Miliki Keluarga Kandung Kaya Raya, Cerita Pilu Pemulung Ini Hidup Susah Mencari Nafkah 'Anak-anak Putus Sekolah'
Seorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
Seorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
Miliki Keluarga Kandung Kaya Raya, Cerita Pilu Pemulung Ini Hidup Susah Mencari Nafkah 'Anak-anak Putus Sekolah'
Seorang pemulung ditemukan sedang bersama dengan dua anaknya yang terlantar di pinggir jalan.
Pemulung tersebut berasal dari Palembang dan kini menggantungkan hidupnya dengan cara mencari barang-barang bekas sepanjang jalan di Cilegon.
-
Bagaimana Saung Garpu membantu anak pemulung? Kini para orang tua bersyukur anak-anaknya bisa belajar di tempat Nurida sehingga bisa mendapatkan akses pendidikan dengan lebih mudah.
-
Apa yang terjadi pada keluarga di Malang? Polisi menduga tiga orang dalam satu keluarga yang meninggal dunia di Kabupaten Malang bunuh diri bersama-sama.
-
Siapa yang terdampak broken home? Dan dampaknya? Lebih kepada anak-anak.
-
Siapa saja pengemis kaya raya di Indonesia? Berikut ini 5 pengemis yang ternyata kaya raya: Legiman di Pati, Jawa Tengah Pada tahun 2019, seorang pengemis bernama Legiman terciduk Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Dalam razia itu terungkap Legiman memiliki tabungan mencapai Rp900 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki tanah senilai Rp275 juta dan rumah senilai Rp250 juta. Dalam sehari, dia mendapat Rp500.000 hingga Rp1 juta per hari. Sri Keryati di Jakarta Pusat. Dia kedapatan memiliki jumlah emas dan uang hingga Rp23 juta. Sri terjaring petugas dinas sosial saat tengah mengemis di JPO (Jembatan Penyebrangan Orang) Kramat Sentiong, Jakarta Pusat. Dari PMKS (penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) itu, petugas mendapatkan sejumlah emas, uang kertas sebesar Rp22.750.000 dan uang receh sebanyak Rp313.900. Sehingga totalnya berjumlah Rp23.063.900. Muklis di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan Suku Dinas Sosial Jakarta Selatan menjaring pengemis bernama Muklis yang memiliki harta yang banyak. Muklis terjaring di Flyover Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Saat digeledah, Muklis kedapatan memiliki uang Rp90 juta. Uang itu dikumpulkan dari hasil mengemis selama 6 tahun. Uang tersebut dalam bentuk pecahan Rp100 ribu mencapai Rp80 juta. Uang pecahan Rp50 ribu total Rp10 juta. Uang pecahan Rp20 ribu, dan uang receh kecil sebanyak Rp250 ribu. Luthfi Haryono di Gorontalo Pengemis di Gorontalo, bernama Luthfi Haryono membuat heboh jagat media sosial. Luthfi juga berkedok sumbangan masjid dengan membawa proposal ilegal ke setiap rumah dan warung. Waktu ditangkap Luthfi kedapatan bawa uang Rp43 juta dan emas. Sri Siswari Wahyuningsih di Semarang, Jawa Tengah Siswari diketahui memiliki deposito sebesar Rp140 juta dan rekening tabungan sebesar Rp16 juta. Tak hanya itu, dia juga memiliki surat BPKB kendaraan roda dua. Pengemis terlihat sangat lusuh itu mempunyai tiga anak yang saat ini duduk di bangku kuliah. Bahkan ketiga anaknya kuliah di kampus ternama Kota Semarang. Anaknya yang pertama berinisial HMS kuliah di Universitas Perbankan (Unisbank) di Jalan Tri Lomba Juang, Kota Semarang. Kemudian anak kedua berinisial SMS kuliah di jurusan Bahasa Inggris, Universitas Sultan Agung (Unisula), Jalan Raya Kaligawe, Kota Semarang.
-
Bagaimana cara anak broken home mengatasi masa sulit? Cinta dan pengertian adalah kunci untuk menyembuhkan luka dan membangun kembali hubungan keluarga yang retak.
-
Bagaimana anak menerima keadaan keluarga yang hancur? Ajari aku bagaimana caranya menerima keadaan tanpa membenci kehidupan.
Padahal, saat ditanya, John mengaku mempunyai saudara yang kaya raya. Namun, ia selalu ditolak oleh mereka karena kondisinya yang memprihatinkan.
Simak ulasannya sebagai berikut.
Pemulung Hidup Mencari Sampah di Jalan
Sebuah video yang diunggah oleh channel Youtube Detik Asa memperlihatkan seorang pria pemulung yang menggantungkan hidupnya dengan cara mencari sampah di pinggir jalan. Pemulung bernama John itu setiap hari berjalan dengan dua anak dan istrinya untuk mencari pundi-pundi rezeki dari barang yang telah dibuang oleh orang lain.
John mengaku bahwa ia berasal dari keluarga yang cukup. Kakak dan adiknya juga mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak.
Sementara dirinya hanya tamatan SD dan sampai sekarang harus mengalami kesulitan dalam bertahan hidup.
Hal itulah yang membuat kedua anak John harus berhenti sekolah karena keterbatasan biaya.
Padahal, kedua anak laki-lakinya masih berusia 8 dan 9 tahun dan butuh fasilitas pendidikan yang layak.
“Dulu berhenti di Palembang. Di Palembang sekolah, kemudian di sini berhenti. Makan saja susah, boro-boro sekolah,”
kata John.
Punya Saudara Kaya Raya
John pergi dari Palembang karena merasa dianggap sebagai anak tiri. Semua saudara yang ada di Palembang telah memiliki tempat tinggal masing-masing dengan pekerjaan yang sukses. “Di sana ndak dihargai, di sana ibaratnya itu dianggap anak tiri, nggak dihargai. Jangankan nginep kita numpang saja nggak boleh, tidur saja nggak boleh. Boro-boro makan,” ucap John.
Dengan kondisi ekonomi yang sangat terpuruk, John akhirnya memutuskan untuk pindah dari Palembang.
Ia mencari pekerjaan lain yaitu menjadi seorang pemulung di Cilegon agar bisa tetap bertahan hidup.
Di Cilegon pemulung dan anak-anaknya tidak memiliki tempat tinggal yang layak.
John tidak mampu mencari tempat tinggal karena keterbatasan uang yang dimilikinya. Ia selalu menangis karena kasihan dengan kondisi anaknya.
“Kasihan, nangis di sini padahal, nangis. Tapi gimana lagi, nasibnya sudah jadi gini. Kalau malam kalau lihatin dia tidur rasanya nangis itu nggak ada lagi air mata. Sudah kering,” kata John.
“Pingin anak sekolah, tapi gimana lagi, makan saja susah. Tempat tinggal nggak ada. Tapi insyaAllah kalau memang ada rejeki, sekolah lagi,” ucap John.