Merger Bank BUMN Syariah Ditarget Rampung di 2021
Sebagai langkah awal, 3 bank BUMN syariah, yakni PT Bank Mandiri Syariah (BSM), PT Bank BNI Syariah dan PT Bank BRI Syariah Tbk. telah melakukan penandatangan Conditional Merger Agreement (CMA) Bank BUMN Syariah.
Bank-bank syariah anak usaha Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan segera digabungkan menjadi satu perusahaan merger. Sebagai langkah awal, 3 bank BUMN syariah, yakni PT Bank Mandiri Syariah (BSM), PT Bank BNI Syariah dan PT Bank BRI Syariah Tbk. telah melakukan penandatangan Conditional Merger Agreement (CMA) Bank BUMN Syariah.
Ketua Tim Project Management Office (PMO) sekaligus Wakil Direktur Bank Mandiri Herry Gunardi menyatakan, setelah CMA, pembahasan lebih detail mengenai rencana merger ini akan dilakukan pada minggu ke-3 bulan Oktober mendatang.
-
Apa yang diraih oleh Bank Syariah Indonesia? BSI mendapatkan penghargaan sebagai The Indonesia Customer Experience of The Year – Banking Award dalam ajang Asian Experience Awards 2023.
-
Kapan BNI meluncurkan hibank? Silvano melanjutkan, perseroan meluncurkan hibank sebagai solusi untuk menggarap sektor UMKM yang lebih dinamis.
-
Mengapa BNI meningkatkan kredit ke BUMN? “BUMN akhirnya mulai menunjukkan pertumbuhan positif. Kami cukup senang dengan tren ini, karena BUMN masih menjadi motor pertumbuhan ekonomi yang cukup dominan di Indonesia," katanya.
-
Dimana BNI fokus menyalurkan kredit untuk BUMN? Fokus penyaluran kredit BUMN BNI adalah kepada BUMN yang bergerak di sektor energi seperti PLN dan Pertamina serta sektor Pangan Bulog. Selain itu, BNI aktif mendukung proyek-proyek infrastruktur dari Jasa Marga dan jasa keuangan inklusi dari Pegadaian.
-
Apa yang diklaim sebagai informasi palsu yang beredar tentang Bank Syariah Indonesia? Beredar sebuah surat berisi pengumuman diklaim berasal Bank Syariah Indonesia (BSI) yang mengubah tarif transfer antarbank dari menjadi Rp150.000 per bulan.
-
Apa saja fungsi utama bank pemerintah di Indonesia? Bank pemerintah memiliki sejumlah fungsi penting dalam mengelola keuangan negara dan menyelenggarakan sistem keuangan. Berikut adalah beberapa fungsi utama bank pemerintah: 1. Manajemen Keuangan Publik Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat. 2. Penyediaan Layanan Perbankan untuk Pemerintah Bank pemerintah menyediakan layanan perbankan khusus untuk pemerintah. Ini termasuk penempatan dana pemerintah, pembiayaan proyek-proyek pembangunan, dan pelaksanaan transaksi keuangan pemerintah secara efisien. 3. Pelaksanaan Kebijakan Moneter Bank pemerintah seringkali menjadi pelaksana kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank sentral. Mereka dapat berpartisipasi dalam pengaturan suku bunga, kontrol uang beredar, dan kebijakan lainnya untuk mencapai tujuan stabilitas ekonomi. 4. Pembiayaan Pembangunan. Salah satu peran kunci bank pemerintah adalah memberikan pembiayaan untuk proyek-proyek pembangunan nasional. Mereka dapat memberikan pinjaman jangka panjang untuk mendukung sektor-sektor strategis seperti infrastruktur, energi, dan industri. 5. Dukungan terhadap Sektor-sektor Kunci. Bank pemerintah dapat memberikan dukungan finansial khusus untuk sektor-sektor yang dianggap strategis bagi pertumbuhan ekonomi. Hal ini dapat mencakup sektor pertanian, pendidikan, dan kesehatan. 6. Penyelenggaraan Program Pemerintah. Bank pemerintah dapat menjadi penyelenggara program-program pemerintah, seperti program bantuan sosial atau program kredit bagi sektor-sektor tertentu. 7. Pengelolaan Risiko Keuangan. Dalam kapasitasnya sebagai lembaga keuangan yang besar, bank pemerintah juga berperan dalam mengelola risiko keuangan. Hal ini mencakup pemantauan dan penilaian risiko, serta penerapan strategi untuk mengurangi dampak risiko keuangan yang mungkin timbul. 8. Mendukung Kestabilan Sistem Keuangan. Bank pemerintah dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas sistem keuangan nasional. Mereka memiliki peran penting dalam menangani krisis keuangan dan memberikan dukungan finansial guna mencegah dampak yang lebih besar pada perekonomian.
