Pemerintah Pakai Gojek dan Grab Salurkan Bantuan Sembako
Presiden Jokowi memerintahkan sembilan dasar kebutuhan pokok masyarakat tidak boleh kurang. Dia juga meminta distribusi bantuan pemerintah kepada masyarakat dilakukan melalui operator transportasi online. Jika ini diimplementasikan mampu menahan penurunan pertumbuhan ekonomi.
Presiden Jokowi memerintahkan sembilan dasar kebutuhan pokok masyarakat tidak boleh kurang. Dia juga meminta distribusi bantuan pemerintah kepada masyarakat dilakukan melalui operator transportasi online.
"Distribusi menggunakan GoJek dan Grab supaya ekonomi jalan," ungkap Menko Luhut dalam konferensi pers pada live Instagram lewat akun @kemenkomarvest, Jakarta, Rabu (18/3).
-
Kapan Gojek menerima penghargaan dari DTKJ? Penghargaan dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) yang diterima baru-baru ini menjadi bukti nyata dari pencapaian tersebut.
-
Bagaimana Gojek mendapatkan penghargaan dari DTKJ? Penghargaan ini diperoleh berdasarkan survei kepada pengguna angkutan umum serta penilaian terhadap inovasi dan upaya integrasi dengan moda transportasi lain melalui fitur GoTransit.
-
Siapa yang menyambut baik kolaborasi antara DANA dan Tokopedia? Kolaborasi ini turut disambut baik oleh Astrid Tampubolon, Vice President of Payment and Fintech Tokopedia.
-
Siapa yang memberikan penghargaan kepada Gojek? Penghargaan dari Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) yang diterima baru-baru ini menjadi bukti nyata dari pencapaian tersebut.
-
Apa yang DANA dan Tokopedia lakukan dalam kolaborasi mereka? DANA mengumumkan kerja samanya dengan Tokopedia, untuk menyediakan pengalaman bertransaksi digital. Dengan mengintegrasikannya ke seluruh online marketplace terdepan, DANA berharap dapat mendorong pertumbuhan positif ekonomi digital sekaligus meningkatkan inklusi keuangan masyarakat Indonesia.
-
Mengapa Gojek dianggap sebagai penyedia layanan ride-hailing yang paling dipilih? Menurut pernyataan resminya, Selasa (24/9), penghargaan ini menunjukkan bahwa Gojek diakui sebagai penyedia layanan ride-hailing yang paling dipilih oleh pengguna saat menggunakan angkutan umum di Jakarta.
Jika ini diimplementasikan, mantan Kepala Staf Kepresidenan (KSP) ini meyakini mampu menahan penurunan pertumbuhan ekonomi. Sebab, 70 persen pergerakan ekonomi berasal dari belanja dalam negeri.
"Angka ini cukup besar untuk menahan ekonomi kita drop secara hebat," kata Menko Luhut.
Sebelumnya, Presiden Jokowi telah meminta para menteri Kabinet Indonesia Maju tidak melakukan perjalanan dinas keluar negeri. Larangan ini dikeluarkan akibat meluasnya penyebaran virus corona di Tanah Air.
"Kita sepakat karena dunia juga membatasi," kata Menko Luhut.
Dana perjalanan dinas baik luar maupun dalam negeri Kementerian dan Lembaga dialihkan untuk membantu masyarakat. Diperkirakan dana Rp40 triliun akan dikucurkan untuk masyarakat dengan kategori kekurangan atau masyarakat tidak mampu.
"Dana ini dialihkan untuk membantu rakyat kategori kurang agar ekonomi tetap jalan," kata Menko Luhut mengakhiri.
Saat Cicilan Lebih Menakutkan dari Virus Corona
Seorang pengemudi ojek online, Agus (35) terus bekerja mencari nafkah sekalipun telah ada imbauan dari Presiden Joko Widodo untuk menetap di rumah untuk mencegah penyebaran Virus Corona atau Covid-19. Sayangnya keinginan bertahan di rumah tak bisa dilakukannya.
"Saya sih maunya libur kak. Enggak kerja dulu sementara, cuma cicilan saya gimana?" kata, Rabu (18/3).
Ayah satu orang anak itu mengatakan, diri tidak khawatir untuk biaya makan selama dua minggu ke depan. Dia dapat menggunakan tabungannya untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Akan tetapi tabungan itu tidak cukup untuk membayar kontrakan rumah dan cicilan sepeda motornya.
Setiap bulan, ia harus menyisihkan sedikitnya Rp2.000.000 untuk membayar cicilan dan uang sewa rumah.
"Apa pemerintah mau menanggung cicilan saya?" tanyanya sembari berkelakar.
Setiap pagi, Agus berangkat dari kontrakannya di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Tujuannya mangkal di Stasiun Palmerah. Penumpang ramai yang turun di Stasiun Palmerah dan menggunakan jasanya ke tempat kerja.
Dia mengaku sempat khawatir karena dirinya masih mengojek seperti biasa di tengah penyebaran Virus Corona yang merata di Jakarta. Ia juga khawatir penumpang yang diantarkannya mentransmisikan virus pada dirinya.
"Cuma mau bagaimana lagi, tidak ada pilihan meski sekarang ngojek juga sepi," ujarnya seperti dilansir dari Antara.
Agus tak sendiri, masih banyak warga lainnya yang masih beraktivitas seperti biasa meskipun Presiden Jokowi sudah memberikan arahan agar belajar, bekerja dan beribadah dari rumah.
Kondisi dilema seperti itu juga dialami Pupun (30), karyawan swasta. Dia mengaku harus tetap bekerja meski pemerintah menganjurkan untuk bekerja dari rumah.
"Banyak cicilan, lebih seram dari Corona," katanya sembari bercanda.
Dia mengaku, lebih seram jika didatangi debt collector. Mengingat cicilan yang harus dibayarnya setiap bulan itu, mau tak mau membuatnya harus tetap bekerja.
Ada dua cicilan yang harus dibayarnya setiap bulan yakni kartu kredit dan mobil. Setidaknya, ia harus menyisihkan Rp4.000.000 setiap bulannya.
"Lagi pula, kantor belum ada ketentuan bekerja dari rumah," ujar Pupun yang membekali dirinya dengan masker dan cairan pencuci tangan antiseptik setiap keluar rumah itu.
(mdk/bim)