Pengusaha mengaku belum rasakan manfaat reshuffle kabinet Jokowi
"Tim ekonomi teknis tidak diganti, malah justru menteri perekonomiannya. Ini menjadi jauh panggang dari api."
Ketua Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia Ismed Hasan Putro mengatakan, reshuffle kabinet yang baru saja dilakukan pemerintah Jokowi-JK, sama sekali tak memenuhi harapan dari kalangan pengusaha dan para pelaku pasar.
Sebab, tim teknis pada bidang ekonomi sama sekali tidak dirombak, tapi justru hanya menteri perekonomian saja yang diganti sehingga dampak reshuffle-nya sama sekali nihil.
"Tim ekonomi teknis tidak diganti, malah justru menteri perekonomiannya. Ini menjadi jauh panggang dari api. Ini hanya menambah deretan panjang untuk ketidakpastian," ujar Ismed di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (22/8).
Ismed mengatakan, hal itu jelas terlihat sebagai kesalahan pergantian di sektor ekonomi, karena setelah pergantian kabinetnya pun, nilai tukar mata uang Rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih saja terpuruk.
Ismed juga mengatakan, jika kondisi tersebut masih ditambah lagi dengan sentimen negatif akibat devaluasi Yuan oleh pemerintah Tiongkok, yang semakin memperburuk iklim perekonomian dalam negeri Indonesia. Sehingga, harapan pasar pada pemerintahan Jokowi-JK pun menjadi tidak kondusif, dan malah memunculkan ketidakpastian di pasar.
"Bukan hanya kepada nilai tukar rupiah, menteri ekonomi diganti pun tidak berdampak apa-apa. Sementara Yuan juga bergejolak," ujar Ismed.
"Karena dianggap tak merepresentasikan, maka realita pasar saat ini, yang pasti tidak bisa dijelaskan dari pemerintahan kabinet Jokowi-JK," pungkasnya.
Ismed mengatakan, salah satu penyebab lesunya perekonomian Indonesia, adalah perdebatan tidak produkif yang terjadi dalam kabinet kerja Jokowi-JK. Dirinya menyebut, hal itu mengakibatkan ketidakpercayaan pasar terhadap kondisi pemerintahan yang ada saat ini.
"Muncul perdebatan yang tidak produktif antarkabinet, yang menimbulkan kerisauan pasar dengan kebinet yang ada. Karena itu ada efek turunnya kepercayaan pasar pada pemerintah," ujar Ismed di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (22/8).
Padahal, lanjut Ismed, dengan ada pergantian kabinet yang dilakukan Presiden pada awal Agustus lalu, sebenarnya ada harapan dari para pengusahan dan pelaku pasar, dimana jajaran kabinet yang baru akan mampu mengubah kondisi kepercayaan pasar pada pemerintahan.
Hal berarti pasar masih memerlukan waktu yang panjang untuk perbaikan kondisi ekonomi. Sebab, apa yang dilakukan Presiden hanya akan menambah waktu yang panjang, agar para pengusaha kembali percaya terhadap pemerintahan yang ada.
"Tapi ternyata jauh dari hook perkiraan pengusaha. Mengapa, karena justru yang tampak dipermukaan media, malah tidak direspon untuk diganti oleh Pak Presiden, tapi malah Menko-nya. Ini yang namanya jauh panggang dari api," ujar Ismed.
"Sedangkan, pasar membutuhkan pergerakan yang cepat karena uang itu kan harus terus bersirkulasi," pungkasnya.