Pembelaan pemerintah Jokowi tak mau disalahkan soal beras plastik
Beras plastik sangat berbahaya jika dikonsumsi karena bisa memicu kanker.
Indonesia surganya barang palsu. Anekdot ini nampaknya sudah sampai fase mengkhawatirkan. Pasalnya, barang palsu saat ini sudah merambah komoditas konsumsi masyarakat.
Ya, saat ini Indonesia tengah digegerkan dengan temuan beras palsu buatan China marak beredar. Beras palsu ini terbuat dari gabungan kentang, ubi jalar dan limbah plastik yang direkayasa sedemikian rupa sehingga berbentuk menyerupai beras. Tidak hanya itu, produsen beras palsu ini juga menambahkan resin sintetis industri. Resin sintetis ini dikatakan sangat berbahaya jika dikonsumsi karena bisa memicu kanker.
Dewi Setiani, warga Bekasi, Jawa Barat menemukan sejumlah keanehan dengan beras yang dibelinya. Sehingga dia menduga bahwa beras tersebut adalah beras palsu yang terbuat dari plastik. Dugaan tersebut muncul ketika dia mengolah beras itu menjadi bubur untuk dia santap esok paginya. Namun setelah didiamkan beberapa jam, bubur ini pun berbentuk aneh.
"Berasnya jadi aneh dan rasanya juga enggak kayak nasi pada umumnya. Lebih terasa kayak plastik, karena sintesisnya berasa banget," kata Dewi saat dihubungi merdeka.com.
PT Sucofindo, Cibitung, Kabupaten Bekasi, telah menyatakan beras yang ditelitinya beberapa waktu lalu positif mengandung plastik. Namun, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) menyatakan bahwa masyarakat tak perlu khawatir dengan masalah itu.
Bagi JK hal tersebut bukan permasalahan besar yang harus dipikirkan secara serius. Di sisi lain JK juga belum pernah melihat langsung beras hasil rekayasa tersebut.
"Tapi masyarakat tak perlu khawatir. Saya tidak tahu dan belum pernah lihat. Tapi saya yakin itu bukan masalah besar," tuturnya.
Selain itu, pemerintah juga terkesan cuci tangan dalam masalah ini. Berikut merdeka.com merangkum pembelaan pemerintah terkait kasus peredaran beras palsu dari plastik.
-
Di mana Jokowi meninjau persediaan beras? Jokowi dan rombongan kemudian melanjutkan perjalanan menuju Kabupaten Labuhanbatu dengan menggunakan helikopter Super Puma TNI AU. Dia direncanakan mengecek bahan pokok di Pasar Gelugur Rantauprapat, serta meninjau persediaan beras dan menyerahkan bantuan pangan kepada masyarakat.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Kapan Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Apa yang Jokowi lakukan saat blusukan ke pasar? Saat blusukan ke pasar, Jokowi juga turut cek harga kebutuhan pokok
-
Apa yang Jokowi lakukan di Gudang Beras Bulog Pematang Kandis? Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau langsung Gudang Beras Bulog di Pematang Kandis,Kabupaten Merangin, Jambi. Kepala Negara mengaku, hal itu harus dilakukan demi memastikan ketersediaan beras jelang momentum hari raya Lebaran yang sisa sepekan lagi.
-
Di mana Jokowi melakukan blusukan ke pasar? Saat melakukan kunjungan ke daerah, Presiden Jokowi selalu menyempatkan diri untuk blusukan ke pasar tradisonal
Kasus beras palsu buat masyarakat belajar untuk konsumsi produk dalam negeri
Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengingatkan masyarakat untuk mengkonsumsi beras dalam negeri untuk menghindari ancaman beras plastik.
"Yah kita coba ambil hikmahnya saja, sebagai warga Indonesia mari mengkonsumsi produk-produk dalam negeri," kata Amran di kantornya.
Namun, beragam spekulasi terlanjur muncul di balik beredarnya beras plastik. Menteri Amran menepis spekulasi yang menyebutkan beredarnya beras plastik bermotif mencari untung. Sebab dibanding beras asli, harga beras plastik justru lebih mahal.
