan keselamatan pelayaran menjadi isu penting.
-
Kapan Kementan melakukan ekspor komoditas pertanian? Berdasarkan data BPS, Wapres menyebut volume nilai ekspor hingga Juni 2023 mencapai 21,2 juta ton.
-
Siapa yang menyatakan bahwa biaya distribusi logistik Pemilu di Papua mencapai Rp150 juta per TPS? Demikian diungkap Ketua KPU Papua Steve Dumbon.
-
Mengapa biaya distribusi logistik Pemilu di Papua sangat tinggi? Hal tersebut disebabkan sejumlah faktor. Seperti, sarana transportasi khusus, misalnya, sewa pesawat atau perahu motor yang dilanjutkan dengan berjalan kaki.
"Kita duduk peringkat ke-53, angka ini masih di bawah Vietnam, Thailand dan Malaysia," ujar dia di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (30/11).
Dari hasil analisa Balitbang, ada tiga faktor yang menyebabkan sistem angkutan logistik dalam negeri tertinggal dari negara tetangga lainnya, yakni customs (Kepabeanan), infrastruktur dan shipment.
"Kelemahan tersebut seperti kualitas infrastruktur pelabuhan yang belum memadai seluruhnya, belum adanya angkutan transportasi yang terkoneksi dengan baik, sistem teknologi di bidang logistik nasional belum terbangun dengan baik, persoalan izin, hingga aktivitas bongkar muat belum efisien," jelas dia.
Balitbang memandang pentingnya konsep single operator, single document dan single tarif untuk meningkatkan kualitas sistem logistik nasional. Salah satu cara dengan mengurai persoalan logistik.
Untuk itu, Balitbang Kemenhub meminta masyarakat untuk menyumbang ide dan solusi mengawasi persoalan logistik nasional.
"Kami memberikan kesempatan masukan di sektor transportasi di daerah masing-masing," pungkas dia.
Baca juga:
Biaya logistik di Indonesia dinilai paling tinggi se-ASEAN
Darmin akui percepatan pembangunan infrastruktur tak sesuai harapan
Tol laut diklaim pangkas 30 persen harga barang daerah terpencil
Biaya logistik paling mahal sedunia, RI butuh inovasi infrastruktur
Pertamina nilai penurunan harga Solar lebih bermanfaat bagi rakyat