Kisah Ibu Rumah Tangga Nekat Jualan Cireng, Tak Disangka Raup Omzet Jutaan Rupiah dan Punya Empat Cabang
Usaha ini bermula dari suami Qori yang memiliki ketertarikan dalam dunia kuliner.
Di tengah kesibukan sebagai ibu rumah tangga, Qori, wanita berusia 29 tahun menemukan jalan menuju kesuksesan melalui sebuah usaha kuliner bernama Cireng Gembul. Qori tidak hanya sekadar berjualan, tetapi juga menjalani passion atau hobi dalam dunia kuliner, yang sudah mengakar kuat dalam hidupnya sejak kecil.
Usaha ini bermula dari suami Qori yang memiliki ketertarikan dalam dunia kuliner. Suaminya sangat suka jajan dan selalu mengikuti tren kuliner. Kecintaan suaminya pada kuliner, terutama makanan yang sedang viral, membawa mereka pada ide untuk menjual cireng, makanan khas Bandung yang tengah booming.
-
Siapa yang sukses jual cireng? Seorang gadis 20 tahun di Bogor, Jawa Barat, membuat langkah besar dalam hidupnya dengan cara berjualan cireng di gerobak pinggir jalan. Ia rela mengesampingkan ego demi meringankan beban orang tua.
-
Siapa ibu rumah tangga di Bogor yang sukses berbisnis kue? Perempuan bernama Windhy Arisanty itu rupanya bisa mengantongi omzet hingga puluhan juta rupiah hanya dari berjualan kue.
-
Mengapa resep cireng ini cocok untuk jualan? Resep cireng isi berbagai varian yang cocok untuk ide jualan bahkan untuk sekadar cemilan di rumah.
-
Bagaimana penjual onde-onde ini sukses? Saat azan berkumandang ketika tengah berjualan, dirinya akan bergegas untuk menjalankan kewajiban sebagai umat muslim tersebut.'Asal tidak tinggalin salat, kalau lagi melayani pembeli terus azan ya saya tinggal. Alhamdulillah pembeli mengerti dan mau gimana, orang yang ngasih rame atau sepinya ini Allah,' kata dia.
-
Bagaimana UMKM Cianjur tembus pasar ASEAN? Sebelumnya hanya dua produk lokal yang tembus pasar ekspor, yakni radio kayu antik dan sambal honje.
-
Bagaimana cara meraup untung puluhan juta dari berjualan keripik ubi? Setelah penjualan tidak ada kendala, Faisal mengaku keuntungannya juga berlipat ganda. Dalam sebulan, usahanya bisa meraup omzet sampai dengan Rp30 hingga Rp40 juta. 'Kalau sekarang Alhamdulillah omzetnya bisa mencapai Rp30-40 juta,' tambahnya.
Memulai sebuah usaha memanglah tidaklah mudah. Awalnya, Qori dan suami bingung harus mulai usaha dari mana, lantaran mereka tidak memiliki pengalaman dalam dunia wirausaha. Kemudian mereka memutuskan untuk mengambil langkah pertama dengan menerima pre-order melalui WhatsApp.
“Awalnya kami hanya berharap bisa menjual beberapa porsi, tetapi Alhamdulillah pesanan terus berdatangan,” kata Qori dalam tayangan YouTube Mulai Usaha, dikutip pada Selasa (8/10).
Melihat respons positif dari para pelanggan, mereka merasa termotivasi untuk melangkah lebih jauh dan membuka lapak untuk berjualan cireng.
Dengan modal awal sekitar Rp300.000-Rp400.000, Qori dan suami memutuskan untuk menjajakan cireng di lapak pinggir jalan di sekitar wilayah Bogor. Namun, di samping itu mereka juga harus mencari gerobak dan tempat yang strategis untuk berjualan.
Kualitas dan Inovasi Produk
Salah satu kunci sukses Cireng Gembul adalah komitmen terhadap kualitas dan rasa. Selain itu, Qori juga berupaya memenuhi selera pelanggan dengan menawarkan tujuh varian rasa, termasuk baso pedas, usus pedas, dan ayam suwir pedas.
"Kami memastikan semua bahan yang digunakan adalah segar dan tanpa pengawet. Itu penting untuk menjaga kesehatan konsumen,” tegasnya.
Meski menggunakan bahan berkualitas, Cireng Gembul masih dijual dengan harga yang sangat terjangkau. Hanya dengan Rp5.000, pelanggan dapat menikmati cireng berukuran jumbo dengan isian yang melimpah.
“Kami ingin semua kalangan bisa menikmati makanan ini. Makanan enak tidak harus mahal,” jelas Qori.
Strategi Cireng Gembul
Berkat komitmen yang kuat terhadap kualitas dan rasa, Cireng Gembul mulai dikenal di kalangan masyarakat Bogor. Qori tidak hanya mengandalkan penjualan langsung, tetapi juga memanfaatkan media sosial sebagai media promosi, sehingga dirinya dapat meraup omzet jutaan rupiah per hari
Seiring dengan meningkatnya permintaan, Qori dan suami menyadari bahwa mereka perlu memperluas jangkauan. Mereka mulai menjajakan ciring kebul di berbagai lokasi strategis, seperti di sekitar kampus dan pusat keramaian.
Cireng Gembul kini telah membuka beberapa cabang di sekitar Bogor, yaitu:
- Warung Pari, Pamoyanan
- Universitas Pakuan
- Lapangan Sakura, Ciapus
- Mulyaharja Cibeureum
Selanjutnya, Qori menjalin hubungan baik dengan para pelanggan sebagai salah satu strategi yang dipegang teguh oleh Qori. Dia selalu menerima masukan dan kritik dari pelanggan, yang dianggap sangat berharga untuk perbaikan maupun kemajuan usahanya.
Bagi Qori, usaha ini bukan hanya menjadi keuntungan untuk Qori dan suami, tetapi juga untuk memberikan peluang kerja bagi orang lain. Pasalnya, Qori telah membuka lapangan kerja bagi beberapa tetangga yang membutuhkan penghasilan tambahan.
Tantangan dan Rintangan
Tentu saja, setiap usaha tidak terlepas dari tantangan dan rintangan. Qori mengingat masa-masa sulit ketika penjualan menurun, terutama saat cuaca buruk.
Menurut pengakuan Qori, di suatu hari pernah hanya terjual tiga buah cireng selama sehari. Hal tersebut mendorong Qori untuk terus mencari cara guna meningkatkan penjualan, termasuk memperbaiki promosi dan menjalin kerja sama dengan komunitas lokal.
Kendala lain yang dihadapi adalah saat karyawan sering absen atau tiba-tiba tidak masuk. Meskipun kadang sepi, Qori berusaha menjaga motivasi dan optimisme karyawannya agar tetap profesional dalam bekerja.
Qori berharap kisahnya dapat menjadi inspirasi bagi orang lain agar tidak takut dalam memulai usaha. Dia percaya bahwa dengan ketekunan dan semangat, setiap orang dapat meraih impian mereka.
Reporter Magang: Thalita Dewanty