Indonesia Masih Unggul, Pertumbuhan Ekonomi Negara Tetangga Ini Hanya 3 Persen
Pertumbuhan ekonomi Thailand, didorong oleh peningkatan ekspor dan belanja pemerintah.
Ekonomi Thailand mencatat pertumbuhan signifikan sebesar 3 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III/2024, didorong oleh peningkatan ekspor dan belanja pemerintah. Angka ini melampaui perkiraan median sebesar 2,4 persen dalam survei Bloomberg dan hasil revisi pertumbuhan 2,2 persen pada kuartal sebelumnya.
Data National Economic and Social Development Council (NESDC), Senin (18/11), menunjukkan bahwa secara triwulanan (quarter on quarter/qoq), ekonomi Thailand tumbuh sebesar 1,2 persen, lebih tinggi dari perkiraan 0,8 persen.
NESDC menyebutkan bahwa ekspor barang dan jasa serta pengeluaran pemerintah menjadi motor utama pemulihan ekonomi. Barang-barang seperti beras, karet, komputer, dan peralatan telekomunikasi mengalami peningkatan nilai ekspor, sementara produk otomotif dan minyak bumi mencatat penurunan. Thailand juga membukukan surplus perdagangan sebesar USD5,8 miliar (sekitar Rp8,9 triliun)
Di sisi investasi, belanja publik tumbuh lebih dari 25 persen pada kuartal ketiga, menandai ekspansi pertama dalam enam kuartal terakhir. Sebaliknya, investasi swasta mengalami kontraksi sebesar 2,5 persen, melanjutkan tren penurunan dari kuartal sebelumnya yang tercatat sebesar 6,8 persen.
Meski terdapat kemajuan di beberapa sektor, konsumsi swasta melambat akibat tingginya utang rumah tangga dan pengetatan praktik pinjaman oleh lembaga keuangan.
Langkah Pemerintah untuk Memacu Pemulihan
Perdana Menteri, Paetongtarn Shinawatra, dijadwalkan mengadakan pertemuan pada Selasa (19/11) untuk membahas langkah-langkah stimulus tambahan, termasuk bantuan tunai, guna memastikan pemulihan berlanjut pada 2025. Kepala NESDC, Danucha Pichayanan, menekankan bahwa pengeluaran pemerintah akan menjadi faktor kunci yang mendorong konsumsi domestik dan pariwisata di masa depan.
Danucha juga memperingatkan bahwa kebijakan perdagangan Presiden terpilih AS Donald Trump dapat menimbulkan ketidakpastian bagi ekspor Thailand. Namun, ia meremehkan dampak ekonomi dari banjir baru-baru ini, dengan total kerugian mencapai sekitar 60 miliar baht (USD1,7 miliar).
Proyeksi Ekonomi dan Kebijakan Suku Bunga
NESDC memperkirakan ekonomi Thailand tumbuh sebesar 2,6 persen pada tahun ini, dengan ekspansi sebesar 2,3 sampai 3,3 persen pada 2025. Meskipun data menunjukkan tren positif, Bank of Thailand diperkirakan tetap berhati-hati dalam mengambil kebijakan.
Setelah menurunkan suku bunga pada bulan lalu untuk pertama kalinya sejak 2020, bank sentral kemungkinan akan mempertahankan suku bunga acuan pada Desember, menurut ekonom Bloomberg, Tamara Mast Henderson.
Henderson menyebut penurunan suku bunga lebih lanjut dapat membantu mengatasi perlambatan konsumsi swasta. Namun, stimulus pemerintah yang kuat diharapkan mampu menjaga momentum pertumbuhan tanpa harus bergantung sepenuhnya pada pelonggaran moneter.
Perbandingan dengan Indonesia
Meski pertumbuhan Thailand meningkat, negara ini masih tertinggal dibandingkan Indonesia dan Malaysia. Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi 4,95 persen pada periode yang sama, sementara Malaysia mencatat ekspansi sebesar 5,3 persen.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 4,95 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada kuartal III 2024. Meskipun mencatatkan pertumbuhan positif, angka ini menunjukkan sedikit pelambatan dibandingkan dengan dua kuartal sebelumnya.
Pada kuartal I 2024, ekonomi Indonesia tumbuh 5,11 persen yoy, sedangkan pada kuartal II meningkat sebesar 5,05 persen yoy. Tren penurunan ini menjadi sorotan mengingat kondisi ekonomi global yang masih menghadapi tantangan besar, seperti ketidakpastian pasar internasional dan perlambatan ekonomi di beberapa negara mitra dagang utama.
Meskipun perlambatan terjadi, pertumbuhan ekonomi sebesar 4,95 persen tetap mencerminkan ketahanan Indonesia di tengah ketidakpastian global. Pemerintah diharapkan dapat terus mendorong stimulus ekonomi, seperti belanja negara dan investasi infrastruktur, guna memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan hingga akhir 2024.
Begitu pula dengan Thailand, investasi publik yang meningkat untuk pertama kalinya dalam enam kuartal terakhir memberikan sinyal positif bagi masa depan perekonomian Thailand.
Dengan dukungan belanja pemerintah dan potensi ekspor yang kuat, Thailand memiliki peluang untuk mempertahankan tren pertumbuhan meskipun menghadapi tantangan global seperti kebijakan perdagangan proteksionis dan tingginya utang rumah tangga.
Reporter Magang: Thalita Dewanty