Pernah Jadi Pembantu saat Kecil, Makam Crazy Rich Tulungagung Dikelilingi 2.999 Arca
Makam crazy rich Tulungagung ini dikelilingi 2.999 arca. Intip potret megahnya

Dulunya, ia pengusaha rokok terkenal

Pernah Jadi Pembantu saat Kecil, Makam Crazy Rich Tulungagung Dikelilingi 2.999 Arca
Pernah Sengsara
Salah seorang crazy rich kelahiran Tulungagung ini punya kisah hidup yang inspiratif. Kesuksesannya menjadi pebisnis rokok tidak datang tiba-tiba.
Ia pernah menjadi pembantu saat usianya masih belia. Ia pernah tercebur sumur saat menimba air untuk mengisi bak mandi sang majikan.
Hidup Pas-pasan
Pria yang lahir pada 9 September 1921 ini merupakan sulung dari sembilan bersaudara buah hati Karsogoeno dan Toekinem. la dilahirkan dan dibesarkan dalam keluarga pas-pasan. Ayahnya buruh lapangan yang kerjanya memborong penggalian tanah, memasang tiang-tiang listrik dan sebagainya.
Sebagai anak tertua, ia iba melihat sang ayah. Ia yang baru berusia enam tahun pun mulai membantu pekerjaan sang ayah. Pekerjaan itu dilakukannya sepulang sekolah.
Ia mengaku beban mental, di mana anak seusianya seharusnya masih senang-senang bermain, ia justru harus bekerja untuk biaya sekolah.
Ia menjual aneka jajanan seperti pisang goreng, kacang, dan serabi dari kampung ke kampung. Dari penjualan tersebut, ia mendapatkan untung 20 persen.
Hasil kerja keras tersebut digunakan untuk biaya sekolah, sisanya diberikan kepada kedua orang tuanya untuk meringankan beban mereka. Dia punya prinsip akan bekerja apapun asal halal, seperti dilansir dari jawatimuran.wordpress.com.

Mulai Berbisnis
Menjelang tahun 1941, ia berdagang kecil-kecilan di rumah untuk menunjang kebutuhan sehari-hari. Pada tahun 1946, ia membuat rokok kretek klobot dengan nama Cap Ikan Dorang.
(Foto: Komunitas Kretek)
Pasang Surut Bisnis
Awal 1949 saat situasi mulai aman dari kolonialisme Belanda, ia meneruskan usaha membuat rokok dengan merk baru ‘Reco Pentung’. Awalnya, ia hanya memperkerjakan 5-20 karyawan.
Seiring berjalannya waktu, permintaan rokok Reco Pentung semakin meningkat. Ia pun merekrut lebih banyak karyawan, bahkan jumlahnya mencapai 1.000 orang.
Pada tahun 1960-an dan 1980-an, usaha rokoknya kembali mengalami kelesuan.

Pada tahun 1982, ia membuat rokok kretek dengan kualitas lebih baik dari produk-produk sebelumnya. Puncaknya, pada tahun 1991 jumlah karyawan 4500 orang.
(Foto: Facebook Kacamata Tulungagung)

Crazy rich bernama Soemiran Karsodiwirjo ini pernah jadi Ketua PPRI (Persatuan Perusahaan Republik Indonesia) Wilayah Kediri tahun 1952.

Padepokan Retjo Sewu terdiri dari ribuan arca dengan ukuran berbeda-beda. Di area inilah jenazah Soemiran Karsodiwirjo disemayamkan.
Bukti Kesuksesan
Retjo Sewu dibangun Soemiran Karsodiwirjo sebagai tanda ia pernah berjaya pada masanya. Megingat tahun 1990-an, perusahaan rokoknya menguasai pasar Jawa Timur. Di lahan seluas tiga hektare itu, ada 2.999 arca dwarapala berbagai ukuran. Selain makam Soemiran, di lokasi ini juga ada tempat pemujaan Ratu Pantai Selatan (Roro Kidul).