Menteri Rini: BUMN tertarik beli saham Freeport, tapi kemahalan
Dua BUMN sekuritas yaitu PT Danareksa dan PT Mandiri Sekuritas sedang melakukan evaluasi penawaran.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Rini Sormarno menyebut nilai penawaran 10,6 persen saham divestasi PT Freeport Indonesia terlalu tinggi. Harga saham yang ditawarkan Freeport sekitar USD 1,7 miliar atau sekitar Rp 23,6 triliun tidak menggambarkan kondisi harga riil komoditas yang dihasilkan perusahaan itu.
"Kami tertarik untuk membeli saham Freeport, namun kami menilai yang ditawarkan terlalu tinggi," kata Rini seperti ditulis Antara, Selasa (19/1).
-
Apa yang dirayakan Ririn Ekawati dalam acara peluncuran bisnis barunya? Bisnis baru ini adalah hadiah terbaik untuk Ririn yang baru saja berulang tahun.
-
Kapan Ririn Ekawati merayakan bisnis barunya? Bisnis baru ini adalah hadiah terbaik untuk Ririn yang baru saja berulang tahun.
-
Apa yang diluncurkan Ririn Ekawati? Congrats Untuk Launching Parfumnya Ririn seneng banget dapet kue tar lagi. Rasanya kayak ulang tahun terus tiap hari. Eh, congrats ya buat launching parfumnya!
-
Bagaimana Soemiran Karsodiwiryo memulai bisnis rokoknya? Pada tahun 1946, ia membuat rokok kretek klobot dengan nama Cap Ikan Dorang.
-
Siapa saingan utama Rizki Juniansyah? Shi Zhiyong dari China, yang tidak berhasil mendapatkan medali, adalah pesaing utama Rizki Juniansyah.
-
Apa bakat Rimbi di sinetron Ronaldowati? Rimbi, gadis kecil berbakat capuera dengan rambut kriwil, bertransformasi menjadi Alhan yang dewasa dan memesona setelah 15 tahun.
Menurut Rini, pihaknya sedang meminta dua BUMN sekuritas yaitu PT Danareksa (Persero) dan PT Mandiri Sekuritas (Persero) untuk melakukan evaluasi terhadap penawaran yang disampaikan Freeport Indonesia.
"Kami juga mengevaluasi sendiri dengan meminta masukan, berapa sebetulnya nilai dari Freeport tersebut," ujarnya.
Evaluasi tersebut untuk mengetahui dasar penilaian dari Freeport tersebut, apakah menggunakan "present value", book value asset, atau dihitung berdasarkan harga cadangan tembaga dan emasnya.
"Kami belum tahu. Kalau menghitung cadangan copper (tembaga), tentu harganya saat ini sedang turun jauh atau sangat rendah. Jadi harga yang ditawarkan terlalu mahal," ujarnya.
Menurut Rini, BUMN sesungguhnya tertarik untuk membeli karena sebagai entitas perusahaan milik negara BUMN harus menekankan bagaimana memiliki tambang-tambang besar.
"Karena tambang itu (Freeport) milik bangsa Indonesia, maka kami sebagai BUMN bisa berpartisipasi di tambang besar seperti itu.Jadi itu dasar pemikirannya," tegas Rini.
Meski begitu dia menjelaskan, kedepannya masih ada dasar pembicaraan antara Pemerintah RI dengan BUMN bagaimana kelanjutan dari rencana pembelian itu.
Sebelumnya Rini sudah mengisyaratkan, bahwa BUMN siap masuk Freeport Indonesia dengan mensinergikan kekuatan yang dimiliki empat BUMN Pertambangan, PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Timah Tbk dan PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Persero.
"Kalau memang ada divestasi Freeport Indonesia, dan kami diberikan kesempatan untuk membeli saham yang akan didivestasikan, kami siap," katanya.
Dalam sinergi 4 BUMN Pertambangan tersebut, Rini menekankan pentingnya konsolidasi dan sinergi untuk menjadi kelompok usaha pertambangan yang besar tidak hanya di Indonesia tapi juga di tingkat global.
Menurut Rini, persoalannya untuk masuk ke Freeport merupakan perjanjian antara Pemerintah dengan perusahaan asal Amerika Serikat tersebut.
"Kami dari BUMN melihat potensi tambang Freeport sangat besar. Namun (untuk masuk) tidak terlepas dari nilai perusahaan itu," ujarnya.
Baca juga:
BPK sebut harga divestasi saham Freeport tak wajar
Bos Freeport mundur, Wapres JK sebut itu hak pribadi
Robert Schroeder gantikan Maroef jadi bos Freeport Indonesia
Politisi Golkar minta Jaksa Agung tak lanjut usut 'Papa Minta Saham'
BPKP tak diajak ESDM soal tim independen divestasi Freeport