Pria di Tasik Nekat Tinggalkan Gaji Puluhan Juta Rupiah Demi Bisnis Pakaian, Dulu Semuanya Sendiri Kini Punya 50 Karyawan
Dulu semuanya dikerjakan sendiri, ia bahkan rela jadi model iklan usahanya karena tak punya biaya untuk sewa model.
Selama lima tahun sejak 2018 lalu, perusahaan yang ia kelola ini mengalami pasang surut terlebih saat awal-awal merintis.
Pria di Tasik Nekat Tinggalkan Gaji Puluhan Juta Rupiah Demi Bisnis Pakaian, Dulu Semuanya Sendiri Kini Punya 50 Karyawan
Seorang pria di Tasikmalaya, Jawa Barat, mampu membuktikan adanya jalan kesuksesan jika dikejar dengan maksimal. Ia kini menjadi pengusaha sukses di bidang pakaian, dengan omzet besar.
Ia adalah Rusman, yang kini membuka usaha dengan merek dagang PT Dthree Sukses Mulia. Selama lima tahun sejak 2018 lalu, perusahaan yang ia kelola ini mengalami pasang surut terlebih saat awal-awal merintis.
-
Bagaimana pria ini mencapai kesuksesannya? Hidup dalam keterbatasan sejak kecil Dikutip dari akun Instagram @kvrasetyoo, Kukuh membagikan kisah hidupnya yang berliku. Sejak kecil dia kurang mendapat kasih sayang orang tua karena ayahnya bekerja seharian sebagai sopir, dan ibunya juga bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Belum lagi kondisi ekonomi keluarganya yang pas-pasan, sehingga menuntutnya agar hidup lebih mandiri. Sebagai anak sulung, Kukuh mulai menaruh perhatian dan bertekad ingin membantu keluarganya.
-
Siapa pengusaha sukses asal Sumut itu? Marihad Simon Simbolon adalah sosok penting di balik suksesnya sebuah perusahaan yang bergerak di bidang logistik, perminyakan, dan industri kelapa sawit.
-
Bagaimana wirausahawan mencapai hasil? Wirausahawan yang berhasil tidak hanya terpaku pada proses, tetapi juga sangat memperhatikan hasil akhir dari setiap usaha yang dilakukan.
-
Siapa yang terinspirasi untuk membuka usaha? Usaha ini bermula dari suami Qori yang memiliki ketertarikan dalam dunia kuliner.
-
Siapa yang sukses jadi pengusaha di usia muda? Hal ini telah dibuktikan Via, yang dulunya hanya seorang pembantu dengan penghasilan Rp20.000 sehari. Namun, kini Via telah menjadi pengusaha muda yang sukses dan mandiri.
-
Bagaimana Basrizal memulai bisnis pertamanya? Tanpa keahlian yang mumpuni, Basko bekerja sebagai kernet angkot di Riau. Kemudian, modal dari hasil kernet tadi ia gunakan untuk berjualan petai. Ia termotivasi setelah melihat pedagang petai diserbu oleh pembelinya. Mulai dari situlah, ia memilih untuk berdagang petai.
Ketika itu, dirinya masih mengerjakan semuanya seorang diri mulai dari menggarap desain, mengerjakan pakaian sampai menjadi model iklan. Bahkan, dirinya juga sempat menjadi pengemudi transportasi online beberapa tahun lalu.
Kini, usaha pakaiannya sudah terbilang maju dengan total 50 karyawan dan omzet yang besar dengan angka penjualan yang tinggi. Berikut kisah suksesnya.
Bermula dari Pegawai Bank dengan Gaji Besar
Mengutip Youtube Naik Kelas, pria kelahiran Cirebon, Jawa Barat, benar-benar merintis usahanya dari nol.
Dirinya tak ingin bergantung kepada orang tua, yang sudah lebih dulu sukses menjadi pengumpul barang bekas.
Ia kemudian merantau ke Kalimantan dan menjadi pegawai bank BUMN terkenal nomor satu di Indonesia. Di masa-masa itu, gajinya sudah besar sebagai pemasukan tetap setiap bulannya.
