Kisah Rizal Ramli tekan pejabat & terbitnya wajib belajar 9 tahun
Rizal Ramli adalah satu tokoh di balik aturan wajib belajar 9 tahun.
Indonesia sudah menerapkan sistem pendidikan wajib belajar 9 tahun. Sistem ini untuk meningkatkan taraf pendidikan anak-anak di seluruh Indonesia.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Rizal Ramli merupakan salah satu pencetus program yang diluncurkan pada masa pemerintahan Orde Baru tersebut. Rizal bercerita, pada saat masih berstatus mahasiswa di Institut Teknologi Bandung (ITB), dunia pendidikan menjadi perhatiannya.
-
Dimana Rizal Ramli menimba ilmu di luar negeri? Setelah mendapatkan beasiswa, Rizal mencoba mendaftar di Boston University dan diterima di jurusan Ekonomi namun menjadi mahasiswa percobaan selama enam bulan di sana di tahun 1980.
-
Apa makna dari peringatan Hari Pendidikan Nasional? Dalam rangka Hari Pendidikan Nasional ini, mari kita sematkan pesan inspiratif yang dapat memotivasi seluruh elemen masyarakat untuk lebih menghargai dan memajukan dunia pendidikan di Indonesia. Karena melalui pendidikan, kita menanam benih-benih masa depan yang lebih cerah bagi generasi penerus bangsa.
-
Mengapa Rizal Ramli dijuluki "Rajawali Ngepret"? Masyarakat Indonesia pasti mengenal Rizal Ramli sebagai Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya. Namun, banyak juga yang mengenal Rizal Ramli sebagai sosok yang kritis terhadap sesuatu yang dianggapnya tidak berpihak pada kepentingan bangsa dan negara, sehingga dia mendapat julukan baru "Rajawali Ngepret".
-
Kapan Hari Pendidikan Nasional dirayakan? Bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional setiap tanggal 2 Mei.
-
Kapan Hari Pendidikan Nasional diperingati? Hari Pendidikan Nasional, yang diperingati setiap tanggal 2 Mei, bukan sekadar momen untuk mengenang jasa Ki Hajar Dewantara dan para pahlawan pendidikan lainnya, melainkan juga kesempatan untuk membangkitkan semangat belajar dan mengajar yang berkelanjutan.
Saat itu, Rizal mengaku sempat menjejakkan kaki di Jepang. Di negeri matahari terbit itu, Rizal terkagum-kagum dengan kemajuan negara tersebut. Padahal, wilayah Jepang sebagian besar terdiri dari bebatuan dan tidak subur.
"Saya keliling Jepang, saya kagum, karena dua per tiga tanahnya batu-batuan, tapi bisa kasih makan penduduknya. Kenapa Jepang lebih maju dari kita?" kata Rizal di kantornya, Kompleks Gedung BPPT, Jakarta, Senin (2/5).
Pulang ke Indonesia, Rizal kemudian melakukan perjalanan menyusuri wilayah-wilayah miskin di Indonesia bersama beberapa kawan. Pesisir pantai, mulai dari Pantai Utara Jawa hingga Lombok menjadi sasaran perjalanan Rizal bersama teman-temannya. Bukan tanpa alasan, pesisir pantai menjadi tujuan perjalanan Rizal saat itu lantaran taraf ekonomi masyarakat pesisir yang mayoritas miskin.
Tiba di Tegal, Jawa Tengah, Rizal bertemu dengan seorang anak usia 9 tahun bernama Sukri. Bocah tersebut didapati Rizal tidak bersekolah karena tidak memiliki biaya. Kondisi anak nelayan tersebut mendorong Rizal mencari solusi agar anak-anak nelayan miskin tetap bisa bersekolah.
"Di Tegal, ada seorang anak, saya ingat betul namanya Sukri, 9 tahun, yang tidak sekolah karena tidak mampu biaya. Melaut pun hasilnya sedikit. Kita di laut terkena dingin kena angin, tapi hasil ikannya sedikit. Ini yang membuat banyak anak nelayan tidak bisa sekolah," kata Rizal.
Rizal bersama teman-temannya saat itu lantas berinisiatif merancang sebuah agenda yang bisa menekan pemerintah saat itu untuk bisa menyelesaikan masalah pendidikan di Indonesia.
"Saya pimpinan mahasiswa di ITB, waktu itu ada 7 juta anak tidak bisa sekolah. Kemudian kami tekan para pejabat. Kami buat acara, kami undang penyair WS Rendra untuk datang ke ITB, kemudian menghasilkan puisi yang terkenal Sebatang Lisong. Kami undang sutradara terkenal Sjumanjaya, yang kemudian melahirkan film Yang Muda Yang Bercinta," papar Rizal.
Tekanan dari para mahasiswa itu pun membuahkan hasil. Pemerintah kemudian mengeluarkan Undang-Undang (UU) terkait wajib belajar 9 tahun.
"Akibat pressure ini, pemerintah akhirnya mengadopsi UU wajib belajar 9 tahun sehingga anak usia sekolah bisa masuk SD (sekolah dasar). Tapi tidak cukup sampai di situ, butuh gratis sekolah karena anak nelayan sangat miskin," tutup Rizal.
Baca juga:
Menko Rizal: Semua nelayan RI dapat asuransi dan beasiswa
Kenang kejayaan maritim, Menko Rizal resmikan kapal majapahit
Terlanjur bayar, uang visa turis asing dikembalikan pemerintah
Harga avtur mahal, maskapai asing dinilai ogah transit di Indonesia
Rizal Ramli buka-bukaan soal kontroversi bebas visa bagi 169 negara
Sidak ke bandara, Menko Rizal temukan wisman dipungut biaya visa
Kebijakan bebas visa, Rizal Ramli cek bandara Soekarno-Hatta