Optimalisasi Kilang, Pertamina Bidik Produksi D100 Tembus 100.000 Barel per Hari
Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, pihaknya melakukan optimalisasi kilang yang sudah dibangun dalam memproduksi D100. Misalnya, Kilang Dumai tercatat sudah memproduksi D100 sebanyak 1.000 barel per hari.
PT Pertamina (Persero) berkomitmen memproduksi green diesel atau D100 hingga 100 ribu barel per hari untuk mendukung pemberlakuan program biodiesel 40 persen (B40), yang sebelumnya batal diterapkan tahun ini.
Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan, pihaknya melakukan optimalisasi kilang yang sudah dibangun dalam memproduksi D100. Misalnya, Kilang Dumai tercatat sudah memproduksi D100 sebanyak 1.000 barel per hari.
-
Kapan Pertamina mulai mengembangkan biofuel generasi kedua? “Contoh bagus di sini adalah sesuatu yang telah dikembangkan oleh Pertamina sejak tahun 2021. Pertamina telah mengembangkan biofuel generasi kedua yang berasal dari ranting buah kosong.
-
Siapa yang mendorong Pertamina untuk mengembangkan biofuel generasi kedua? Sekretaris Kementerian BUMN Rabin Indrajad Hattari mengatakan bahwa pemerintah mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti Pertamina untuk mengembangkan biofuel generasi kedua dan ketiga.
-
Apa itu biodiesel? Biodiesel adalah bahan luar biasa yang memiliki kualitas luar biasa karena dibuat dari minyak nabati dan hewani bekas. Minyak ini dibuat dengan mengolah minyak dengan alkohol untuk menghasilkan bahan bakar yang mampu membakar dan menggerakkan segala sesuatu mulai dari bus penumpang hingga unit pemanas, mengubah sisa minyak menjadi cara baru yang ampuh untuk berkeliling kota.
-
Bagaimana Pertamina akan mengembangkan bioenergi? “Nanti energi kita akan berbasis bioenergi, karena Indonesia ada banyak sumber daya. Di India saya bertemu dengan technology liaison untuk bioethanol dan limbahnya bisa diproses di perusahaan India, ini salah satu follow up yang akan kita kerja samakan,” ujar Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina.
-
Apa yang akan dikembangkan Pertamina dari bahan bakar berbasis bioenergi? Pertamina akan memanfaatkan bahan bakar nabati seperti tebu, jagung, singkong dan sorgum untuk mengembangkan bioenergi.
-
Apa yang diraih oleh Dirut Pertamina? Nicke menjadi salah satu dari dua wanita Indonesia paling berpengaruh yang masuk ke dalam daftar ini.
"Dan tahun ini kita akan tambah di Cilacap, 3.000 barel per hari. Ini bukan baru tapi memang mengoptimalkan sumber yang ada," ujar Nicke dalam webinar, Senin (26/4).
Seperti diketahui, D100 menjadi salah satu bahan campuran biodiesel 40 persen (B40) dengan komposisi 10 persen, yang mana sama dengan kapasitas 100.000 barel per hari.
Adapun pada Juli mendatang, produksi D100 diproyeksi mencapai 4.000 barel per hari
"Kita punya target 100.000 barel per hari, ada tambahan investasi di (kilang) Plaju, Cilacap, Dumai dan Balikpapan," ujar Nicke.
Dalam pengembangan menuju penerapan B40, pasokan minyak sawit dipastikan harus berkelanjutan (sustainable). Hal tersebut harus segera direalisasikan, karena, menurut Nicke, saat ini pasokan turunan minyak sawit masih belum berkelanjutan.
"Contoh, tahun ini yang diberikan FAME lebih rendah dari tahun lalu. Jadi ini kesepakatan bersama, kalau ingin dorong bioenergi, maka pasokan jaminan di hulunya harus sustain," kata Nicke
Jaminan juga tidak hanya diberikan dari sisi volume, namun juga dari segi harga. "Karena harga bioenergi kan dipatok pemerintah sehingga bukan hanya jaminan volume yang diberikan tapi juga keekonomian," tuturnya.
Reporter: Athika Rahma
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Pertamina: Kilang Balongan Kembali Beroperasi Normal
Bos Pertamina Belum Tentukan Besaran Santunan untuk Korban Kebakaran Kilang Balongan
Imbas Kebakaran Kilang Balongan, 890 Warga Masih Mengungsi
Penjelasan Pertamina soal Demonstrasi Warga Sebelum Kebakaran Kilang Balongan
DPR soal Alasan Kebakaran Kilang Pertamina karena Petir: Saya Pikir Ini Konyol
Pertamina Libatkan Pihak Asing Investigasi Kebakaran Kilang Balongan