Masker Buatan Pengusaha Kecil Batang Terjual Hingga Malaysia, ini Rahasianya
Kerajinan masker yang diproduksi oleh perajin Tri Amalia Lestari, warga Kabupaten Batang, Jawa Tengah mampu menembus pasar Malaysia. Tri Amalia mampu meraup omzet mencapai Rp3 juta per bulan. Tri Amalia Lestari mengatakan bahwa inisiatif pembuatan masker itu bermula dari sekadar menyalurkan hobi kerajinan tangan.
Kerajinan masker yang diproduksi oleh perajin Tri Amalia Lestari, warga Kabupaten Batang, Jawa Tengah mampu menembus pasar Malaysia. Tri Amalia mampu meraup omzet mencapai Rp3 juta per bulan.
Tri Amalia Lestari mengatakan bahwa inisiatif pembuatan masker itu bermula dari sekadar menyalurkan hobi kerajinan tangan dan melihat peluang kebutuhan masyarakat menggunakan masker seiring pandemi Covid-19.
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Bagaimana KM Umsini dipadamkan? Api sudah berhasil dipadamkan pada pukul 09.30 WITA," ucap Evan Eryanto mengutip Liputan6.com (10/6).
-
Siapa saja yang terlibat dalam UMKM? Usaha ini dijalankan oleh perorangan, keluarga, atau kelompok kecil yang memiliki modal terbatas dan dikelola secara mandiri.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Apa yang terbakar di KM Umsini? Sumber api pertama kali diketahui pada pukul 04.20 WITA yang diduga berasal dari motor bantu yang ada di ruang mesin.
"Berawal dari situ (melihat peluang usaha) saya mencoba membuat masker kelas premium dengan ditambah pernak-pernik agar diminati pembeli," katanya seperti dikutip dari Antara, Rabu (28/10).
Selain itu, kata dia, kerajinan tangan berupa masker yang dibuat dirinya dipasarkan melalui media sosial (medsos).
Dia mengatakan dirinya sengaja menambah pernak-pernik di atas bordiran kain tiga lapis dari bahan katun toyobo dan brukat tanpa harus mengurangi fungsi utama untuk mencegah penularan Covid-19.
"Kami sengaja memproduksi masker dengan berbagai macam varian agar diminati konsumen tanpa menghilangkan fungsi utamanya untuk mencegah penularan COVID-19," katanya.
Menurut dia, kreatifitas membuat masker dengan ditambah pernak-pernik seperti pin, renda, payet, dan pita yang disulam di atas bordiran kain motif bunga ini ternyata banyak diminati konsumen lokal hingga mancanegara.
"Untuk ekspor awalnya juga dari teman yang melihat postingan kemudian suka dan minat, itu orang Malaysia. Kemudian, dia minta contoh, dari situ permintaan masker terus bertambah bahkan hingga beberapa wilayah kota Malaysia seperti Sabah, Kualumpur, dan Kucing," katanya.
Masker Dijual Seharga Puluhan Hingga Ratusan Ribu Rupiah
Warga asal Kecamatan Wonotunggal ini mengatakan bahwa harga produk masker dibandrol Rp30.000 hingga seratusan ribu, tergantung jenis variasinya.
"Ada sekitar 30 varian masker, namun yang paling diminati konsumen adalah masker hijab, masker pengantin, dan masker merah putih," katanya.
Bupati Batang Wihaji mengatakan untuk menyelamatkan perekonomian di tengah pandemi COVID-19, pemkab telah memberikan stimulus ekonomi mulai dari pinjaman modal hingga pelatihan ekonomi modern.
"Untuk tingkat RT pun kita berikan bantuan Rp2,5 juta, yang Rp500.000 itu untuk penanganan Covid-19," katanya.
(mdk/bim)