Nilai ekspor mebel Indonesia masih kalah dibanding Malaysia dan Vietnam
Nilai ekspor mebel nasional pada tahun 2017 hanya mencapai USD 1,3 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian tahun 2016 dan 2015, yang masing-masing sebesar USD 1,6 miliar dan USD 1,93 miliar.
Ketua Umum Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (Asmindo) Mugiyanto membeberkan dua tantangan besar industri mebel Indonesia. Salah satunya adalah inovasi desain produk yang bisa dipasarkan untuk konsumen internasional. Menurutnya, inovasi dan kreasi menjadi kunci agar produk yang dihasilkan berkembang menyesuaikan selera pasar.
Tantangna kedua yaitu soal kasus perdagangan kayu ilegal yang memengaruhi masa depan industri mebel di Indonesia. Sebab, ini berhubungan langsung dengan penyediaan bahan baku.
-
Apa saja produk pertanian Indonesia yang diekspor ke Timor Leste? Produk pertanian Indonesia yang diekspor ke Timor Leste diantaranya gandum, kedelai, kacang hijau, tomat, jeruk, gula, susu, pakan, dan produk unggas.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Bagaimana Kemendag memfasilitasi eksportir Indonesia di pameran EIM? “Kemendag memfasilitasi puluhan eksportir Indonesia untuk memamerkan produk-produk potensial melalui pameran EIM agar pangsa pasar produk Indonesia di negara Meksiko semakin luas,” tambahnya.
-
Kenapa ekspor telur ke Singapura bisa menjadi bukti keberhasilan Indonesia di pasar dunia? Singapura menjadi salah satu negara dengan standar mutu dan keamanan pangan yang tinggi, sehingga ekspor ini menjadi salah satu keberhasilan Indonesia di pasar dunia.
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Perubahan apa saja yang terjadi di Indonesia terkait budaya konsumsi? Budaya konsumsi juga semakin berkembang di Indonesia. Perubahan ini tercermin dalam gaya hidup konsumerisme, di mana konsumsi menjadi salah satu identitas sosial dan sumber kebahagiaan. Budaya ini membentuk pola konsumsi yang lebih individuistik dan materialistik.
"Kedua tantangan ini menjadi ujian tidak mudah bagi para pelaku industri mebel dan kerajinan kayu ini. Hal ini tidak lepas dari kondisi industri mebel yang cenderung menurun," kata Mugiayanyo melalui keterangan resminya di Jakarta, Kamis (26/10).
Dia mencatat, nilai ekspor mebel nasional pada tahun 2017 hanya mencapai USD 1,3 miliar, lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian tahun 2016 dan 2015, yang masing-masing sebesar USD 1,6 miliar dan USD 1,93 miliar. Angka ini lebih rendah dari negara-negara tetangga, seperti nilai ekspor mebel Vietnam tahun 2015 mencapai USD 6,9 miliar dan Malaysia sebesar USD 2,4 miliar.
"Tantangan-tantangan inilah yang akan dihadapi Asmindo. Untuk itu, Asmindo akan berkonsentrasi menggarap pasar mebel dalam negeri, selain tetap membidik peluang pasar ekspor. Selama ini Asmindo fokus ke ekspor, sehingga pasar lokal tanpa disadari justru dimasuki barang impor," imbuhnya.
Salah satu langkah yang akan dilakukannya adalah menjalin kerja sama dengan asosiasi usaha di bidang konstruksi agar bisa memasok kebutuhan mebel untuk apartemen dan hotel. Mugiyanto memastikan, Asmindo akan berupaya mengembangkan desain mebel yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar dalam negeri sesuai dengan hasil riset.
"Langkah ini dilakukan untuk fokus menggarap pasar ekspor karena pasar dalam negeri diserbu produk impor. Mengembangkan konsep mebel nasional menjadi pilihan untuk memenuhi kebutuhan pasar mebel dalam negeri," jelasnya.
Sementara, terkait tantangan soal bahan baku, Asmindo akan membenahi masalah kelancaran pasokan bahan baku untuk meningkatkan daya saing produk. Sebab, pasokan bahan baku selama ini menjadi salah satu kendala karena industri butuh waktu relatif lama untuk mendapatkan bahan baku.
Asmindo juga akan berkoordinasi dengan pemerintah agar membantu anggotanya yang belum bisa mengakses sertifikasi Sistem Verifikasi Legalitas Kayu. Upaya-upaya ini akan segera menjadi garapan kepengurusan baru Asmindo dalam lima tahun ke depan.
"Semua dilakukan untuk memperkuat industri mebel didalam negeri agar menjadi tuan rumah di negerinya sendiri," tutup Mugiyanto.
Baca juga:
Pengusaha kuliner didorong ikut sertifikasi dan manfaatkan digital marketing
Produk sarang walet Indonesia kuasai 72,31 persen pasar China
Batik asal Sukabumi tembus pasar Yunani, Jepang serta Amerika Serikat
Raih IDPB Awards, merek Babby Belle terpopuler di ranah digital
Senegal kepincut 6 kapal perang & 4 kapal komersial buatan anak bangsa