Kredit perumahan masih jadi raja bisnis BTN
13,88 persen kredit disalurkan untuk pembiayaan kredit non perumahan.
Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) mencatatkan penyaluran kredit mencapai Rp 96,539 triliun atau tumbuh sebesar 26 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2012 yang mencapai Rp 76,566 triliun. Perseroan memprediksi, pertumbuhan kredit akan berada pada kisaran 20-25 persen sampai dengan akhir 2013.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan, bisnis inti penyaluran kredit BRN masih dominan kredit perumahan. "Porsi pembiayaan pada kredit perumahan masih mendominasi dengan share 86,12 persen dari total kredit yang disalurkan Perseroan selama Triwulan III/2013 yang mencapai Rp 83,138 triliun," ujar dia saat pemaparan Kinerja Bank BTN Triwulan III/2013, di Menara BTN, Jakarta, Senin (28/10).
-
Apa yang BSI rencanakan terkait UUS BTN? Corporate Secretary PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Gunawan A. Hartoyo mengungkapkan bahwa perseroan masih terus mengkaji dan belum mengambil keputusan apapun terkait rencana aksi korporasi yg melibatkan Unit Usaha Syariah (UUS) BTN.
-
Kapan BBNKB dikenakan? BBNKB berlaku bila seseorang melakukan transaksi jual beli mobil bekas dan akan dikenakan biaya balik nama sehingga kendaraan tersebut memiliki nama sesuai dengan pemilik atau pembelinya.
-
Apa yang dilakukan BNI untuk mendukung transformasi BUMN? BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp97.9 triliun di September 2023 kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Kredit tersebut tumbuh sebesar Rp6.3 Triliun secara year to date dari Rp91.6 Triliun di Desember 2022.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Mengapa Museum BNPT dibangun? Museum ini bertujuan untuk menceritakan perjalanan dan sejarah terorisme di Indonesia.
-
Kenapa TNI memberi kejutan di HUT Bhayangkara? Para prajurit TNI dan anggota Polisi lain pun hanya bisa tertawa terbahak-bahak melihat aksi harmonis antara TNI dan Polri di tengah perayaan HUT Bhayangkara ke-78 tersebut.
Sementara sisanya yang sebesar 13,88 persen atau sebesar Rp 13,401 triliun disalurkan untuk pembiayaan kredit non perumahan.
"Kami terus mendukung pada program Pemerintah dalam bidang perumahan melalui skim Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Kami telah memberikan kontribusi secara nasional yang cukup tinggi dengan rata-rata share di atas 95 untuk Masyarakat Berpenghasil Rendah (MBR)," jelasnya
Kebijakan pemberian batas kredit uang muka yang ditetapkan Bank Indonesia Oktober 2012 diakuinya tidak mengganggu kucuran kredit perseroan. "Kita dapat banyak pahala, letak pahalanya kita kucurkan 95 persen market share untuk MBR," ungkap dia.
"Secara bisnis tidak ada masalah dengan penyaluran kredit, karena LTV menjamin stabilitas harga rumah khususnya untuk masyarakat menengah bawah," tutupnya.