"Secara bisnis ini tidak memungkinkan, plastik Rp 12.000 per satu kilogram, sedangkan beras (biasa) Rp 7.300 per satu kilogram," kata Amran.
Pemerintah berkilah selalu terapkan prosedur food safety dalam perdagangan
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) Srie Agustina mengaku, pemerintah selalu melakukan prosedur food safety bahkan sebelum mencuatnya kasus beras sintetis. Bahkan, kerja sama antar pihak terkait sudah dilakukan.
"Terkait food safety, pemerintah sebetulnya selalu melakukan, bukan hanya ada kasus saja, tapi tim terpadu pengawasan barang dan jasa Kemendag bersama kementerian lain selalu melakukan pengawasan barang beredar," jelasnya dalam dikusi Pangan Kita yang diadakan oleh merdeka.com, IKN, IJTI, dan RRI di kawasan Cikini, Jakarta Pusat.
Dia menambahkan, pengawasan ini dilakukan oleh tiga pihak, Kemendag, Kementerian Pertanian dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Masing-masing memiliki porsi pengawasan yang berbeda-beda.
"Pengawasan itu bisa dilakukan tiga unsur, satu dilakukan oleh pemerintah sesuai kewenangannya, misalnya pangan olahan oleh BPOM, pangan segar oleh pertanian, dan dalam konteks pangan itu kemendag. Tapi dalam satu tim itu," terangnya.
Pemerintah tak segera ambil tindakan karena ingin ungkap kebenaran
Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengklaim sudah terlebih dulu mendapat laporan beredarnya beras plastik tersebut.
"Kita sebetulnya sudah lebih dulu mendapatkan laporan dari masyarakat," ujar Dirjen Standarisasi Perlindungan Konsumen Kemendag Widodo kepada wartawan di Kantornya, Jakarta Pusat.
Widodo mengaku mendapatkan laporan tersebut tiga hari sebelum temuan beras plastik ramai diperbincangkan. "Laporannya sekitar tiga harian sebelum ini nih, ramai dibicarakan," klaimnya.
Namun Widodo memilih mengunci rapat temuan tersebut dengan alibi tengah menelusuri kebenaran laporan tersebut.
"Tapi kita silent dulu karena memang sedang dicari ini awalnya dari mana. Biar tidak kabur orang (pelaku) nya," ungkapnya.
Kasus beras plastik buat masyarakat sadar lebih berhati-hati dalam konsumsi
Dirjen Standarisasi dan Perlindungan Konsumen Kemendag Widodo meminta masyarakat mengambil sisi positif dari kejadian tersebut. "Satu sisi ada positifnya bahwa konsumen biar tahu bahwa ada beras seperti ini," ujar Widodo kepada wartawan di kantornya, Jakarta Pusat.
Menurutnya, beredarnya beras plastik akan meningkatkan kewaspadaan konsumen ketika membeli bahan pokok kebutuhan sehari-hari. "Sehingga konsumen lebih berhati-hati membeli beras," ucapnya.
Dia menuturkan, Kementerian Perdagangan (Kemendag) tidak tinggal diam dengan peredaran beras plastik. Widodo mengaku tengah melakukan pengusutan dengan menggandeng Bareskrim Mabes Polri.
Presiden Jokowi meminta masalah beras plastik tak dibesar-besarkan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta semua pihak tidak membesar-besarkan masalah beras plastik. Ia meminta masyarakat bersabar menunggu hasil uji laboratorium yang dilakukan di ITB (Institut Teknologi Bandung), Sucofindo dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Ternyata makin ramai, masalah beras plastik jangan digede-gedein. Itu hanya ada di daerah tertentu, hanya di satu tempat. Baru dilihat di lab ITB, di lab BPOM dan Sucofindo. Kalau sudah disimpulkan baru kita bicara," ujar Jokowi usai melakukan jalan sehat di area CFD (car free day) Solo.
Jokowi kembali menegaskan agar semua pihak ikut membicarakan atau memperbesar permasalahan yang ada. "Jangan dibesar-besarkan, semua jangan ikut bicara. Yang penting akar permasalahannya dilihat, dicek benar. Apakah itu hanya ada di Bekasi atau di satu warung?," tandasnya.