Novi, sosok Kartini masa kini keluar masuk hutan demi terangi negeri
Novi, sosok Kartini masa kini keluar masuk hutan demi terangi negeri. Dia harus berjibaku menembus hutan pelosok Indonesia untuk membangun menara listrik program 35.000 MW. Perempuan asal Sidoarjo itu membangun tapak transmisi program 35.000 MW sepanjang 84 kms dari Tanjung di Kalsel menuju Buntok di Kalteng.
Novi Dwi Harriani, pegawai wanita PT PLN (Persero), harus berjibaku menembus hutan pelosok Indonesia untuk membangun menara listrik program 35.000 MW. Novi bertugas mengawasi pembangunan menara listrik agar sesuai dengan ketentuan.
"Ada 238 'tower' (menara) listrik yang dibangun dan tugas saya adalah mengawasi pencampuran pasir, semen, kerikil, dan air ke mesin molen (pencampur). Saya menghitung agar rangkaian besi sesuai spesifikasi sebelum dicor," ujarnya seperti dikutip dari Antara di Jakarta, Jumat (21/4).
Selain mengawasi pembangunan tapak menara, Novi juga bertugas mendata jumlah pohon yang akan ditebang sepanjang jalur transmisi. Pohon, yang memiliki tinggi lebih dari tiga meter, lanjutnya, harus dipangkas karena bisa mengganggu distribusi listrik. "Ribuan pohon sudah kami data," ucapnya.
Kepala Satuan Komunikasi Korporat PLN I Made Suprateka mengatakan pekerjaan teknik sipil dalam pembangunan proyek ketenagalistrikan seringkali diidentikkan dengan kaum pria.
Menurut dia, pekerjaan yang menggambarkan fisik yang tangguh dan mental sekuat baja ini memang umumnya dikerjakan laki-laki.
Hal tersebut, lanjutnya, dikarenakan berbagai tantangan mulai dari cuaca, geografis hingga sosial harus dihadapi demi menghadirkan listrik hingga ke pelosok negeri.
"Namun, Novi, pegawai PLN di proyek pembangunan transmisi Kalimantan Tengah mendobrak stereotipe gender tersebut. Dia adalah satu dari sekian banyak Kartini PLN yang berkarya menembus batas demi menghadirkan listrik ke seluruh pelosok negeri," ujarnya.
Perempuan asal Sidoarjo itu membangun tapak transmisi program 35.000 MW sepanjang 84 kilometer sirkit (kms) dari Tanjung di Kalimantan Selatan menuju Buntok di Kalimantan Tengah.
Novi menambahkan perjalanan menuju lokasi menara tidaklah mudah, karena proyek transmisi Tanjung-Buntok tersebut berada di kawasan hutan. Dia bersama timnya harus berjalan kaki untuk naik dan turun gunung serta menembus semak belukar.
"Untuk sampai ke lokasi, hutan, bukit, dan sawah kami lalui. Paling jauh adalah medan di Kotabaru. Tak hanya naik turun gunung, tapi juga melewati rawa. Capek itu pasti, tapi saya tetap semangat," tutur Novi.
Selain kondisi medan yang ekstrem, Novi juga mengaku seringkali berhadapan dengan tantangan cuaca seperti kehujanan dan kedinginan di tengah hutan sudah menjadi hal yang biasa.
Selama bekerja, menurut dia, dirinya dan tim menginap di rumah warga yang dijadikan mess dengan kondisi seadanya. "Biasannya kembali ke mess saat matahari terbenam. Tapi, seringkali kemalaman baru bisa keluar hutan," ucapnya.
Lulusan Teknik Sipil Universitas Brawijaya Malang tersebut, tidak pernah menyangka akan berkecimpung dalam pekerjaan lapangan yang cukup berat itu. Padahal, cita-citanya adalah menjadi kontraktor dan bekerja di kantor.
"Saya tidak pernah menyangka akan keluar masuk hutan. Namun, ternyata saya menikmati pekerjaan konstruksi ini. Awalnya, memang kaget dan takut, tapi setelah itu biasa. Yang pasti, saya dan teman-teman senang. Kerja keras tim bisa dirasakan warga dan listrik bisa sampai ke pelosok. Kami puas dan bangga bisa ikut serta membangun Indonesia agar lebih maju dan berkembang," kata Novi, anak bungsu dari dua bersaudara.
-
Bagaimana PLN dan ACWA Power akan membangun proyek ini? Kesepakatan ketiga perusahaan ini akan berlangsung pada business matching di flagship event KTT ASEAN ke-43 yaitu ASEAN Indo Pacific Forum (AIPF) yang berlangsung pada 5 - 6 September 2023. Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Mengapa PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia berkolaborasi membangun proyek ini? Kerja sama ini juga menjadi bukti hubungan bilateral yang kuat antara Indonesia dan Arab Saudi.
-
Apa yang akan dihasilkan dari proyek kolaborasi PLN, ACWA Power, dan Pupuk Indonesia? Proyek ini akan menghasilkan hidrogen yang berfungsi sebagai bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan.
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
-
Bagaimana PLN ingin meningkatkan pemanfaatan energi air hingga 25,3 GW pada 2040? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
Baca juga:
Dapat pembiayaan, proyek PLTU Cirebon Ekspansi segera konstruksi
PLTA Jatigede bakal aliri listrik ke Bandara Kertajati
Jatigede jadi PLTA pertama gunakan teknologi lubang raksasa
Cerita PLN butuh 49 tahun untuk bangun PLTA Jatigede
Menengok PLTA pertama bagian dari proyek 35.000 MW
Presiden Jokowi resmikan 8 pembangkit portabel 500 MW Rp 8 triliun
PLN minta Kejagung kawal proyek kelistrikan 35.000 MW