Menteri Basuki klaim kekeringan akibat El Nino cuma di waduk kecil
Menteri Basuki memastikan dampak El Nino tidak mengganggu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA).
Siklus El Nino yang melanda Indonesia belakangan ini membuat banyak daerah mengalami kekeringan. Kemarau panjang dikhawatirkan juga mengganggu pertumbuhan ekonomi dalam negeri.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PU-Pera) Basuki Hadimuljono memastikan, dari 31 waduk yang dimonitor, 17 diantaranya memang mengalami kekeringan terutama untuk embung dengan kapasitas di bawah 500 meter kubik.
Meski begitu, Menteri Basuki memastikan dampak El Nino tidak mengganggu Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA). Mayoritas waduk yang mengalami kekeringan berskala kecil.
"Waduk-waduk tersebut memang waduk yang memiliki ukuran kecil, biasanya PLTA ada di waduk besar yang sampai saat ini masih aman," kata Basuki dalam keterangannya, Rabu (5/8) malam.
Terkait kekeringan itu, lanjut Basuki, sebanyak 7,4 juta hektare sawah terdiri atas irigasi teknis dan irigasi non teknis, pihaknya sudah membuat formulanya. Namun untuk irigasi teknis air dijamin waduk-waduk besar seperti Kedung Ombo, Wonogiri Brantas dan Jatiluhur masih relatif aman.
Kondisi sebaliknya justru dirasakan non irigasi teknis. Menurut Basuki saat ini kekeringan lantaran tidak ada reservoirnya atau sawah tadah hujan.
"Sedangkan untuk daerah yang kekurangan supply air, kita sudah siapkan dengan IPA Mobile ataupun mobil tanki air, kita punya ratusan tanki air yang sudah kita sebar di Kabupaten-kabupaten agar bisa melayani untuk supply air minum," terangnya.
Sebelumnya, empat pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Kebumen Jawa Tengah dihentikan untuk sementara operasionalnya. Penghentian sementara tersebut dilakukan untuk menghemat cadangan air dan perawatan saluran irigasi selama musim kemarau.
PLTA yang tidak beroperasi tersebut meliputi PLTA Wadaslintang yang berkapasitas 16 Megawatt, PLTA Waduk Sempor berkapasitas 1,1 Megawatt, PLTA Pajengkolan berkapasitas 1,4 Megawatt dan PLTA Merden berkapasitas 400 Megawatt. Kepala Bidang Irigasi Dinas Sumberdaya Air dan Energi Sumberdaya Mineral (SDA ESDM) Kebumen, Muchtarom mengemukakan penghentian akan dimulai per 1 Agustus 2015.
"Nanti sebanyak empat PLTA itu tidak beroperasi karena penyaluran air dari Waduk Wadaslintang dan Sempor dihentikan. Otomatis, PLTA yang digerakkan oleh aliran irigasi waduk berhenti operasionalnya," katanya.
Dia menjelaskan saat ini persediaan air waduk di Kebumen sudah menurun volumenya. Penurunan volume di Waduk Wadaslaintang dan Sempor, misalnya, mengalami penurunan hingga lebih dari 50 persen. Kondisi tersebut, jelasnya, karena tidak ada tambahan air dan tidak adanya hujan di wilayah tersebut.
"Waduk Sempor yang volume maksimalnya mencapai 38 juta meter kubik kini hanya sekitar 9,16 juta kubik dengan elevasi 55 meter. Selain itu, volume Waduk Wadaslintang mencapai 231,4 juta kubik dengan evelasi 168,6 meter dari volume maksimal 388 juta kubik," ucapnya.