Masyarakat Bali olah manggis jadi minuman fermentasi
Harga minuman ini bisa mencapai Rp 400.000 per liter.
Masyarakat Desa Petang, Kabupaten Badung, Bali, mengolah buah manggis untuk dijadikan wine. Buah manggis dinilai memiliki nilai ekonomis tinggi.
"Kalau dulu harga buah manggis di sini Rp 2.000 per kilogram (kg), namun setelah diolah menjadi minuman wine harganya mencapai Rp 400.000 per satu liter," ujar Ketua Kelompok Pengolahan Minuman Wine Manggis Made Sukanta, Bali seperti dilansir Antara, Jumat (15/4).
-
Perubahan apa saja yang terjadi di Indonesia terkait budaya konsumsi? Budaya konsumsi juga semakin berkembang di Indonesia. Perubahan ini tercermin dalam gaya hidup konsumerisme, di mana konsumsi menjadi salah satu identitas sosial dan sumber kebahagiaan. Budaya ini membentuk pola konsumsi yang lebih individuistik dan materialistik.
-
Mengapa banyak produk lokal Indonesia terkenal di dunia? Wajar saja, sebab produk tersebut umumnya menggunakan merek dengan bahasa asing.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Produk apa saja yang diekspor dari Sulawesi Selatan? Sebanyak 49,96 ribu ton dengan nilai US$ 98,33 juta ini melibatkan 82 eksportir, 36 komoditas/produk dan 34 negara tujuan ekspor.
-
Penghargaan apa yang diterima Banyuwangi terkait pengadaan barang dan jasa? Banyuwangi meraih penghargaan terkait pengadaan barang dan jasa pemerintahan. Kabupaten Banyuwangi berhasil meraih penghargaan penyelenggaraan pengadaan barang/jasa secara elektronik di ajang Indonesia Sustainable Procurement Expo (ISPE) 2024 atas kategori kabupaten dengan jumlah transaksi produk dalam negeri terbanyak.
-
Apa saja produk pertanian Indonesia yang diekspor ke Timor Leste? Produk pertanian Indonesia yang diekspor ke Timor Leste diantaranya gandum, kedelai, kacang hijau, tomat, jeruk, gula, susu, pakan, dan produk unggas.
Untuk proses pengolahan buah manggis menjadi minuman wine tersebut, kata dia, membutuhkan waktu fermentasi selama satu bulan. Namun, untuk mendapatkan hasil minuman wine yang berkualitas baik, maka fermentasi tersebut harus didiamkan selama enam bulan.
Komposisi bahan untuk membuat wine manggis yaitu 15 liter air berbanding empat kg buah manggis dan tiga kg gula pasir.
Dengan pengolahan ini, kata Made, akan menjadi nilai tambah dan meningkatkan perekonomian masyarakat di Desa Petang, Badung, Bali.
Made menjelaskan, ampas dari proses pengolahan manggis itu digunakan untuk pupuk organik dan sisa ampas dari proses fermentasi minuman wine itu digunakan untuk membuat sabun dan bahan dasar untuk lulur. Sedangkan, proses pembuatan minuman wine untuk obat tradisional itu memerlukan waktu pendiaman selama satu tahun agar fermentasinya lebih baik.
Untuk meningkatkan gairah petani, para pengolah buah manggis ini membeli dari petani sebesar Rp 5.000 per kg. Untuk target pemasaran wine manggis tersebut baru menyasar pasar lokal. Namun, ke depannya bekerja sama asosiasi perjalanan wisata (Asita) untuk memasarkan poduk wine itu kepada wisatawan.
"Kita ingin menghasilkan produk wine manggis terbaik dulu, setelah itu akan mengurus izin ke BBPOM dan melaju pasar internasional," pungkas dia.
Baca juga:
Anak usaha Sinar Mas mampu raup 25 persen pasar kertas di Jepang
Produk kerajinan dan pertanian Bali jadi primadona masyarakat AS
Kopi Indonesia diburu warga Inggris
5 Produk makanan RI yang sukses di luar negeri
Komoditas pala asal Sulut jadi primadona di Belanda dan Italia