“Saat saya memulai usaha, saya tidak mau meniru orang tua. Saya ingin jadi generasi perintis bukan pewaris. Di sana tidak mudah keluar dari zona nyaman, karena saya sudah punya jabatan, kendaraan dinas, rumah dinas, ada gaji yang besar dan lumayan kalau dihitung ada puluhan juta rupiah,” kata dia, mengutip Youtube Naik Kelas.
Menjadi Pengemudi Transportasi Online
Kemudian, saat awal merantau ke Tasikmalaya enam tahun lalu, dirinya sempat menjadi pengemudi transportasi online sebagai penambah pemasukan saat di kota orang.
“Sehingga kertas kehidupan yang tadinya sudah hitam, dibuat menjadi kertas putih kembali tidak mudah. Dan itulah kita butuh mental,” terangnya
Tak lama dirinya mencoba merintis usaha pakaian yang ia jalankan seorang diri. Tak punya karyawan di awal bukan sebuah halangan baginya, sehingga usaha tersebut terus berkembang sampai sekarang.
“Dulu kantornya cuma di garasi, terus alhamdulillah sekarang sudah enak dan tiga lantai,” kata Rusman.
Kekuatan Mental Jadi Modal Utama
Jika kebanyakan para pengusaha akan langsung berorientasi kepada modal dan untung, namun hal berbeda coba diterapkan Rusman.
Dia menyadari bahwa usahanya akan banyak mengalami cobaan. Lantas hal pertama yang ia kuatkan adalah mental.
“Bahwa bisnis adalah seni, bukan ilmu pasti. 1+1 tidak mesti dua, bisa minus ataupun plus dan yang harus dikuatkan pertama itu bukan tentang modal, tapi kuatkan mental sehingga harus punya komitmen karena tidak ada kepastian akhir bulan atau awal bulan ada pemasukan,” terangnya.
Menurutnya, pengusaha yang baik harus berani berproses agar mampu menghadapi berbagai tantangan termasuk digitalisasi di era sekarang.
Ia menambahkan jika sebelum punya karyawan, ia mengerjakan segalanya sendiri. Ia juga mengaku menjadi model iklan usahanya karena tak punya biaya untuk sewa model.
“Dulu dari A sampai Z saya kerjakan sendiri, setelah itu saya coba rekrut orang dan kami pengen punya foto untuk iklan, saya jadi modelnya dulu sambil nahan perut, karena tidak punya biaya untuk sewa model,” kenangnya.
Konsistensi Wajib Dinjunjung Tinggi
Salah satu pondasi kokoh yang ia bawa dalam usahanya saat ini adalah konsistensi. Hal itu selalu ia terapkan, baik dalam menjaga kualitas, kepuasan pelanggan sampai hak-hak karyawan.
Menurutnya, dari konsistensi akan terlihat usahanya akan berkembang atau justru berhenti atau malah terjun bebas.
Kegiatan karyawan di bisnis pakaian milik Rusman.
Walau pernah dilanda kerugian hampir Rp1 Miliar karena bencana alam, namun berkat konsistensi usahanya bisa terus berjalan.
“Adanya konsistensi bisa membuat usaha berkembang, dengan adanya karyawan usaha kita bisa tetap buka pagi misalnya jam 7, ketika itu sudah ada pelanggan yang datang. Tapi kalau tidak konsisten, ada pelanggan dan melihat toko masih tutup, dia akan lari ke toko lain,” ucapnya
Buka Usaha Harus Punya Tujuan
Terakhir, Rusman turut menekankan pentingnya memiliki tujuan. Dalam menjalankan usaha tujuan menjadi hal yang penting sehingga usahanya bisa beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Ia mencontohkan saat memiliki karyawan, seorang owner harus berhijrah dengan mempelajari strategi bisnis dan membangun jejaring.
“Saya saat memiliki karyawan harus berhijrah, dan tidak lagi mengurusi hal teknis. Saya pun dituntut untuk mempelajari stragegi, memikirkan ide dan membangun jejaring. Kita juga harus menjadi leader yang baik dan jangan pernah puas dengan kemapuan yang dimiliki saat ini,” tambahnya.