Kisah Hidup Basrizal Koto, Pengusaha Sukses Asal Pariaman yang Pernah Jadi Kernet Angkot
Sosok pengusaha sukses ini dulunya sempat hidup serba susah, pernah bekerja sebagai kernet angkot sampai sang ibunda dihina oleh tetangganya sendiri.

Sosok pengusaha sukses ini dulunya sempat hidup serba susah, pernah bekerja sebagai kernet angkot sampai sang ibunda dihina oleh tetangganya sendiri.

Kisah Hidup Basrizal Koto, Pengusaha Sukses Asal Pariaman yang Pernah Jadi Kernet Angkot
Proses menuju kesuksesan dalam hidup tentu harus ditempuh dengan cara yang tidak gampang. Dalam setiap perjalanan, pastinya akan bertemu banyak halangan dan rintangan yang harus dilalui.Itulah kisah hidup yang dihadapi oleh Basrizal Koto atau biasa dipanggil dengan nama Basko. Ia merupakan salah satu pengusaha sukses di Indonesia yang lahir di Kota Padang Pariaman pada 11 Oktober 1959.
(Foto: Youtube/Tuah Kreasi) Untuk menjadi pengusasah sukses, Basrizal pernah hidup serba sulit, tidak memiliki uang bahkan untuk makan tidak bisa. Berkat tekad dan semangat hidupnya yang tinggi, ia bisa melalui itu semua dan kini hidup serba berkecukupan.
Lantas, bagaimana kisah perjalanan hidup pebisnis ulung dari Pariaman ini? Simak rangkuman informasinya yang dirangkum dari beberapa sumber berikut.
Miskin dari Kecil
Sebelum Basrizal hidup sukses, sejak kecil ia sudah dihadapkan dengan kondisi perekonomian keluarga yang tidak mudah. Pria yang kini berusia 65 tahun itu sudah dilanda kemiskinan dari kecil.
"Sejak umur 11 tahun melawan kemiskinan. Kira-kira umur segitu masih kelas 5 SD-lah. Langsung setelah itu berhenti sekolah karena tidak punya uang cukup," ucap Basrizal mengutip dari kanal Youtube Tuah Kreasi.
"Dari keberanian itu, yang bikin kita menjadi sukses. Keputusan untuk merantau karena miskin, jadi harus melawan diri sendiri untuk berani mencoba hal baru," ujarnya lebih lanjut.
Akibat permasalahan ekonomi, di umurnya yang seharusnya masih mengenyam pendidikan memaksa Basko untuk pergi merantau untuk mencari uang.
Merdeka.com

Ibunya Direndahkan Tetangga
Mengutip dari kanal merdeka.com, pada suatu hari dirinya mendengar sang ibunda telah dihina oleh tetangganya karena berniat meminjam beras untuk makan satu keluarga.
Akan tetapi, tetangganya menolak memberikan beras tersebut. Ia juga mengungkit masalah lain yaitu ibunda Basko masih ada utang yang belum lunas sehingga tidak dapat meminjam lagi.Melihat kondisi keluarganya yang begitu menyedihkan, hati Basko tergerak untuk membawa kondisi perekonomian menjadi lebih baik dengan merantau ke Riau pada saat itu.
Bekerja Tanpa Keahlian
Bayangkan saja, Basko sudah memutuskan merantau sejak duduk dibangku kelas 5 SD. Pasti ia tidak memiliki keahlian khusus yang menjadi nilai tambah di sebuah bidang pekerjaan.
Tanpa keahlian yang mumpuni, Basko bekerja sebagai kernet angkot di Riau. Kemudian, modal dari hasil kernet tadi ia gunakan untuk berjualan petai. Ia termotivasi setelah melihat pedagang petai diserbu oleh pembelinya.
Mulai dari situlah, ia memilih untuk berdagang petai. Basko melihat peluang dalam menjual petai, dimulai dari memilah kualitas petai yang bagus dan kualitas rendah. Ini merupakan strategi pemasaran Basko memberikan pilihan petai kepada pelanggan meski harganya agak mahal.
Bangun Usaha Lain
Seiring berjalannya waktu, strategi usaha Basko semakin baik dan sudah mengerti tentang nilai tambah. Ia kemudian membangun usaha jahit pakaian di Simpang Batu, Kota Padang.
Dengan tidak adanya contoh bahan karena terbatasnya dana, ia tetap berani untuk mencoba menjajakan jasanya itu ke rumah-rumah pegawai Bank Indonesia.
Toko jahit Basko memang strategis karena berseberangan dengan Perumahan Bank Indonesia dan Mess Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Singkat cerita, Basko akhirnya mendapat pelanggan pertama dan usahanya semakin berkembang.
Crazy Rich Pariaman
Dengan tekad yang kuat, kini Basko hidup penuh dengan gelimang harta. Roda kehidupannya seakan-akan berbalik menjadi lebih baik dari hasil keringatnya sendiri.
Kini, Basko berekspansi bisnis dengan membangun Minang Plaza, Basko Hotel, dan superblok Green City. Semuanya merupakan proyek terbesar di Sumatera.
Di bidang lain, Basko juga memiliki peternakan sapi seluas 300 hektare di Pekanbaru, Riau. Ia juga memiliki jaringan media cetak Haluan di setiap wilayah Sumatera dan Batam, perusahaan karoseri mobil, percetakan, properti, dan perhotelan yang tentu menambah pundi-pundi penghasilannya.