"Tanda tangan CMA ini baru mulai ya, belum merger, ini langkah awal, baru di gerbang prosesnya masih panjang. Minggu ke-3 bulan Oktober akan ada rencana pembahasan plan, lalu urus izin ke OJK, regulator pasar modal," jelas Herry dalam konferensi pers virtual, Selasa (13/10).
Herry menjelaskan, saat ini, total aset ke-3 bank syariah yang hendak dimerger tersebut mencapai Rp 214,6 triliun. Dengan posisi aset yang bakal lebih kuat, pihaknya optimis bank merger ini bisa masuk top 10 bank besar di Indonesia.
Niat pembentukan ini didasarkan atas arahan Menteri BUMN Erick Thohir yang ingin agar BUMN dapat meningkatkan core competentnya. "Indonesia adalah negara dengan populasi muslim yang besar di dunia. Harapannya kita bisa memiliki bank syariah yg besar dan bisa bersaing di kancah global," tuturnya.
Herry juga memastikan operasional 3 bank dalam proses merger tetap berjalan dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan nasabah. Dia juga memastikan tidak akan melakukan pengurangan atau bahkan pemecatan karyawan imbas penggabungan bank-bank ini.
"Kami mohon doa dan dukungan untuk proses bersejarah lahirnya bank syariah terbesar di Indonesi. Kami ajak seluruh karyawan untuk berdoa dan mendukung proses ini," katanya.
Operasional 3 Bank Masih Normal
Direktur Utama PT Bank BRI syariah Tbk, Ngatari, memastikan operasional ketiga perbankan syariah pelat merah itu tetap berjalan normal selama persiapan merger berlangsung. Sehingga dipastikan belum ada perubahan layanan operasional sampai saat ini.
"Pernyataan terakhir sampai saat ini, kami memastikan layanan nasabah tetap berjalan seperti biasa dan optimal," kata Ngatari.
Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Tim Project Management Office yang juga Wakil Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, Hery Gunardi menyebut, sampai hari ini bahwa operasional ketiga bank syariah Himbara itu masih normal. "Jadi, tidak ada perubahan apa-apa BNI Syariah masih biasa saja, Bank BSM juga bank BRI Syariah Tbk juga masih biasa saja belum berubah," paparnya.
Oleh karena itu, dia meminta nasabah ketiga bank pelat merah tersebut untuk tetap tenang. Mengingat tahapan merger bank masih belum final.
"Kita masih belum melakukan legal marger. Kira baru meminng ibaratnya belum terjadi pernikahannya. Nanti tanggal 20 Oktober mendatang rencana marger akan kita umumkan mulai logo, komposisi pemegang saham, dan layanan nasabah tapi masih plan," paparnya.
"Kemudian, kita kirim surat ke regulator setelah persetujuan adanya RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Lalu, baru penggabungan disitu finalnya di kuartal I-2021. Jadi tidak usah khawatir, tidak ada yang berubah," tambahnya.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)