Menkeu pesimis pertumbuhan 7 persen ala Prabowo-Jokowi terwujud
Kondisi perekonomian global pada 2015 dinilai masih diwarnai ketatnya arus modal asing.
Menteri Keuangan Chatib Basri menilai kondisi perekonomian global pada 2015 masih diwarnai ketatnya arus modal asing, akibat rencana bank sentral Amerika Serikat (The Fed) meningkatkan suku bunga pinjaman. Imbasnya, pertumbuhan ekonomi di Tanah Air kemungkinan sulit melampaui 6 persen.
"Tahun depan agak berat kalau tujuh persen. Situasi global akan mempengaruhi," ujarnya selepas rapat bersama Badan Anggaran DPR RI, di Jakarta, Selasa (24/6).
Dalam pembahasan awal Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2015, pemerintah menawarkan beberapa asumsi makro kepada legislatif. Pertumbuhan ekonomi dipatok 5,5 persen - 6 persen. Inflasi tahunan 3 persen - 5 persen, dan kurs diperkirakan dalam kisaran Rp 11.500 - Rp 12.000 per USD.
Dari sisi penerimaan, lifting minyak masih dipatok optimis dengan alasan Blok Cepu beroperasi, sehingga ada produksi harian 900.000-950.000 barel per hari. Sedangkan lifting gas 1,2-1,25 juta barel per hari setara minyak. Harga acuan minyak Indonesia (ICP) di kisaran USD 95 - USD 110 per barel.
Atas dasar itu semua, Chatib menilai kedua calon presiden harus fokus menggenjot infrastruktur di tahun pertama memimpin. Itu akan memaksimalkan capaian pertumbuhan ekonomi.
Perlambatan di akhir masa kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono juga akibat banyak proyek infrastruktur tidak terbangun. "Salah satu yang membuat produktivitas melambat itu hambatan dalam infrastruktur," kata menkeu.
Infrastruktur juga akan memperbaiki sisi penawaran industri di mana selama ini kurang kompetitif di Tanah Air. Bila prasyarat dasar ini dipenuhi, maka presiden baru boleh berharap memperoleh pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen.
"Tahun 2016 bisa di atas 6 persen, kalau 7 persen di tahun setelahnya ya tergantung nanti," urainya.
Dalam visi-misi resmi, pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa menargetkan pertumbuhan ekonomi tinggi. Tertulis dalam dokumen mereka, "meningkatkan pertumbuhan ekonomi mencapai 7 persen per tahun, menuju pertumbuhan di atas 10 persen."
Kendati demikian, tidak dirinci pada jangka waktu berapa lama pertumbuhan setinggi itu bisa dicapai oleh pemerintahan Prabowo. Capres Gerindra ini menilai, cara paling tepat mencapai target itu adalah menaikkan rasio belanja negara, serta membangun infrastruktur besar-besaran.
Setali tiga uang, pasangan nomor urut dua Joko Widodo - Jusuf Kalla juga menjanjikan pertumbuhan ekonomi tinggi apabila terpilih. Angka 7 persen dipilih, lantaran pasangan capres-cawapres ini berharap mampu membuka 15 juta lapangan kerja, serta mengurangi pengangguran ke level 4 persen dari total populasi setelah lima tahun menjabat.