Pakai gas bumi sejak 2008, pabrik pupuk ini hemat Rp 15 miliar
Awalnya, perusahaan pupuk ini menggunakan solar sebagai bahan bakar dalam memproduksi pupuk untuk para petani.
Produsen pupuk, PT Agri Timur Mas mengaku hemat Rp 15 miliar saat menggunakan gas bumi dari PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Tbk sejak 2008. Awalnya, perusahaan pupuk ini menggunakan solar sebagai bahan bakar dalam memproduksi pupuk untuk para petani.
"Sudah delapan tahun kami pakai gas bumi sebagai bahan bakar untuk produksi pupuk NPK," ujar Maintenance Executive Agri Timur Mas, Indra Lesmana di Jakarta, Rabu (1/6).
-
Apa tugas utama BPUPKI? Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) adalah sebuah badan yang dibentuk oleh pemerintah pendudukan Jepang pada tanggal 29 April 1945 dengan tujuan mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
-
Kapan PPK Pemilu dibentuk? Menurut peraturan tersebut, PPK dibentuk paling lambat 60 hari sebelum hari pemungutan suara.
-
Kapan BPUPKI dibubarkan? Tepat hari ini, 7 Agustus pada tahun 1945 silam, BPUPKI dibubarkan.
-
Siapa yang membubarkan BPUPKI? Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI resmi dibubarkan oleh pemerintah pendudukan Jepang dan digantikan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai.
-
Mengapa BPUPKI dibubarkan? Pembubaran Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada 7 Agustus 1945 oleh pemerintah pendudukan Jepang didorong oleh beberapa alasan penting: 1. Tugas Utama Selesai BPUPKI telah menyelesaikan tugas utamanya, yaitu menyelidiki dan merumuskan dasar negara serta rancangan Undang-Undang Dasar (UUD) bagi Indonesia merdeka.
-
Bagaimana proses pembubaran BPUPKI? Pada 7 Agustus 1945, BPUPKI resmi dibubarkan oleh pemerintah pendudukan Jepang dan digantikan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai.
Indra menegaskan perseroan sempat kesulitan lantaran harga solar yang tinggi mencapai Rp 10.000 per liter pada 2010 lalu. Dengan penggunaan gas bumi dalam 8 tahun terakhir ini, perusahaanya dapat menghemat sekitar Rp 15,12 miliar.
"Penggunaan gas kami rata-rata mencapai 280.000 m3. Dengan menggunakan gas bumi yang saat itu harganya hanya sekitar Rp 4.000 per meter kubik, lebih dari 50 persen penghematannya. Hitung-hitungan kami, selama pakai gas bumi dari PGN, kami bisa hemat Rp 15,12 miliar," kata dia.
Sementara, Kepala Divisi Komunikasi Korporat PGN, Irwan Andri Atmanto mengatakan, PGN akan terus menggenjot penyaluran gas bumi ke berbagai segmen pengguna gas. Saat ini, PGN menyalurkan gas bumi kepada sekitar 22 segmen pengguna gas bumi mulai dari segmen rumah tangga, industri, komersial, usaha kecil, pembangkit listrik, transportasi dan lainnya.
"PGN satu-satunya badan usaha di bidang gas yang menyalurkan gas bumi ke hampir seluruh segmen pengguna gas," kata Irwan.
Irwan menegaskan, PGN memiliki komitmen untuk terus memperluas infrastruktur jaringan gas bumi di Indonesia. Saat ini, panjang pipa gas bumi PGN lebih dari 7.000 km atau 76 persen pipa gas nasional. Adapun pelanggan PGN tersebar di berbagai wilayah mulai dari Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, sampai Papua.
Sampai saat ini PGN telah menyalurkan gas bumi ke lebih dari 116.400 pelanggan rumah tangga. Selain itu, 1.879 usaha kecil, mal, hotel, rumah sakit, restoran, hingga rumah makan, serta 1.576 industri berskala besar dan pembangkit listrik.
Pada 2015, PGN menyalurkan gas bumi mencapai 1.591 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Dari penyaluran gas bumi PGN kepada pelanggan tersebut, menciptakan penghematan bagi nasional sebesar Rp 88,03 triliun per tahun.
"Produksi gas bumi nasional cukup besar, tidak diimpor atau dihasilkan dari perut bumi Indonesia, sangat sayang sekali bila kita tidak semaksimal mungkin memanfaatkannya," pungkas dia.
Baca juga:
Kota Bantaeng bakal dibangun terminal gas alam cair senilai Rp 7,5 T
Pertamina EP salurkan gas sebanyak 50 MMSCFD ke Donggi Senoro
Harga gas bumi tak ikuti aturan, ESDM ancam cabut izin badan usaha
Kesepakatan 3 kontrak gas bumi tambah penerimaan negara Rp 7,4 T
Pesantren di Jatim beralih dari gas elpiji ke kompor biomassa