Pengusaha kaya Kazakshtan ini punya kolam renang berisi uang
Atas tindakannya ini, berulang kali Chodiev harus mendapatkan ancaman pemerasan dan pembunuhan.
Patokh Chodiev, taipan pertambangan Kazakhastan, menjadikan kolam renang sebagai tempat menyimpan uang kekayaannya. Atas tindakannya ini, berulang kali Chodiev harus mendapatkan ancaman pemerasan dan pembunuhan dari penjahat yang ingin mengambil uangnya.
Dia bercerita, pada 1991, dia dan rekan-rekannya kesulitan menemukan bank untuk menyimpan dana mereka. Belum kondusifnya perekonomian usai perpecahan Uni Soviet menjadi alasan perbankan menolak menyimpan dana dalam jumlah besar.
"Kami tidak dapat menemukan tempat yang lebih baik daripada kolam renang kosong," ujar Chodiev di kediamannya di kaki bukit Almaty, seperti dilansir dari Bloomberg Business, Minggu (13/8).
Kini Chodiev dan rekan-rekan berhasil menjadi pengusaha yang memiliki kekayaan, pada Februari lalu, sekitar USD 2 miliar menurut Billionaires Index Bloomberg. Kekayaan tersebut berawal, di mana pada 1994, dia memulai perusahaan yang mengelola sumber daya aluminium, krom, dan bijih besi negara Kazakhstan.
Pada 2007, Chodiev memutuskan melantai di bursa saham London demi mendapat dana untuk ekspansi perusahaannya. Dana tersebut digunakannya untuk mengelola tambang bijih besi, tembaga, dan kobalt di Afrika pada 2008 sampai 2010.
Kini, seiring dengan gejolak ekonomi yang menyebabkan jatuhnya harga komoditas, turut memukul usaha Chodiev. Permasalahan yang dihadapi pengusaha ini tak hanya itu. Dia juga tengah berusaha menyelamatkan perusahaannya, Eurasia Resources Group, di tengah penyelidikan oleh otoritas bursa saham London atas tuduhan penipuan.
Dibebani dengan utang sekitar USD 7 miliar, Eurasia harus jatuh bangun dalam mencari pembiayaan guna dapat terus beroperasi. Ditempa oleh pengalaman sulitnya berbisnis saat keruntuhan Uni Soviet menjadikan Chodiev terbiasa dengan tantangan ini.
Perusahaannya saat ini mendapat penawaran pinjaman utang dari pihak China sebesar USD 2 miliar. Pihak China juga menyetujui menambah pinjaman sebesar USD 700 juta untuk menjalankan proyek Eurasia di Kongo.