Mengenal Jurig Jarian, Hantu dari Tanah Sunda yang Dipercaya Mendiami Tempat Sampah
Sesuai namanya, sosok menyeramkan ini muncul dari daerah yang kotor, salah satunya tempat sampah.
Sesuai namanya, sosok menyeramkan ini muncul dari daerah yang kotor, salah satunya tempat sampah.
Mengenal Jurig Jarian, Hantu dari Tanah Sunda yang Dipercaya Mendiami Tempat Sampah
Di wilayah Jawa Barat, terdapat legenda hantu yang dipercaya masyarakat secara turun-temurun bernama Jurig Jarian.
Dalam bahasa Sunda, Jurig berarti hantu dan Jarian adalah tempat yang kotor.
Sesuai namanya, sosok menyeramkan ini muncul dari daerah yang kotor seperti tempat sampah.
Menurut cerita rakyat Sunda, Jurig Jarian adalah sosok mahluk gaib yang tinggal di tempat yang kumuh dan tak terawat.
-
Apa arti burung hantu dalam kepercayaan Jawa? Dalam tradisi masyarakat Jawa, burung hantu sering kali dianggap sebagai lambang spiritualitas dan koneksi dengan alam gaib.
-
Kenapa Leuwi Jurig disebut "Sungai Setan"? Mengutip YouTube Adrasa.ID, Selasa (31/10), sungai ini memang memiliki nama yang seram. Jika dalam bahasa Sunda, lokasi itu bernama Leuwi Jurig.Posisinya yang berada di tengah semak belukar, dengan bebatuan cadas yang memenuhi lokasi membuat destinasi tersebut semakin menakutkan.
-
Apa itu jujungkungan? Menurut bahasa setempat, jujungkungan merupakan kaulinan budak (permainan anak tradisional) dalam bermain bola.
-
Siapa saja yang seringkali menjadi objek 'julid'? Karena merasa tidak suka, maka orang julid cenderung merespon segala hal yang menimbulkan iri dengki dengan sikap sinis.
-
Apa arti 'julid' dalam bahasa Indonesia? Julid dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya sifat iri dan dengki dengan keberhasilan orang lain.
-
Apa itu Janjang Saribu? Janjang Saribu atau dikenal dengan sebutan The Great Wall of Koto Gadang.
Legenda ini mengisahkan bahwa Jurig Jarian adalah hasil energi negatif yang berkumpul di lokasi tersebut. Hantu ini menampilkan bentuk yang menakutkan dan misterius.
Kabarnya, hantu ini tak sekedar menakuti warga, namun juga membawa pesan agar masyarakat bisa menjaga kebersihan, sekaligus menempati tempat yang sudah lama terbengkalai.
Muncul dalam Dongeng Anak
Jurig Jarian mulanya banyak diceritakan orang tua maupun nenek dan kakek kepada anak kecil.
Biasanya, anak akan diceritakan ini agar mereka menjaga kebersihan di seluruh aspek kehidupannya.
Belum diketahui keberadaan Jurig Jariyan di masa sekarang. Namun, masyarakat Sunda selalu mewanti-wanti kepada anak-anaknya agar membersihkan kamar tidak ditempati oleh sosok tak kasat mata itu.
Konon juga, hantu ini biasa menempati rongga-rongga tempat sampah dan kerap muncul dari kegelapan.
Bentuk Jurig Jarian
Mengutip Instagram Napak Jagat Pasundan, bentuk Jurig Jarian ada berbagai versi.
Mulai dari perempuan berambut panjang, sosok bertubuh tinggi dan besar sampai yang menyerupai tuyul karena ukurannya yang kecil dan berkepala botak.
Biasanya, hantu ini muncul dengan sejumlah tanda seperti mengeluarkan aroma yang sangat busuk di sekitar tempat sampah, tumpukan limbah bergerak-gerak sampai mengeluarkan suara-suara aneh.
Jurig Jarian dipercaya muncul saat petang hari, menjelang magrib atau di malam hari hingga dini hari.
Tanda Ketempelan Jurig Jarian
Jurig Jarian kabarnya suka menebar teror. Bagi siapapun yang menjumpainya, ia akan mendapati sejumlah gejala berupa demam, gatal-gatal bahkan sampai kerasukan.
Namun demikian, kerasukan atau ketempelan dari Jurig Jarian bisa diobati dengan penanganan khusus yakni menggunakan air kelapa dan kopi.
Mula-mula, siapkan air kelapa muda tanpa tambahan apapun, lalu campurkan dengan seduhan kopi hitam pahit tanpa gula. Kemudian, tokoh agama setempat akan turut membacakan sejumlah doa seperti ayat kursi.
Sebagai Mitos Orang Sunda
Walau orang tua selalu mengatakan bahwa Jurig Jarian adalah nyata, namun banyak yang yakin jika hantu ini adalah fiktif.
Bisa dikatakan bahwa Jurig Jarian merupakan petuah nenek moyang kepada keturunannya agar senantiasa menjaga kebersihan.
Cerita ini dianggap efektif kepada anak-anak, karena mereka akan takut dan lantas rajin membersihkan tempat yang dianggap kotor.
Hantu ini pun jadi salah satu kekayaan budaya berdasarkan petuah atau ajakan kebaikan, demi tercipta kebiasaan baik dan kesehatan diri.