Kemenperin target 12.000 produk lokal masuk e-commerce
Direktur IKM LMEA Kementerian Perindustrian, Endang Suwartini mengatakan, program e-Smart IKM sudah dimulai dari 27 Januari 2017. Sejak saat itu, tercatat ada 2630 peserta dengan transaksi Rp 600 juta.
Kementerian Perindustrian menargetkan sebanyak 4.000 pelaku usaha skala industri kecil dan menengah (IKM) menjadi peserta e-Smart IKM. Dari jumlah tersebut, diharapkan ada 12.000 produk bisa dipromosikan melalui e-commerce.
Direktur IKM LMEA Kementerian Perindustrian, Endang Suwartini mengatakan, program e-Smart IKM sudah dimulai dari 27 Januari 2017. Sejak saat itu, tercatat ada 2630 peserta dengan transaksi Rp 600 juta.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Bagaimana cara Kepala LKPP mendorong UMKK untuk berkontribusi dalam ekonomi Indonesia? Salah satunya dengan memasukan produknya di Katalog Elektronik. Sebagai marketplace terbesar yag dimiliki pemerintah, dengan memasukan produk dalam Katalog Elektronik, maka produk UMKK tersebut akan dilihat oleh 83 Kementerian/Lembaga dan lebih dari 500 Pemerintah Daerah.
-
Di mana saja Disperindagkop UKM Paser meninjau pengerjaan pasar? Peninjauan dimulai di Pasar Kapitan Wasel Desa Tepian Batang, Kecamatan Tanah Grogot; kemudian pasar Keresik Bura dan terakhir pasar rakyat Desa Petangis, Kecamatan Batu Engau.
-
Kapan Disperindagkop UKM Paser meninjau pengerjaan pasar? Seperti yang dilakukan pada Selasa (14/11/2023).
"Peserta workshop ini akan mendapatkan keuntungan karena pelatihan ini bermanfaat untuk pengembangan usaha," jelas Endang di All Stay Hotel Semarang, Rabu (4/7).
"Pelatihan ini memang menyasar produk lokal, karena tujuannya meningkatkan pangsa produk lokal. Agar kita tidak tergantung barang impor," tegasnya.
Materi pelatihan yang diberikan antara lain strategi pemasaran, pembukuan, dan pengembangan produk. Menurut Endang, dengan keikutsertaan pelaku IKM dalam e-Smart akan memudahkan pembinaan yang dilakukan pemerintah.
"Kan ada pendataan, cluster usaha. Kebutuhan apa, solusi bagaimana, mesin yang apa, akan teridentifikasi sehingga masalah usaha tertanggulangi," ujarnya.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah, Arif Sambodo mengatakan, pemerintah mencoba membuka ruang promosi untuk pelaku usaha. Harapannya, satu dari persoalan industri, yakni pemasaran, bisa teratasi. "Persoalan lain adalah modal, skill dan ketersediaan tenaga kerja, proses produksi, dan pasar atau pemasaran," paparnya.
Meski begitu, Arif menilai masalah pengembangan industri kecil saat ini sudah teratasi. Sebabnya, untuk permodalan sudah ada pinjaman lunak dan CSR perusahaan. Sementara tenaga kerja, banyak pelatihan dan produksi, ada mesin tepat guna.
"Tapi yang terpenting adalah hasil produksi dari IKM ini harus memenuhi standarisasi. Kita terus melakukan pendampingan untuk itu, setidaknya setiap tahun ada lima yang mengurus SNI," paparnya.
(mdk/idr)