Pemerintah Jokowi targetkan industri alas kaki masuk 3 besar dunia tahun ini
Kementerian Perindustrian menargetkan industri alas kaki nasional berada di posisi ketiga di dunia tahun ini. Saat ini, Indonesia berada pada urutan keempat setelah China, India dan Vietnam.
Kementerian Perindustrian menargetkan industri alas kaki nasional berada di posisi ketiga di dunia. Saat ini, Indonesia berada pada urutan keempat setelah China, India dan Vietnam.
"Tahun 2018 kita targetkan di tiga besar dengan banyaknya intervensi pemerintah dan kemudahan yang diberikan," kata Direktur Industri Kecil Menengah Sandang, Aneka dan Kerajinan Kementerian Perindustrian E Ratna Utarianingrum dikutip Antara, Selasa (3/4).
-
Apa yang menunjukkan pertumbuhan industri manufaktur Indonesia? Geliat pertumbuhan ini dapat terlihat dari peningkatan permintaan baru yang menunjukkan aktivitas produksi yang semakin terpacu.
-
Bagaimana Desa Kemudo mengelola limbah industri menjadi produk meubel? Karena limbah palet berasal dari kayu jati yang kokoh, maka pihak BUMDes mencoba mengolahnya menjadi produk meubel seperti wallpaper dinding, kursi, meja, plakat medali, tempat telepon genggam dan lain sebagainya. Produk meubel ini dikerjakan oleh pihak ketiga, dengan pengelolaan yang dilakukan penuh oleh Desa Kemudo.
-
Siapa yang berperan dalam mendorong inovasi dan industri berkelanjutan? Mendorong inovasi dan industri berkelanjutan dapat menciptakan peluang bisnis baru.
-
Bagaimana pertumbuhan industri di Sidoarjo berkontribusi terhadap perekonomian daerah? Pertumbuhan industri di Sidoarjo telah memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat setempat.
-
Mengapa Desa Kemudo memutuskan untuk mengelola limbah industri? Agar bisa bermanfaat, pihak desa kemudian mengolahnya menjadi kerajinan meubel yang cantik dan mampu diserap pasar.
-
Produk apa yang dihasilkan Desa Kemudo dari pengolahan limbah industri? “Kami mencoba melihat potensi yang ada di Desa Kemudo, yakni dengan adanya limbah kering dari industri,” kata Kepala Desa Kemudo, Hermawan Kristanto, kepada Merdeka.com baru-baru ini.
Ratna memaparkan, sebanyak 86 persen alas kaki di dunia diproduksi oleh Asia dan sebagian besar atau 80 persen disumbang oleh China, sedangkan enam persen lainnya terbagi di tiga negara, yaitu India, Vietnam dan Indonesia.
"Pangsa pasar kita 3,3 persen di dunia," imbuhnya.
Produksi alas kaki Indonesia mencapai 1,1 miliar pasang per tahun dan 800 juta pasang di antaranya merupakan untuk dalam negeri dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan ekspor, terutama ke Eropa dan Amerika Serikat. Sementara total produksi alas kaki Vietnam mencapai 1,2 miliar pasang per tahun dan sebagian besarnya diekspor ke berbagai negara.
Menurut Ratna, selain keunggulan dari sisi total produksi, Vietnam juga diuntungkan dengan letak geografis yang dekat dengan China, sehingga memiliki akses pasar ekspor lebih mudah. Untuk itu, Indonesia akan terus menambah kapasitas kemampuannya dalam segi persepatuan, baik dari sisi desain, manajemen, hingga distribusi.
Melalui Balai Pengembangan Industri Persepatuan Indonesia (BPIPI), Kemenperin berupaya menambah keahlian para perajin sepatu nasional, yang alumninya sudah berjumlah 8.000 orang sejak 2009 didirikan.
"Selain menjaring wirausaha baru bidang sepatu, BPIPI juga memberi pembinaan untuk perajin yang sudah menjalankan usahanya dan menemukan berbagai masalah," tandasnya.
Baca juga:
Produk unggulan narapidana bakal mejeng di Trade Expo Indonesia 2018
Kemenperin pasarkan produk unggulan narapidana melalui online
Industri AS terancam rugi akibat sengketa tarif impor
Pengusaha: Kasus cacing dalam ikan makarel kaleng berdampak pada PHK karyawan
Pemerintah berlakukan aturan baru tax holiday di 17 industri