Miliki Keluarga Kandung Kaya Raya, Cerita Pilu Pemulung Ini Hidup Susah Mencari Nafkah 'Anak-anak Putus Sekolah'
Seorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
Seorang pemulung asal Palembang harus hidup di jalan padahal memiliki keluarga yang kaya raya.
Miliki Keluarga Kandung Kaya Raya, Cerita Pilu Pemulung Ini Hidup Susah Mencari Nafkah 'Anak-anak Putus Sekolah'
Seorang pemulung ditemukan sedang bersama dengan dua anaknya yang terlantar di pinggir jalan.
Pemulung tersebut berasal dari Palembang dan kini menggantungkan hidupnya dengan cara mencari barang-barang bekas sepanjang jalan di Cilegon.
-
Apa yang terjadi pada keluarga di Malang? Polisi menduga tiga orang dalam satu keluarga yang meninggal dunia di Kabupaten Malang bunuh diri bersama-sama.
-
Siapa yang terdampak broken home? Dan dampaknya? Lebih kepada anak-anak.
-
Bagaimana anak menerima keadaan keluarga yang hancur? Ajari aku bagaimana caranya menerima keadaan tanpa membenci kehidupan.
-
Siapa yang terdampak dari broken home? Dampak dari broken home dapat terasa pada anggota keluarga, terutama anak-anak.
-
Siapa saja yang termasuk dalam golongan orang-orang yang merugi? Dari Abu Hurairah r.a., ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, 'Celakalah seseorang yang ketika aku disebut-sebut di depannya, namun ia tidak mengucapkan sholawat kepadaku, celakalah seseorang yang ketika bulan Ramadan menemuinya, lalu bulan itu pergi sebelum ia tidak mendapatkan ampunan, dan celakalah seseorang berkesempatan berada di sisi kedua orang tuanya yang berusia lanjut namun mereka tidak dapat memasukkannya ke dalam surga (karena kebaktiannya).'
-
Dampak apa yang dirasakan anak dari broken home? Mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mengatasi emosi, kehilangan rasa percaya diri, atau kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat di masa depan.
Padahal, saat ditanya, John mengaku mempunyai saudara yang kaya raya. Namun, ia selalu ditolak oleh mereka karena kondisinya yang memprihatinkan.
Simak ulasannya sebagai berikut.
Pemulung Hidup Mencari Sampah di Jalan
Sebuah video yang diunggah oleh channel Youtube Detik Asa memperlihatkan seorang pria pemulung yang menggantungkan hidupnya dengan cara mencari sampah di pinggir jalan. Pemulung bernama John itu setiap hari berjalan dengan dua anak dan istrinya untuk mencari pundi-pundi rezeki dari barang yang telah dibuang oleh orang lain.
John mengaku bahwa ia berasal dari keluarga yang cukup. Kakak dan adiknya juga mendapatkan fasilitas pendidikan yang layak.
Sementara dirinya hanya tamatan SD dan sampai sekarang harus mengalami kesulitan dalam bertahan hidup.
Hal itulah yang membuat kedua anak John harus berhenti sekolah karena keterbatasan biaya.
Padahal, kedua anak laki-lakinya masih berusia 8 dan 9 tahun dan butuh fasilitas pendidikan yang layak.
“Dulu berhenti di Palembang. Di Palembang sekolah, kemudian di sini berhenti. Makan saja susah, boro-boro sekolah,”
kata John.
Punya Saudara Kaya Raya
John pergi dari Palembang karena merasa dianggap sebagai anak tiri. Semua saudara yang ada di Palembang telah memiliki tempat tinggal masing-masing dengan pekerjaan yang sukses. “Di sana ndak dihargai, di sana ibaratnya itu dianggap anak tiri, nggak dihargai. Jangankan nginep kita numpang saja nggak boleh, tidur saja nggak boleh. Boro-boro makan,” ucap John.
Dengan kondisi ekonomi yang sangat terpuruk, John akhirnya memutuskan untuk pindah dari Palembang.
Ia mencari pekerjaan lain yaitu menjadi seorang pemulung di Cilegon agar bisa tetap bertahan hidup.
Di Cilegon pemulung dan anak-anaknya tidak memiliki tempat tinggal yang layak.
John tidak mampu mencari tempat tinggal karena keterbatasan uang yang dimilikinya. Ia selalu menangis karena kasihan dengan kondisi anaknya.
“Kasihan, nangis di sini padahal, nangis. Tapi gimana lagi, nasibnya sudah jadi gini. Kalau malam kalau lihatin dia tidur rasanya nangis itu nggak ada lagi air mata. Sudah kering,” kata John.
“Pingin anak sekolah, tapi gimana lagi, makan saja susah. Tempat tinggal nggak ada. Tapi insyaAllah kalau memang ada rejeki, sekolah lagi,” ucap John.