Mantan Pemain Timnas Indonesia Banting Setir Jadi Pembudidaya Ikan, Ajak Masyarakat Sukses Bersama
Mantan Pemain Timnas Indonesia Banting Setir Jadi Pembudidaya Ikan, Ajak Masyarakat Sukses Bersama
Perjalanan Arif dimulai di tengah pandemi yang mengubah banyak aspek kehidupannya. Dia tidak dapat melanjutkan hobi bermain bola akibat terhentinya liga, hingga akhirnya Arif memutuskan untuk mengeksplorasi dunia perikanan.
Mantan Pemain Timnas Indonesia Banting Setir Jadi Pembudidaya Ikan, Ajak Masyarakat Sukses Bersama
Mantan Pemain Timnas Indonesia Banting Setir Jadi Pembudidaya Ikan, Ajak Masyarakat Sukses Bersama
- Eks Pemain Indonesia yang Pernah Kalahkan Jepang Beri Bocoran Agar Timnas Menang
- Suasana Ruang Ganti Pemain Timnas Indonesia Diungkap Sang Manajer, Penuh Kehangatan dan Makin Kompak
- Disambut Meriah, Intip Momen Pemain Timnas Indonesia Ragnar Oratmangoen Pulang Kampung ke Maluku
- Deretan Pemain Timnas Indonesia yang Menikah Muda, Terbaru Pratama Arhan
Habib Arif Fadhila, mantan pemain Timnas Indonesia U-16 memutuskan untuk banting setir dari dunia sepak bola ke dunia budidaya ikan.
Dikutip dari unggahan Youtube Cap Capung pada 29 Oktober 2022, perjalanan Arif dimulai di tengah pandemi yang mengubah banyak aspek kehidupannya. Dia tidak dapat melanjutkan hobi bermain bola akibat terhentinya liga, hingga akhirnya Arif memutuskan untuk mengeksplorasi dunia perikanan.
"Saya mencoba untuk berinovasi, terjun di dunia perikanan karena menurut saya itu bukan kebutuhan konsumtif, tapi kebutuhan pokok," ujar Arif.
Meskipun awalnya banyak yang mempertanyakan keputusannya beralih profesi dari bermain bola menjadi petani ikan, Arif tetap teguh dengan prinsipnya. Baginya, mencari rezeki adalah hal yang sama, tidak peduli dengan profesinya.
"Dulu banyak yang bilang kok nggak diterusin main bolanya. Kenapa kok sekarang jadi jualan ikan basah-basahan di kolam kotor kayak gitu," katanya.
Modal nekat tanpa dibekali pengetahuan yang matang dalam budidaya ikan, Arif tetap mencoba dan berusaha. Dia terus mulai belajar dengan teman-temannya yang sudah berkecimpung dalam budidaya ikan. Dengan saling berbagi pengalaman, dia mulai mendapatkan bekal cara budidaya ikan yang baik.
Perjalanan bisnisnya tidaklah mudah, di awal dia langsung mengalami kerugian. Penjualan ikan hasil budidaya-nya berjalan lambat, bahkan untuk menghabiskan 10 Kg ikan memerlukan waktu hingga 1 minggu. Namun, Arif tidak menyerah dan terus berusaha.
Seiring berjalannya waktu, dimulai dari saling berbagi pengalaman dengan teman yang sudah terjun lama di dunia jual beli ikan, dia mendapatkan strategi berjualan. Dengan memanfaatkan media sosial, usahanya semakin dikenal banyak orang. Arif berhasil mencapai target penjualan hingga 5 kuintal per hari.
"Lambat laun, dengan memanfaatkan media sosial, saya mulai mendapat pengakuan di kalangan masyarakat. Alhamdulillah, sekarang saya bisa mencapai target minimal 5 kuintal ikan per hari," tutur Arif.
Namun, kesuksesan Arif tidak hanya terbatas pada usahanya sendiri. Dia juga berbagi pengetahuan dengan masyarakat sekitar dan mengajak mereka untuk memanfaatkan sungai di desanya sebagai lahan budidaya ikan.
Sungai yang sebelumnya hanya menjadi tempat biasa bagi warga sekitar, telah diubah menjadi ladang berkah. Arif berhasil mendapatkan izin dari pemerintah setempat untuk mengelola sungai tersebut.
Namun, dia mendapat penolakan dari masyarakat karena mereka takut dan masih belum tahu jika budidaya ikan bagaimana cara penjualannya.
"Awalnya masyarakat takut, takut dengan risiko dan belum paham bagaimana mengelolanya. Tapi saya yakin, hidup bukan hanya soal mencari nafkah, tapi juga soal bagaimana kita bisa bermanfaat bagi orang lain," paparnya.
Dia pun mencoba mengajak satu dua orang untuk mulai budidaya di sungai. Akhirnya dari satu dua orang itulah bisa menyebar dan semakin banyak masyarakat yang ikut serta merasakan hasil yang ternyata bisa untuk pendapatan tambahan keluarga.
Menurut Aif, budidaya ikan di sungai dengan pengelolaan yang baik memiliki hasil yang lebih baik dari pada budidaya ikan di kolam.
"Kualitas ikan untuk serat daging bisa lebih keset dibandingkan di kolam,untuk pertumbuhan lebih cepat di sungai dan rasa ikan kalau di sungai itu bisa lebih gurih,” ungkap Arif.
Bagi Arif hal terpenting dalam memulai usaha yang pertama adalah niat.
"Tapi yang terpenting, kita harus yakin dan punya niat. Kalau mau memulai usaha, yang penting adalah ada niat yang kuat. Kalau ada kemauan, pasti ada jalan," pungkasnya.
Arif berharap ke depannya ia ingin mengajak masyarakat untuk menjadikan Dusun Kadipiro sebagai destinasi wisata perikanan yang dapat memberikan manfaat lebih bagi sekitar.