Sektor Logistik Indonesia di Tahun 2025, Peluang Besar di Tengah Tantangan Global
Yukki optimis belanja pemerintah akan menjadi penggerak utama dalam menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi.
Sektor logistik Indonesia memiliki peluang untuk tetap tumbuh tahun 2025, meski menghadapi tantangan besar baik dari domestik maupun global. Dengan strategi yang tepat dan pemanfaatan peluang secara optimal, potensi tersebut bisa menjadi kenyataan.
Ketua Dewan Penasihat Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI/ILFA), yang juga menjabat sebagai Ketua Regional Asia Pasifik (RAP) International Federation of Freight Forwarders Association (FIATA), Yukki Nugrahawan Hanafi, menyampaikan pandangan optimis namun realistis terhadap prospek sektor logistik.
Menurutnya, meskipun tantangan perekonomian eksternal dan domestik dapat memberikan tekanan terhadap laju pertumbuhan, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap berada di kisaran 5-5,1 persen.
Tantangan pada tahun 2025 terutama akan berkisar pada daya beli domestik. Risiko ini muncul dari berbagai kebijakan yang diterapkan pada akhir tahun ini, seperti kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen dan Upah Minimum Provinsi (UMP) sebesar 6,5 persen.
Namun, Yukki optimis belanja pemerintah akan menjadi penggerak utama dalam menjaga tingkat pertumbuhan ekonomi sesuai dengan asumsi yang telah ditetapkan.
"Kami optimis bahwa belanja pemerintah bisa menjadi pendorong utama bagi perekonomian nasional untuk menjaga tingkat pertumbuhan sesuai asumsi," kata Yukki dalam keterangannya dikutip, Jumat (27/12).
Ia juga mengidentifikasi tiga faktor utama yang akan memengaruhi perekonomian global dan domestik di tahun mendatang. Pertama, dampak perang dagang yang semakin memanas akibat kebijakan proteksionis Amerika Serikat (AS), seperti kenaikan tarif impor yang diterapkan pemerintahan baru Donald Trump.
Kedua, kebijakan pemangkasan suku bunga oleh The Fed yang tidak sesuai ekspektasi pasar. Ketiga, meningkatnya ketegangan geopolitik di Timur Tengah, yang berpotensi mengganggu rantai pasokan global dan mempengaruhi harga komoditas.
Peluang Besar Indonesia
Di tengah tantangan tersebut, Yukki melihat peluang besar bagi Indonesia, khususnya di kawasan ASEAN yang semakin dilirik sebagai pusat produksi dan logistik alternatif. Sebagai ekonomi terbesar di ASEAN, Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam peta ekonomi global.
"Indonesia sebagai ekonomi terbesar di ASEAN memiliki peluang besar. Ketika dunia melihat ASEAN sebagai pusat ekonomi baru, kita harus memanfaatkan peluang ini dengan sebaik-baiknya, lanjut Yukki," tegasnya.
Yukki juga mendorong perusahaan logistik nasional untuk tetap optimis dan proaktif dalam meraih peluang. Menurutnya, situasi global seperti perang dagang dan isu geopolitik dapat membuka jalan bagi perusahaan logistik Indonesia untuk memperbesar pangsa pasar mereka.
"Perang dagang akan mendorong investasi asing di Indonesia, meningkatkan produksi nasional, dan akan mendorong pertumbuhan volume ekspo," jelas Yukki.
Ia menambahkan bahwa investor asing, termasuk dari China, mulai melirik Indonesia sebagai basis produksi untuk menghindari tarif tinggi dari AS.
"Perusahaan-perusahaan ini dapat mendirikan pabrik di Indonesia dan tetap mengekspor produk ke AS tanpa menghadapi tarif tinggi yang berlaku jika mereka mengekspor langsung dari China," paparnya.
Ini adalah peluang besar bagi Indonesia untuk menarik lebih banyak investasi asing sekaligus mendorong pertumbuhan sektor logistik nasional
Dengan meningkatnya permintaan terhadap produk alternatif dari Indonesia, volume ekspor diperkirakan akan melonjak signifikan. Kondisi ini tidak hanya menguntungkan pelaku usaha logistik nasional, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam rantai pasokan global.
"Permintaan yang lebih besar terhadap produk Indonesia dapat meningkatkan volume ekspor kita secara signifikan, yang tentu saja akan menguntungkan pelaku usaha logistik nasional," tutup Yukki.