Tidak Lulus SMP, Panji Kini Sukses Jadi Pengusaha Beromzet Ratusan Juta per Bulan
Panji mulai menyadari efek buruk tidak serius sekolah. Ia sulit mendapatkan pekerjaan.
Panji mulai menyadari efek buruk tidak serius sekolah. Ia sulit mendapatkan pekerjaan.
Tidak Lulus SMP, Panji Kini Sukses Jadi Pengusaha Beromzet Ratusan Juta per Bulan
Panji Kini Sukses Jadi Pengusaha Beromzet Ratusan Juta per Bulan
Tidak cukup cerdas di dunia akademik, tidak berarti seseorang akan gagal di masa depan. Panji, merasakan betul pahitnya tak lulus sekolah.
Namun, karena ketekunannya merintis usaha, dia berhasil membangun bisnis dengan omzet ratusan juta per bulan.
Dalam wawancara yang diunggah akun YouTube Pecah Telur, Panji bercerita saat masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), dia sudah terbiasa dengan berjualan.
Saat itu, di kampung halamannya, Trenggalek, Panji kerap keliling berjualan es lilin.
"Dapat untung empat ribu, lumayan banget bagi saya, akhirnya saya keterusan," kata Panji, dikutip pada Rabu (15/11).
Nasib kemudian membawa Panji ke jalan hidup berbeda. Panji tak lulus SMP, hingga dia kemudian meneruskan untuk berjualan.
Di usia remaja, Panji mulai menyadari efek buruk tidak serius sekolah. Ia sulit mendapatkan pekerjaan.
Akan tetapi, dia tak patah arang.
Sebaliknya penyesalan hanya membuatnya tidak berkembang.
Pada tahun 2006, Panji memutuskan untuk merantau ke Malang, bersama sang kakak untuk membangun sebuah usaha.
Modal yang didapat keduanya berasal dari sang kakek.
Setibanya di Malang, Panji memulai dengan berjualan es krim, tahu, hingga segala aneka jajanan ringan. Namun, usahanya itu tidak cukup memuaskan.
Panji kemudian menjajal menjadi anggota multi level marketing (MLM).
"Dari situ Alhamdulillah saya dapat kemampuan ngomong, tapi lama-kelamaan saya enggak nyaman banyak kamuflaselah di situ,"
kata Panji.
Hampir sembilan bulan Panji belum mendapatkan pekerjaan yang cocok lagi. Namun, bekal kemampuandi bidang pemasaran yang didapat ketika menjadi anggota MLM, membawanya menjadi marketing di sebuah katering besar di Malang. Panji akhirnya memiliki pendapatan tetap sebesar Rp3 juta dengan bekerja sebagai marketing. Satu tahun berjalan, Panji mulai menyadari niat awal merantau ke Malang untuk membangun usaha bukan bekerja.
Akhirnya, Panji memutuskan keluar dari katering tersebut dan membuka usaha katering akikah yang dia beri nama Abah Husein.
Modal yang dia keluarkan hanya Rp500.000 untuk membeli ponsel, mencetak brosur dan sebagainya.
Satu hingga tiga bulan pertama, pesanan katering milik Panji belum cukup banyak. Hingga satu waktu, dia menerima pesanan dalam jumlah besar.
Dari situ, perlahan namun pasti, Panji semakin giat memasarkan bisnis akikahnya.
"Di umur bisnis saya sembilan bulan, belum satu tahun Alhamdulillah omset sudah berjalan," kata Panji.
Secara perlahan, Panji kemudian mendiversifikasi bisnisnya.
Semula hanya katering akikah, ditambah menjadi katering pernikahan, hingga katering nasi kotak.
Berkat keuletannya itu dia mampu meraih omset hampir 1 miliar rupiah per bulan.
"Semakin berkembang satu tahun itu sudah di atas Rp100 juta lah per bulan. Pernah di sebelum pandemi omzet dari katering kita produk ya itu sebulan mencapai sekitar Rp500 juta tapi ketika pandemi kemarin ya turun beberapa kota tertentu," ucapnya.