Menteri Rini selalu ngomel karena perusahaan BUMN minim inovasi
Menteri Rini berambisi menjadikan BUMN konglomerasi terbesar se-ASEAN 10 tahun mendatang.
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menginstruksikan seluruh perusahaan pelat merah meningkatkan kinerja di tengah gejolak ekonomi. Salah satu caranya dengan gencar melakukan inovasi terhadap produk-produknya.
Menteri BUMN Rini Soemarno menuturkan, untuk memaksimalkan inovasi, perusahaan BUMN perlu bersinergi. Menteri Rini mengaku kerap marah pada anak buahnya lantaran tidak berinovasi dalam memasarkan produk hasil perusahaan BUMN.
-
Siapa yang memimpin Rumah BUMN BRI Yogyakarta? Koordinator Rumah BUMN BRI Yogyakarta S. Condro Rini (34) sangat menyadari bahwa UMKM adalah tulang punggung ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, mendorong pelaku UMKM untuk terus maju dan berkembang salah satunya lewat Rumah BUMN, merupakan pekerjaan besar dan mulia.
-
Di mana pemakaman Brigjen TNI (P) Bom Soerjanto dilaksanakan? Alm Bom Soerjanto dimakamkan dengan cara militer di pemakaman Al-Azhar Memorial, Karawang.
-
Kapan Rumah BUMN BRI Yogyakarta berdiri? Rumah BUMN BRI tersebut sudah berdiri sejak 2017 dan tercatat sudah ada ribuan pelaku UMKM di wilayah tersebut yang dibina dengan berbagai pelatihan maupun pendampingan agar mampu konsisten meningkatkan kapabilitas usahanya.
-
Apa tugas utama Kementerian BUMN? Kementerian BUMN Bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang badan usaha milik negara
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kapan Brigjen TNI (P) Bom Soerjanto meninggal dunia? Ayah Irjen Krishna Murti meninggal dunia. Ia adalah Brigjen TNI (P) Bom Soerjanto Bin Soejitno yang mengembuskan nafas terakhirnya pada Rabu (10/7) kemarin.
"Saya selalu bicara ke deputi, saya selalu ngomel. Ini bapak-bapak sudah lama di sini tapi tidak pernah pasarkan produk BUMN lain," ujar Menteri Rini di kantornya, Kamis (13/8).
Kemudian Rini mencontohkan salah satu keunggulan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) VIII yang dapat memasok bahan baku teh untuk dapat memproduksi minuman kemasan. Dia heran sebab PTPN VIII justru lebih banyak memasok bahan baku teh untuk perusahaan swasta. BUMN perkebunan tersebut memasok 70 persen bahan baku teh untuk Sosro. Padahal, PTPN memproduksi teh dengan label Walini.
"Kok tahu tehnya bagus, kenapa tidak dari dulu bikin teh kotak BUMN? Kalau kita ke situ akan jauh lebih baik. Kita bisa mencapai tujuan dengan baik," jelas dia.
Rini yakin, sesungguhnya teh buatan PTPN VIII bisa laris di pasaran jika bersinergi dengan pihak lain. Begitu juga perusahaan lain dalam memasarkan produknya agar lebih banyak dikonsumsi masyarakat.
"Yang belum adalah bagaimana sinergi sampai ke ritel. Ini sebenarnya potensi yang sangat besar, teh Walini dikasih madu. Bayangkan kalau semuanya pakai itu, karyawan BUMN ada hampir satu juta, belum lagi om dan tantenya. Saya ingin 10 tahun arahnya ke sana. BUMN akan jadi konglomerat terbesar di ASEAN," terang dia.
Diakui Rini saat ini sinergi BUMN yang sudah terjalin adalah membuat roadmap BUMN.
(mdk/noe)