Menteri Rini: Empat BUMN segera buyback saham, dananya dari internal
EMpat BUMN yang akan buyback saham antara lain BRI, BNI, Bukit Asam, dan Waskita Karya.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyarankan sejumlah perusahaan BUMN melakukan pembelian kembali (buy back) saham. Langkah ini sebagai strategi menyelamatkan saham perusahaan BUMN dari kondisi pasar modal yang tengah tak bergairah.
Menteri BUMN Rini Soemarno menyatakan akan ada empat perusahaan BUMN yang melakukan buyback saham dalam waktu dekat. Yakni PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bukit Asam (Persero) Tbk, dan PT Waskita Karya (Persero). Alasannya jelas dan masuk akal.
-
Kapan PT Tera Data Indonusa Tbk melantai di bursa saham? Bahkan pada 2022, saat pandemi berlangsung, perusahaan ini berani mengambil langkah melantai di bursa saham.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Kapan Bursa Berjangka Aset Kripto diluncurkan? Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan meluncurkan Bursa Berjangka Aset Kripto di Jakarta, Jumat (28/7).
-
Kapan Bursa Karbon Indonesia resmi diluncurkan? Presiden Jokowi mengatakan ingin mengurangi dampak perubahan iklim yang saat ini terjadi di beberapa negara termasuk Indonesia. ”Karena memang ancaman perubahan iklim sangat bisa kita rasakan dan sudah kita rasakan. Dan, kita tidak boleh main-main terhadap ini, kenaikan suhu bumi, kekeringan, banjir, polusi, sehingga dibutuhkan langkah-langkah konkret untuk mengatasinya,” kata Presiden Jokowi.
-
Bagaimana UBS Sekuritas Indonesia menentukan target harga saham BBRI? "Target harga kami mengasumsikan tingkat bebas risiko sebesar 7,25% (tidak berubah), tanggal batas akhir September 2024 (mulai Maret 2024), RoE berkelanjutan sebesar 20,5% (tidak berubah), dan pertumbuhan berkelanjutan sebesar 9% (tidak berubah). Pada target harga kami, saham akan diperdagangkan pada 3,0x PB 2024," jelas PT UBS Sekuritas Indonesia.
-
Mengapa Bank BRI terlibat aktif dalam perdagangan karbon perdana di Bursa Karbon Indonesia? Direktur Kepatuhan BRI A. Solichin Lutfiyanto mengungkapkan Perseroan ingin menjadi role model bagi seluruh stakeholders dalam penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di Indonesia. “Krisis perubahan iklim yang saat ini kita alami bukan hanya tanggung jawab pemerintah, melainkan tanggung jawab kita semua. Oleh karena itu, partisipasi BRI pada perdagangan karbon perdana hari ini merupakan bentuk komitmen serta kontribusi kami dalam menangkal dampak perubahan iklim tersebut.” ujarnya.
"Sebab, jumlah (penurunan saham) cukup besar," ujarnya di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (3/9).
Terkait jumlah saham yang akan dibeli kembali, masih dalam proses penghitungan. Terpenting, tujuan rencana aksi korporasi ini membeli kembali saham dengan harga murah.
Rini mengaku tidak khawatir alokasi dana untuk pembelian kembali saham tersebut. Sebab tidak menggunakan anggaran negara.
"Dananya dari internal. Yang penting kita ketahui bahwa perusahaan yang cukup aktif di pasar modal adalah asuransi dan dana pensiun. Jadi mereka harus investasi untuk dana-dananya," jelas dia.
Sebagai informasi, pada 1 September 2015, manajemen Bukit Asam mengumumkan rencana buy back saham yang telah dikeluarkan dan tercatat di Bursa Efek Indonesia. Pembelian kembali saham juga mencerminkan kinerja perseroan dengan mengacu pada Surat Edaran OJK No. 22/SEOJK.04/2015 tanggal 21 Agustus 2015 tentang Kondisi Lain sebagai Kondisi Pasar yang Berfluktuatif dalam Pelaksanaan Pembelian Kembali Saham yang dikeluarkan oleh emiten atau perusahaan publik.
Bukit Asam akan melakukan pembelian kembali saham yang telah dikeluarkan dan tercatat di BEI dalam waktu tiga bulan sejak informasi yang diberikan kepada otoritas pasar modal.
(mdk/noe)