Menaker Ida Nilai Wujudkan Industri 4.0 Diperlukan Investasi di Dunia Pendidikan
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, menekankan perlunya investasi di dunia pendidikan dalam mendukung implementasi industri 4.0. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang andal dan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi di masa mendatang.
Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah, menekankan perlunya investasi di dunia pendidikan dalam mendukung implementasi industri 4.0. Hal tersebut dimaksudkan untuk mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang andal dan mampu beradaptasi dengan perkembangan teknologi di masa mendatang.
"Ketika kita berusaha melihat perubahan sektor ketenagakerjaan di masa depan, maka kita juga harus melihat kondisi sumber daya manusia saat ini," ujar Menteri Ida dalam Kompasianival 2020, Jumat (4/12).
-
Mengapa Kemnaker menganggap rendahnya digital skill menjadi tantangan dalam memenuhi kebutuhan industri? Rendahnya digital skill menjadi tantangan untuk memenuhi kebutuhan industri di masa mendatang," ucap Menaker Ida.
-
Bagaimana cara PIDI 4.0 membantu industri di Indonesia? PIDI 4.0 memiliki showcase center yang menunjukkan miniatur penerapan teknologi 4.0 pada industri. Selain mengunjungi showcase center yang berlokasi di lantai dasar PIDI 4.0, pengunjung juga bisa melihat command center & control room di lantai 2, industry 4.0 laboratorium di lantai 3, test bed facilities di lantai 4, coworking space di lantai 8, dan fasilitas lainnya yang tersedia.
-
Bagaimana dampak inovasi teknologi terhadap tenaga kerja? Kondisi ini ditambah efisiensi penggunaan tenaga kerja sebagai akibat inovasi teknologi Di samping itu, era globalisasi berdampak arus mobilitas tenaga kerja antar negara menjadi semakin tinggi Hal ini membuat persaingan menjadi semakin ketat, pekerja asing akan mudah masuk dan bekerja di Indonesia
-
Apa upaya yang dilakukan Kemnaker untuk melindungi tenaga kerja di sektor UMKM? Kementerian Ketenagakerjaan menggelar Sosialisasi Penerapan Ergonomi dan Pemeriksaan Kesehatan bagi Tenaga Kerja UMKM pada Sabtu (19/8/2023) di Jakarta. Kegiatan tersebut merupakan wujud nyata program aksi kepedulian Pemerintah terhadap tenaga kerja sektor UMKM di Indonesia.
-
Bagaimana Kemnaker ingin mengintegrasikan pelatihan, sertifikasi, dan penempatan tenaga kerja? Untuk mencapai tujuan tersebut, Kemnaker memiliki kebijakan link and match ketenagakerjaan, yang meliputi : Pengembangan sistem integrasi pelatihan, sertifikasi, dan penempatan; Penguatan kelembagaan dan pengembangan ekosistem pasar kerja; pengembangan pasar kerja inklusif; Penguatan SDM pelatihan, sertifikasi, dan penempatan dalam melakukan integrasi pelatihan, sertifikasi, dan penempatan; Penguatan norma, standar, dan prosedur yang mendukung integrasi pelatihan, sertifikasi, dan penempatan. Lalu, digitalisasi pelayanan pasar kerja; dan Pengembangan kemitraan dan kolaborasi dengan stakeholder.
-
Apa saja yang dilakukan Kemnaker untuk menjamin kesesuaian pelatihan vokasi dengan kebutuhan industri? Sehingga anak-anak yang telah memasuki balai pelatihan vokasi betul-betul sudah disiapkan sesuai permintaan pasar. Itu sungguh sangat penting
Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) per Agustus 2020, Menteri Ida memaparkan total angkatan kerja di Indonesia mencapai 138,22 juta orang. Terdiri dari 128,45 sedang bekerja, dan sisanya 9,77 juta orang merupakan pengangguran terbuka.
"Hasil survei juga menunjukkan kemampuan digital pekerja Indonesia masih terbatas dan kurangnya kesesuaian antara pendidikan dengan kebutuhan dunia kerja," kata Menteri Ida.
Investasi Pendidikan Jamin SDM Sesuai Kebutuhan Industri
Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi Indonesia dalam menyongsong revolusi industri 4.0. Sehingga, dia menekankan pentingnya investasi di dunia pendidikan untuk memastikan kesesuaian SDM dengan kebutuhan perusahaan.
"Kita harus memastikan investasi di dunia pendidikan bisa membuat pekerja kita memiliki pendidikan dan kompetensi yang tepat dan tidak hanya menghasilkan ijazah semata," kata Menteri Ida.
Dengan puncak bonus demografi yang diperkirakan terjadi di 2030, Menteri Ida ingin persiapan ini diakselerasi. Sebab, dia tak mau Indonesia kehilangan momentum peningkatan produktivitas dari bonus demografi ini.
"Waktu kita untuk mencapai hal itu juga terbatas, kita diperkirakan akan mencapai puncak bonus demografi pada tahun 2030. Sehingga kita harus bisa segera meningkatkan kompetensi sumber daya manusia kita agar dapat menikmati peningkatan produktivitas sebelum masa bonus demografi berakhir," tutup Menteri Ida.
Reporter: Pipit Ika Ramadhani
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)