Menkop Teten Siapkan Skema Baru Tingkatkan Kredit UMKM Capai 30 Persen
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, saat ini pihaknya sedang mempersiapkan skema baru pembiayaan kredit perbankan untuk UMKM. Lantaran kini pembiayaan tersebut masih di kisaran 20 persen, dan ditargetkan menjadi 30 persen lebih di tahun 2024.
Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan, saat ini pihaknya sedang mempersiapkan skema baru pembiayaan kredit perbankan untuk UMKM. Lantaran kini pembiayaan tersebut masih di kisaran 20 persen, dan ditargetkan menjadi 30 persen lebih di tahun 2024.
"Nah kami sedang menyiapkan bersama Kementerian Menko ekonomi mengenai skema baru pembiayaan termasuk juga peningkatan porsi kredit perbankan untuk UMKM yang saat ini baru 20 persen dan kita harapkan di 2024 bisa di atas 30 persen," kata Menteri Teten dalam Opening Ceremony inaFashion Smesco Online Expo 2021, di Gedung Smesco Indonesia, Jakarta, Rabu (21/4).
-
Apa yang dimaksud dengan UMKM? Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor penting yang turut mendukung perekonomian suatu negara.
-
Apa itu UMKM? UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan berbagai jenis usaha kecil yang dijalankan oleh individu atau kelompok dengan modal terbatas, tetapi memiliki peran penting dalam perekonomian suatu negara.
-
Siapa yang mendukung rencana pemerintah untuk menghapus kredit macet UMKM? Terkait dengan kebijakan tersebut, BRI menyambut baik dan mendukung kebijakan pemerintah tersebut. Bahkan sejak 2021, Perseroan telah mengusulkan kepada regulator untuk me-review soal ketentuan terkait hapus buku kredit dan tagih piutang (write-off) bagi UMKM.
-
Apa yang diukur oleh Indeks Bisnis UMKM? Indeks Bisnis UMKM merupakan indikator yang mengukur aktivitas UMKM di Indonesia yang dilakukan setiap kuartal oleh BRI Research Institute.
-
Apa yang ditawarkan oleh DPLK BRI kepada UMKM? DPLK BRI Ajak UMKM Persiapkan Dana Pensiun BRI dengan menyelenggarakan kelas edukasi “UMKM Pun Bisa Punya Pensiun” dalam pojok investasi di acara Pesta Rakyat Simpedes (PRS) BRI di Pandaan, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
Di sisi lain, Kementerian Koperasi dan UKM juga diminta oleh Presiden untuk mendongkrak ekspor produk UMKM karena saat ini baru mencapai 14 persen. Oleh karena itu, pihaknya menargetkan bisa naik 1 persen menjadi 15 persen.
"Kita targetkan 15 persen lah, tidak usah jauh-jauh. Karena itu sekarang berbagai ekosistem untuk mendukung tumbuhnya UMKM naik kelas, termasuk juga go global ini kami sedang menyiapkan ekosistem pembiayaan yang memungkinkan UMKM bisa meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing produknya," jelas Teten.
Karena selama ini banyak sekali pembiayaan hanya untuk skala mikro, hampir seluruh dunia model pembiayaan untuk usaha mikro ada di Indonesia. Namun, dalam evaluasinya ternyata tidak mudah UMKM lompat ke kredit komersial untuk pengembangan kapasitas usahanya.
Begitu juga KUR juga saat ini baru maksimum Rp 500 juta tapi Presiden meminta untuk ditingkatkan sampai Rp 20 miliar, sehingga ada kesempatan nanti bagi UMKM untuk mengembangkan kapasitas usahanya.
"Kalau Rp 500 juta ya nanti hanya bertahan survival di tingkat mikro terus padahal kita perlu menambah jumlah kewirausahaan kita. Saat ini kewirausahaan kita masih relatif paling rendah di negara-negara tetangga yaitu baru 3,47 persen," ujarnya.
Sementara tingkat kewirausahaan Singapura sudah mencapai 8,5 persen, Malaysia 4,5 persen, dan Thailand hampir sama dengan Malaysia. Sedangkan Indonesia masih bertahan diangka 3,47 persen. Padahal, untuk menjadi negara maju tingkat kewirausahaan minimum 4 persen.
"Nah artinya apa? dari 64 pelaku usaha UMKM itu yang berhasil naik kelas sangat lambat relatif kecil sekali. Karena itu kita harus mengubah ekosistemnya," katanya.
Dengan demikian, pihaknya saat ini sedang berusaha mempercepat proses peningkatan usaha bagi UMKM. Teten menilai dengan adanya Undang-undang Cipta Kerja sebagai payung hukum bisa memberikan berbagai kemudahan untuk mendorong UMKM dari sektor informal ke formal, serta mendorong mereka untuk naik kelas dari segi pembiayaan, perizinan semua dipermudah.
"Sekarang kita akan fokus Bagaimana belajar wirausaha usaha baru dari yang UMKM yang existing maupun juga para usaha pemula di kalangan anak muda yang ini kita kita create dan payung hukumnya sedang kami siapkan dalam bentuk Perpres kewirausahaan," tegasnya.
Teten menambahkan, bahwa targetnya memang untuk mencetak wirausaha-wirausaha baru, sehingga persentase Indonesia paling tidak di akhir tahun 2024 bisa 4 persen. "Jadi ini komitmen kami mudah-mudahan kita bisa akselerasi. Mumpung Lagi pandemi kita berbenah dalam segi ekosistemnya," pungkasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)