Memasuki Ramadan, harga telur dan daging ayam masih bergejolak
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan masih ada dua bahan kebutuhan pokok yang masih bergejolak, yaitu telur dan daging ayam. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pasokan yang masuk pasar.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan masih ada dua bahan kebutuhan pokok yang masih bergejolak, yaitu telur dan daging ayam. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pasokan yang masuk pasar.
"Semua bahan pokok aman, pasokannya berlebih, yang belum cuma dua, yaitu daging ayam dan telur," ujar dia di Jakarta, Kamis (17/5).
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Kapan harga ayam potong mulai naik? Menurut salah seorang pedagang di sana, harga ayam potong mengalami kenaikan hingga Rp8 ribu per kilogramnya. Sebelum berada di angka Rp40 ribu, ayam potong masih stabil di Rp32 ribu per kilogram. "Sebelumnya harga ayam potong Rp32 ribu per kilogram (kg), namun saat ini mencapai Rp40 ribu per kilogram," kata salah seorang pedang, Yayan, mengutip ANTARA.
-
Kenapa harga telur ayam di Pasar Induk Rau Serang mengalami kenaikan? "Harga telur ayam naik lagi menjadi Rp32 ribu, padahal sebelumnya Rp30 ribu per kg. Kenaikan harga telur ayam sudah terjadi sejak Lebaran haji," kata Ujang.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Bagaimana cara Kemendag memantau stabilitas harga dan pasokan barang kebutuhan pokok? Apa yang kemendag lakukan? kita kata kuncinya adalah turun langsung ke pasar, kita memantau secara intensif melalui SP2KP di 671 pasar di 503 kab/kota. Kalau ada pasokan terlambat kita koordinasi.
-
Bagaimana dampak kenaikan harga ayam potong di Pasar Induk Rau Serang terhadap penjualan? Yayan menambahkan, selama kenaikan ini penjualan ayam semakin menurun hingga 50 persen. "Biasanya per hari saya bisa menjual ayam sebanyak 200 ekor ayam. Namun, saat ini hanya 100-130 ekor per hari," kata Yayan menegaskan.
Untuk itu, dia meminta para peternak skala besar untuk turut menggelontorkan telur dan daging pasar tradisional. Meski demikian, dia belum bisa memastikan berapa banyak telur dan daging ayam yang harus dipasok, namun yang pasti stok akan terus digelontorkan hingga harga kedua komoditas tersebut kembali normal.
"Semula peternak intergrator yang besar-besar itu kita tidak izinkan masuk di pasar. Akhir minggu lalu saya sudah minta mereka turunkan (stok), yang peternak yang di luar intergrator. Belum turun juga (harganya), terpaksa kita minta (peternak) yang besar-besar untuk gelontorin di pasar," ungkap dia.
Saat ini, rata-rata harga telur di pasar tradisional di Jakarta mencapai Rp 26 ribu per kg, naik dari harga normal yang berkisar Rp 20 ribu per kg. Sedangkan harga daging ayam berkisar Rp 36 ribu per ekor.
"Tidak bisa dihitung sekilo, dua kilo. Pokoknya mereka disuruh masukin di pasar," ungkap dia.
Selain telur dan daging ayam, Enggar memastikan komoditas lain baik pasokan maupun harganya saat ini cenderung stabil. Seperti beras yang tadinya Rp 11 ribu-Rp 10.500 turun menjadi Rp 9.500, gula seharga Rp 11.500.
"Minyak goreng aman. Daging stabil. Cuma daging ayam dan telur," tandas dia.
Reporter: Septian Deny
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Sandiaga pastikan stok bahan pokok aman selama Ramadan
Jelang puasa, pedagang daging sapi banjir pembeli
Wali Kota Banda Aceh jamin stok sembako cukup selama Ramadan
Pasokan ayam di Sumsel hanya 30 persen, harga diprediksi tetap mahal
Jelang Ramadan, harga daging sapi di Aceh tembus Rp 150.000 per kg