Menteri Jonan resmikan proyek kilang Pertamina Rp 1,7 triliun
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan melakukan peresmian atau groundbreaking pembangunan fasilitas submarine pipe line (SPL) dan single point mooring (SPM) di kilang pertamina Refinery Unit VI Balongan. Fasilitas SPL dan SPM dibangun sebagai bagian dari upaya Pertamina meningkatkan keandalan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan melakukan peresmian atau groundbreaking pembangunan fasilitas submarine pipe line (SPL) dan single point mooring (SPM) di kilang pertamina Refinery Unit VI Balongan, Indramayu pada Kamis (16/2). Selain Jonan, Menteri Badan Usaha Milik Negara Rini Soemarno, Plt Direktur Utama Pertamina Yenni Andayani dan Direktur Megaproject Pengolahan dan Petrokimia Pertamina Rachmad Hardadi juga hadir dalam peresmian tersebut.
"Saya appreciate Pertamina melakukan improvement terhadap kilang existing-nya, seperti halnya proyek SPL/SPM ini. Kami dukung upaya peningkatan kapasitas kilang nasional, baik melalui proyek RDMP mail-in NGRR," ujar Menteri Jonan dalam sambutannya, Indramayu, Kamis (16/2).
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
-
Apa peran utama Pertamina dalam membangun ketahanan energi di Indonesia? Pertamina berperan dalam menjaga ketahanan energi nasional sekaligus menjadi pemimpin dalam transisi energi, guna mendukung pencapaian target net zero emission (NZE) Indonesia.
-
Siapa yang menjadi Dirut Pertamina? Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati kembali masuk dalam daftar 100 wanita berpengaruh dunia (The World’s 100 Most Powerful Women) versi Forbes tahun 2023.
-
Kapan Lembaga Eijkman diresmikan? Wacana tersebut akhirnya terealisasi pada tahun 1992 dan laboratorium mulai beroperasi setahun setelahnya lalu diresmikan langsung oleh Presiden Soeharto.
-
Mengapa Pertamina melakukan peninjauan ke kilang dan SPBU? Kunjungan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan Pertamina mulai dari unit produksi hingga distribusinya siap untuk merespon kebutuhan mudik Nataru.
-
Mengapa Pertamina melakukan kegiatan ini? Pertamina sebagai BUMN yang bergerak di bidang energi, tidak hanya terus berupaya menyediakan energi di seluruh wilayah negeri. Akan tetapi, juga memberikan kontribusi kepada masyarakat melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan dalam rangka mendukung capaian target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan untuk menuju kemandirian masyarakat.
Untuk Fasilitas SPL dan SPM dibangun sebagai bagian dari upaya Pertamina meningkatkan keandalan pasokan minyak mentah ke Kilang RU VI Balongan. Nantinya dengan fasilitas ini, efektivitas kegiatan loading atau unloading diharapkan meningkat dan biaya transportasi minyak mentah dapat ditekan karena lay time kapal tanker menjadi lebih singkat. Selain itu, fasilitas SPL dan SPM ini juga mumpuni untuk mendukung kegiatan operasional yang ramah lingkungan.
Sementara itu, Plt Direktur Utama Pertamina Yenni Andayani mengatakan investasi proyek ini mencapai Rp 1,79 triliun. Dalam pengerjaannya, Pertamina menetapkan sejumlah partner melalui proses pengadaan sesuai prosedur di perusahaan.
Dengan dimulainya pembangunan ini, kurang lebih dapat menyerap 600 orang tenaga kerja. Pertamina sendiri menargetkan pengerjaan proyek ini selesai dalam 23 bulan sejak penandatangan kontrak pada 10 Oktober 2016.
"Kami telah melaksanakan seleksi yang ketat melalui proses pengadaan yang selalu berasaskan good corporate governance. Karena itu kami yakin telah mendapatkan partner-partner terbaik untuk mengerjakan proyek ini, dan kami optimis dapat menyelesaikannya tepat waktu dengan kualitas yang telah ditetapkan," kata Yenni.
Proyek ini meliputi pekerjaan offshore dan onshore. Pekerjaan offshore antara lain meliputi pembangunan SPL berdiameter 32 inci dengan panjang 15,2 kilometer dan SPM berkapasitas 165.000 dead weight tonnage (DWT). Sedangkan, pekerjaan onshore antara lain meliputi pembangunan pipa bawah tanah berdiameter 32 inci dengan panjang 500 meter, pembangunan 1 unit tangki baru berkapasitas 22 ribu kiloliter, modifikasi tangki existing, serta pemasangan flushing dan pigging system.
Kilang RU VI Balongan menjadi salah satu kilang Pertamina yang akan dikembangkan melalui mega proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dengan nilai investasi USD 1,2 miliar.
"Tahun ini RDMP Kilang RU VI Balongan memasuki tahapan Basic Engineering Design (BED) dan diharapkan selesai pada tahun 2020 dengan peningkatan kapasitas dari 125 ribu barel per hari menjadi 240 ribu barel per hari," ujar Yenni.
Mega Proyek RDMP dan pembangunan kilang baru (Grass Root Refinery) ditargetkan akan meningkatkan kapasitas kilang nasional menjadi 2 juta barel per hari pada tahun 2023. Selain Kilang RU VI Balongan, proyek RDMP dilakukan di Kilang RU IV Cilacap, Kilang RU V Balikpapan, dan Kilang RU II Dumai. Sedangkan, NGRR ditetapkan di Tuban dan Bontang.
Baca juga:
Bos Pertamina beberkan progres pembangunan kilang di Indonesia
Ini langkah Pertamina perbaiki kinerja fasilitas kilang
Kilang tak dirawat, Pertamina alami gangguan operasi 35 kali di 2016
Pertamina seleksi 45 perusahaan bangun kilang Cilacap dan Tuban
Ekspansi Pertamina ke luar negeri amankan pasokan kilang
Cerita Jonan soal keraguan investor bangun kilang di dalam negeri