Memori kebanggaan rezim SBY berhasil lunasi utang Indonesia pada IMF
SBY selalu mengatakan, Indonesia kini berdiri tegak di depan IMF.
Pidato Presiden Joko Widodo yang mengkritik keberadaan International Monetary Fund (IMF) atau Dana Moeneter Internasional di pembukaan peringatan 60 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) berbuntut panjang. Setelah dipuji karena berani berbicara tegas untuk tak lagi bergantung pada IMF dan lembaga keuangan lainnya, persoalan lain justru muncul.
Jokowi sempat menjelaskan maksud pidatonya dengan menyebut Indonesia tidak anti terhadap IMF karena masih memiliki utang pada lembaga itu. Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto bahkan menuding rezim pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali menarik utang pada sejumlah lembaga keuangan internasional di 2009. Termasuk dari IMF sebesar USD 3 miliar.
-
Kapan Prabowo bertemu Jokowi? Presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana kepresidenan, Jakarta, Senin (8/7) siang.
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Bagaimana Presiden Jokowi mengenalkan Prabowo Subianto sebagai Presiden Terpilih? Menlu Retno mengatakan bahwa Presiden Jokowi dalam setiap kesempatan dan acara selalu mengenalkan Prabowo Subianto selaku calon presiden terpilih.
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Sebagai informasi, turut mendampingi Presiden dalam kegiatan ini adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, Gubernur Jambi Al Haris, dan Pj. Bupati Merangin Mukti.
-
Apa yang dibicarakan Prabowo dan Jokowi? Saat itu, mereka berdua membahas tentang masa depan bangsa demi mewujudkan Indonesia emas pada tahun 2045.
Pernyataan Presiden Jokowi seolah 'membangunkan' SBY. Melalui akun facebooknya, SBY menegaskan bahwa Indonesia sudah tak lagi punya utang pada IMF. Di masa kepemimpinannya, Indonesia sudah melunasi utang terhadap lembaga keuangan bentukan rezim bretton woods tersebut.
SBY pun membuka memori lama proses pelunasan utang terhadap IMF dan membangga-banggakan ketika pemerintahannya berhasil membebaskan Indonesia dari utang IMF.
Merdeka.com mencatat memori kebanggaan rezim SBY saat sukses membawa Indonesia lepas dari utang IMF. Berikut paparannya.
SBY: Kepala kita tegak bertemu IMF
Pernyataan Presiden Jokowi menyebut Indonesia masih berutang pada lembaga keuangan internasional--Bank Dunia, IMF, dan ADB--mengusik ketenangan pendahulunya.
Susilo Bambang Yudhoyono, melalui akun facebooknya, Selasa (28/4), mengoreksi pernyataan Presiden Jokowi menyangkut utang Indonesia ke IMF. Menurutnya, Indonesia sudah melunasi seluruh utangnya sebesar USD 9,1 miliar atau setara Rp 117 triliun sejak sembilan tahun silam.
Sejak bebas utang, menurut SBY, pemerintah bisa menunjukkan kewibawaan dihadapan pimpinan IMF.
"Ketika para pemimpin IMF (Managing Director) satu-persatu berkunjung ke Indonesia dan menemui saya di kantor Presiden, mulai dari Rodrigo de Rato (2007), Dominique Strauss-Kahn (2011) hingga Chistine Lagarde (2012), saya menerima kunjungan mereka dengan kepala tegak."
SBY: Tangan kita tak lagi berada di bawah
Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono membuka memori kebanggaan setelah berhasil melunasi utang pada IMF. Pada 2012, dalam satu pertemuan, pemimpin IMF meminta Indonesia menaruh dana di lembaga keuangan bentukan rezim bretton woods tersebut. Sebab, IMF kekurangan dana guna membantu negara mengalami krisis berat.
"Karena Indonesia telah menjadi anggota G20, dengan peringkat nomor 16 ekonomi besar dunia. Artinya, tangan kita tidak lagi berada di bawah, tetapi sudah berada di atas."
Pinjaman dari Indonesia senilai USD 1 miliar tidak diambil dari anggaran negara, melainkan berasal dari cadangan devisa negara yang saat ini sekitar USD 106 miliar.
Pemberian pinjaman ke IMF akan menandakan posisi Indonesia sudah lebih baik. Apalagi, terang dia, Indonesia juga harus memperhatikan negara-negara lain yang perlu dibantu. Pinjaman ke IMF ini juga sebagai upaya mengantisipasi krisis agar tidak membahayakan perekonomian dunia.
SBY: Utang IMF lunas lebih cepat dari jadwal
Susilo Bambang Yudhoyono, melalui akun facebooknya, Selasa (28/4), mengoreksi pernyataan Jokowi menyangkut utang Indonesia ke IMF. Menurutnya, Indonesia sudah melunasi seluruh utangnya sebesar USD 9,1 miliar atau setara Rp 117 triliun sejak sembilan tahun silam.
"Maaf, demi tegaknya kebenaran, saya harus mengatakan bahwa seluruh utang Indonesia kepada IMF sudah kita lunasi pada tahun 2006 lalu atau 4 tahun lebih cepat dari jadwal yang ada," tulisnya. "Sejak itu kita tidak lagi jadi pasien IMF."
Kala itu, lanjut SBY, sejumlah pihak menyarankan agar pelunasan bertahap, agar tidak mengganggu ketahanan ekonomi Indonesia. Namun, dia memilih untuk langsung melunasi.
"Tapi saya berpendapat lain. Lebih baik kalau utang itu segera kita lunasi."
SBY: Utang lunas, Indonesia gagah pada IMF
Pada 2012, Presiden keenam Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono menerima Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde di Istana Kepresidenan. Saat itu, SBY dengan bangganya bercerita mengenai pertemuan dengan IMF.
Dia menuturkan, Indonesia sudah lebih gagah di depan delegasi IMF. "Indonesia sekarang gagah sama IMF, utang sudah dilunasi," ujar SBY kepada wartawan di Kantor Kepresidenan, Selasa (10/7).
Indonesia balas budi ke IMF
Pemerintah memastikan memberi bantuan pinjaman sebesar USD 1 miliar atau setara Rp 9,4 triliun kepada dana moneter internasional atau International Monetary Fund (IMF). Kebijakan tersebut secara tidak langsung sebagai bentuk 'balas budi' pemerintah Indonesia kepada IMF.
"Jadi kalau seandainya kita mempertimbangkan untuk berikan pinjaman ke IMF karena kita harus mengakui kita pernah dibantu IMF," ujar Menteri Keuangan Agus Martowardojo di gedung DPR, Selasa (10/7).
(mdk/noe)