Menteri Jonan Beberkan 4 Industri yang Berkembang Pesat di Masa Depan
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, Energi Baru Terbarukan (EBT) dan kendaraan listrik di masa mendatang akan menjadi sektor industri yang bakal banyak mempengaruhi tatanan perekonomian.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, Energi Baru Terbarukan (EBT) dan kendaraan listrik di masa mendatang akan menjadi sektor industri yang bakal banyak mempengaruhi tatanan perekonomian. Kedua bidang tersebut akan punya nilai sama pentingnya dengan sektor Artificial Intelligent (AI) dan digital.
"Ada empat industri yang akan sangat berkembang besar, yaitu online, Artificial Intelligent, kendaraan listrik, dan Energi Baru Terbarukan," jelasnya di Surabaya, dikutip Minggu (10/2).
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Mengapa Indonesia memprioritaskan pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik (EV)? Pemerintah telah memprioritaskan pengembangan ekosistem Kendaraan Listrik (EV) dengan target 13 juta sepeda motor listrik dan 2 juta mobil listrik pada 2030.
-
Apa yang sedang digerakkan MIND ID dalam rangka mendukung industri kendaraan listrik di Indonesia? Kehadiran IBC tersebut menjadi salah satu upaya MIND ID dalam menyokong perkembangan industri kendaraan listrik baik di tataran lokal maupun global.
-
Bagaimana BYD mendapatkan pijakan awal dalam industri mobil listrik? Sejak awal, BYD mempunyai strategi yang jelas: meniru produk-produk sukses dan menekan biaya serendah mungkin.
-
Apa yang memengaruhi penggunaan energi mobil listrik? Namun, ada beberapa faktor yang memengaruhi konsumsi energi mobil listrik yang perlu dipahami agar jangkauan dan kinerjanya dapat dioptimalkan.
Khusus untuk EBT, dia memandang, sektor ini akan terus mengalami peningkatan. Hal ini tercermin dari meningginya nilai investasi yang masuk dari tahun ke tahun untuk motor listrik dan EBT. Seperti pada 2017 dimana nilai investasi EBT sebesar USD 1,34 miliar, dan naik menjadi USD 1,6 miliar pada 2018.
Menurutnya, kenaikan investasi tersebut tak lepas dari adanya penandatanganan 74 kontrak Power Purchase Agreement (PPA) dengan kapasitas pembangkit sebesar 1.576 Mega Watt (MW) yang terjadi sejak 2017 hingga 2018. Tak hanya itu, pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT pun meningkat.
Kementerian ESDM kini tengah gencar membangun pembangkit listrik berbasis EBT dan ekspansi penggunaan motor listrik demi menjawab tantangan global dengan tetap mempertimbangkan kebutuhan domestik. Pada 2019, pemerintah menargetkan nilai investasi USD 1,9 miliar dari sektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE).
Sementara untuk kendaraan listrik, pemerintah berkomitmen mendatangkan teknologi EV dan menuangkannya dalam Peraturan Presiden Nomor 22 Tahun 2017 tentang Rencana Umum Energi Nasional. Dengan begitu, terjadi peningkatan populasi kendaraan bertenaga listrik atau hybrid pada 2025 sebesar 2.200 unit mobil dan 2,1 juta unit sepeda motor.
Di samping itu, pemerintah juga sedang merancang Peraturan Presiden tentang Program Percepatan Kendaraan Bermotor Listrik untuk Transportasi Jalan. Lebih lanjut, Jonan menyebutkan, pemberian akses energi kepada semua lapisan masyarakat menjadi tantangan terbesar yang harus dituntaskan oleh pemerintah.
"Tagline pemerintah di bidang energi, menyediakan energi secara merata dengan harga terjangkau. Kalau energi ada tapi tidak terjangkau, buat apa," tegasnya.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Perbaiki Struktur Ekonomi, Kemenperin Revitalisasi Industri Manufaktur
BPS: Industri Manufaktur Besar dan Sedang Tumbuh Melambat di 2018
Ini Alasan Industri Otomotif Indonesia Kalah Dibanding Thailand
Menperin Airlangga Beberkan 3 Strategi Genjot Ekonomi RI di 2020
Industri Lithium Indonesia Unjuk Gigi di World Economic Forum 2019