Hidup di Keluarga Serba Kekurangan hingga Dianggap Gelandangan, Kini Ahmad Jadi Bos Ritel
Kesuksesan ritel ini tidak hanya memberikan keuntungan finansial bagi Ahmad, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Kesuksesan ritel ini tidak hanya memberikan keuntungan finansial bagi Ahmad, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
-
Apa bisnis akhir zaman yang Ahmad jalankan? Ahmad menuturkan, budi daya ikan adalah bisnis akhir zaman. 'Bisnis ikan ini halalnya 100%. Jangankan disembelih, dibanting, hidup langsung kita goreng kan halal,' terangnya.
-
Siapa saja pengemis kaya raya di Indonesia? Berikut ini 5 pengemis yang ternyata kaya raya: Legiman di Pati, Jawa Tengah Pada tahun 2019, seorang pengemis bernama Legiman terciduk Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Dalam razia itu terungkap Legiman memiliki tabungan mencapai Rp900 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki tanah senilai Rp275 juta dan rumah senilai Rp250 juta. Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari. Sri Keryati di Jakarta Pusat. Dia kedapatan memiliki jumlah emas dan uang hingga Rp23 juta. Sri terjaring petugas dinas sosial saat tengah mengemis di JPO (Jembatan Penyebrangan Orang) Kramat Sentiong, Jakarta Pusat. Dari PMKS (penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) itu, petugas mendapatkan sejumlah emas, uang kertas sebesar Rp22.750.000 dan uang receh sebanyak Rp313.900. Sehingga totalnya berjumlah Rp23.063.900. Muklis di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan menjaring pengemis bernama Muklis yang memiliki harta yang banyak. Muklis terjaring di Flyover Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Saat digeledah, Muklis kedapatan memiliki uang Rp90 juta. Uang itu dikumpulkan dari hasil mengemis selama 6 tahun. Uang tersebut dalam bentuk pecahan Rp100 ribu mencapai Rp80 juta. Uang pecahan Rp50 ribu total Rp10 juta. Uang pecahan Rp20 ribu, dan uang receh kecil sebanyak Rp250 ribu. Luthfi Haryono di Gorontalo Pengemis di Gorontalo, bernama Luthfi Haryono membuat heboh jagat media sosial. Luthfi juga berkedok sumbangan masjid dengan membawa proposal ilegal ke setiap rumah dan warung. Waktu ditangkap Luthfi kedapatan bawa uang Rp43 juta dan emas. Sri Siswari Wahyuningsih di Semarang, Jawa Tengah Siswari diketahui memiliki deposito sebesar Rp140 juta dan rekening tabungan sebesar Rp16 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki surat BPKB kendaraan roda dua. Pengemis terlihat sangat lusuh itu mempunyai tiga anak yang saat ini duduk di bangku kuliah. Bahkan ketiga anaknya kuliah di kampus ternama Kota Semarang. Anaknya yang pertama berinisial HMS kuliah di Universitas Perbankan (Unisbank) di Jalan Tri Lomba Juang, Kota Semarang. Kemudian anak kedua berinisial SMS kuliah di jurusan Bahasa Inggris, Universitas Sultan Agung (Unisula), Jalan Raya Kaligawe, Kota Semarang.
-
Bagaimana cara pengemis kaya raya ini mendapatkan uang? Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari.
-
Siapa pemulung di Palembang yang punya saudara kaya? Seorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
-
Apa yang didapatkan gelandangan itu? Lebih lanjut, pejalan kaki tersebut menerangkan jika hal itu merupakan rezeki dari Sang Pencipta. 'Karena kejujuranmu, kamu minta 1 dollar, tapi Allah akan beri kamu lebih banyak. Karena Dia penciptamu, tahu yang kamu butuhkan,' katanya.
-
Kenapa Rahmat sukses menjual seladanya? Rahmat juga menjual sayur seladanya tidak ke tengkulak atau produsen, melainkan langsung ke konsumen. Dari sana, produknya bisa stabil dengan harga jual di pasaran tanpa terpengaruh inflasi Kemudian Rahmat juga melayani pembelian dadakan, walau harga beberapa ikat sayur slada.
Hidup di Keluarga Serba Kekurangan hingga Dianggap Gelandangan, Kini Ahmad Jadi Bos Ritel
Tumbuh dari keluarga serba kekurangan, tak menjamin masa depan seseorang gagal.
Ini dibuktikan dengan capaian Ahmad, pebisnis ritel Mitraku.
Melansir dari akun Youtube Naik Kelas pada, Rabu(12/6), Ahmad lahir dan besar di Baregbag, Ciamis.
Latar belakang keluarganya adalah pedagang barang bekas.
Setiap hari dia membantu orang tuanya berdagang berbagai jenis barang mulai dari kembang api, kelereng, permen karet, hingga barang bekas.
Kegiatan menjual barang bekas ini dia lakukan sejak SD sampai SMA. Hidup dalam kesederhanaan, bahkan seringkali keluarga Ahmad harus berjuang keras hanya untuk membeli beras.
Beranjak dewasa kemudian menikah, Ahmad masih sering kesulitan dalam hal keuangan.
Di mata masyarakat, Ahmad sering dianggap gelandangan karena kondisi ekonominya.
Meski begitu, Ahmad tidak pernah merasa rendah diri dan malah termotivasi untuk terus berjuang dan tidak pernah berhenti berharap pada yang kuasa.
Pada tahun 2012, Ahmad melihat peluang besar dalam kebutuhan kaum milenial yang terjun ke bisnis kuliner.
Ahmad menilai ada perbedaan selera, anak zaman sekarang memiliki kesadaran tinggi tentang pentingnya kemasan makanan yang menarik.
"Kalau anak-anak sekarang kan kemasannya harus semenarik mungkin gitu kesadaran mereka tentang mengemas makanan dengan kemasan yang menarik, mendorong para produsen-produsen packaging untuk membuat satu packaging yang seperti pasar inginkan," ucap Ahmad dikutip dari youtube Niak Kelas pada, Rabu(12/6).
Dengan modal awal yang terbatas, Ahmad bertekad untuk membangun usahanya dengan sungguh-sungguh.
Dia memulai bisnis bernama Mitraku, menjual bahan dan kemasan yang menarik, dengan tujuan menjawab kebutuhan masyarakat.
Diiringi tren tahu bulat yang sedang naik daun bersmaan dengan awal berdirinya Mitraku, memberikan peluang besar bagi Mitraku karena banyak pesanan kemasan yang masuk.
Pada proses perintisan bisnisnya, Ahmad memfokuskan dirinya pada pengelolaan bisnis agar terus bertahan, agar bisa berlanjut ke inovasi.
"Jadi nanti kalau sudah dikelola dengan baik, kita berhasil mengelolanya. Nah baru kita Munculkan inovasi-inovasi baru, apa sih yang belum ada wilayah kita, kita hadirkan seperti itu," ucapnya
Dalam proses pertumbuhan bisnis tentunya pasti tidak selalu mulus, selama perjalanan membangun Mitraku, Ahmad seringkali menghadapi berbagai macam ujian, mulai dari kerugian setiap bulan yang bisa mencapai Rp5 juta, barang hilang, hingga transaksi yang salah.
Namun, Ahmad terus belajar dan memperbaiki manajemen usahanya. Ia selalu berusaha meminimalisir kerugian, menangani barang yang mendekati kadaluarsa, dan memastikan pelanggan mendapatkan pelayanan terbaik.
Usahanya membuahkan hasil yang baik, Ahmad mulai menyediakan berbagai macam kebutuhan lain, seperti aneka macam kebutuhan rumah tangga atau sembako, hingga Mitraku menjadi toko sembako yang besar.
Selain itu, dengan kerja keras dan dedikasi,,Ahmad berhasil mengembangkan Mitraku hingga banyak dipercaya berbagai pelaku bisnis kuliner, bahkan retail, hingga memiliki ratusan pelanggan setiap harinya, terutama saat ramai-ramainya.
Ahmad percaya bahwa kesuksesan bukan hanya tentang keuntungan finansial, tetapi juga tentang memberikan manfaat bagi banyak orang. Prinsip hidupnya adalah tidak merugikan orang lain dan selalu memberikan dampak positif dimanapun ia berada.
Ahmad juga menekankan pentingnya fokus dalam menjalankan usaha, serta memiliki komitmen untuk terus belajar dan berinovasi.
Dengan kerja keras dan inovasinya perlahan Mitraku berkembang pesat. Pada saat puncak ramainya, Mitraku bisa melayani hingga 800 pelanggan per hari.
Ahmad juga berhasil mengelola operasional perusahaan dengan baik, termasuk membayar gaji karyawan yang mencapai Rp50 juta hingga Rp65 juta per bulan.
Pengeluaran operasional besar lainnya seperti listrik yang mencapai Rp35 juta per bulan juga dapat dikelola dengan baik.
Bagi Ahmad, karyawan adalah bagian penting dari perjuangannya. Ia selalu berusaha memperlakukan karyawan dengan baik dan membina mereka agar bisa memberikan layanan terbaik kepada pelanggan.
Ahmad percaya bahwa keberhasilan perusahaan tidak hanya tergantung pada dirinya, tetapi juga pada kinerja karyawan.
Omzet Mitraku terus meningkat seiring waktu, dengan jumlah pelanggan yang semakin banyak. Kesuksesan Mitraku tidak hanya memberikan keuntungan finansial bagi Ahmad, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat sekitar.
Ahmad juga aktif dalam kegiatan sosial. Ia sering menjadi donatur tetap untuk pesantren dan berbagai kegiatan sosial lainnya. Bagi Ahmad, keuntungan yang didapatkan dari usaha harus bisa memberikan manfaat bagi banyak orang.
Ahmad selalu berusaha memperbaiki kualitas layanan dan produk yang ditawarkan. Jika ada keluhan dari pelanggan, Ahmad melihatnya sebagai peluang untuk memperbaiki diri dan perusahaan.
Ahmad berharap Mitraku bisa berkembang menjadi perusahaan besar dengan cabang di berbagai kota. Ia bermimpi memiliki manajemen yang baik dan sumber daya manusia yang berkualitas.
Ahmad ingin Mitraku menjadi warisan yang tidak hanya bermanfaat bagi keluarganya, tetapi juga bagi generasi muda yang ingin belajar tentang perdagangan.
Salah satu kunci keberhasilan Ahmad adalah fokus. Ia selalu fokus pada pekerjaan dan mengelola perusahaan dengan baik.
"Kunci keberhasilan saya ya, selama ini untuk mendorong organisasi mitraku sampai bisa mengelola perdagangannya Adalah fokus," pungkasnya.
Reporter Magang : Tasya Ananda.